Take 12 - Hadiah

1.6K 148 21
                                    



Hari ini Mark pergi ke penjara tempat Park Daegun harus mendapat ganjaran atas semua yang telah diperbuat ke adek bungsunya, Mark kira dengan Daegun di penjara seumur hidup akan membuat dirinya jera dan tidak akan berani menyentuh keluarganya kembali. Namun sepertinya Mark sedikit lengah kali ini, bagaimana kurang ajarnya si brengsek itu mengirimkan surat dan menuliskan keberaniannya menyiksa Dongkyu dengan sangat keji. Tentu itu menjadikan emosi Mark sangat menggebu dan jika dirinya bisa, mungkin ia akan membuat Park Daegun merasakan bagaimana mati dengan cara perlahan dan mengenaskan.

Sekarang dirinya sudah berada di tempat napi dan pengunjung, tidak ada sekat disana dan tentu saja Mark sudah bersiap akan melakukan apapun jika si brengsek itu berani mengeluarkan sepatah kata yang mengusik kewarasannya.

Ceklek..

Pintu terbuka dengan seorang polisi penjaga dan tentunya Daegun yang diantarkan di depan dirinya dengan tangan di borgol. Mark benar- benar menatapnya dengan sangat datar dan menyimpan segala emosi yang ada.

"Begitu beraninya kau mengirimkan surat ini kepada kami dan dengan percaya dirinya kau menceritakan semua yang kau lakukan kepada Dongkyu dalam surat ini" ucap Mark dengan memberi penekanan di setiap kalimat yang keluar dan menyerahkan surat yang dikirimnya.

"Kau siapa?" Tanya Daegun dengan santainya.

"Putra pertama Jung Jaehyun dan Jung Taeyong jika kau lupa"

"Ah, laki-laki yang menyibukkan dirinya mengangkat telfon disaat adeknya berbicara dengan ku?" Jawabnya dengan sedikit menahan tawanya namun tiba-tiba saja menampakkan wajah sendunya.

"Maafkan aku, sepertinya aku kehilangan akal ku karena terlalu lama disini. Aku sangat sadar seberapa kali aku meminta maaf pada keluarga mu, dosa ku tidak akan menghilang" lanjutnya.

"Aku tak tahu, ternyata pembunuh brengsek sepertimu masih mempunyai keberanian untuk mengirimkan surat kepada keluargaku, terutama kau sematkan nama Bubu ku di pena mu itu" ucap Mark dengan memberi tatapan tajam.

"Aku berkata seperti itu bukan karena aku ingin dibebaskan dari sini, aku begitu nyaman disini bahkan tanpa harus mengeluarkan sedikitpun uang untuk bertahan hidup disini dan aku menyesali semuanya"

"Omong kosong! Tutup mulut mu brengsek! AKU AKAN MEMBUNUHMU JIKA KAU BERANI LAGI MENGELUARKAN SUARAMU ITU!" Mark sudah tidak bisa menahan emosinya, setiap perkataan yang keluar dari mulut Daegun begitu ingin membuatnya untuk membunuhnya sekarang juga.

"Kau tidak bisa melakukan itu" jawabnya dengan santai.

"APA MAKSUDMU! AKU BAHKAN BISA DENGAN SEGERA MUNGKIN MENANCAPKAN PISAU UNTUK MEROBEK MULUT MU ITU!"

"Kau dokter, dengan semua sumpah mu yang tersemat. Tidak ada dokter yang akan membunuh seseorang, melainkan dalam sumpah itu kau berjanji akan menyelamatkan orang yang akan mati sekalipun. Ah, tapi aku mengingat sesuatu..."

"Bahkan Bubumu dengan jas kebesaran kedokterannya itu kurasa tidak akan mampu menyelamatkan putranya yang sudah sekarat itu di saat hari terakhir aku melihatnya"
lanjutnya dengan wajah yang sangat datar.

"KUBILANG UNTUK MENUTUP MULUTMU BRENGSEK!!" teriak Mark dengan bangkit dari tempat duduknya dan memukul Daegun secara brutal.

"KAU MEMANG BRENGSEK PARK DAEGUN, AKU BERJANJI AKAN MEMBUAT MU SENGSARA DAN KAU AKAN MATI DI TANGAN KU" Mark menjeda pukulannya dan di tatapnya dengan tajam dan memberitahunya bahwa semua ucapannya hari ini akan benar-benar membuat orang didepannya ini tidak bisa berkutik sekalipun dan membayar semua yang telah dilakukannya.

"Kau tidak perlu sedih, kau akan mendapatkan sebuah hadiah dariku" ucap Daegun dengan membisikkan tepat di telingan Mark.

Hal itu membuat Mark semakin memukulinya hingga Daegun tidak sadar dan akhirnya semua petugas disana melerainya. Mark sangat frustasi bahkan tidak bisa berpikir secara sehat bahwa dia benar-benar harus membunuhnya jika saja tidak ada yang memegangnya untuk menjauhkan dirinya dengan brengsek itu.

Four Seasons - jung family ft beomgyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang