Chapter 5

20 2 0
                                    

Raka menepikan mobilnya tepat di depan rumah Riani. Gerbangnya tak tertutup dan sebuah mobil terparkir di depan garasi. Menandakan bahwa Vico berada di rumah. Raka memantapkan langkahnya untuk masuk.

Suasana rumah Riani terlihat tenang. Halaman depannya ditanami tanaman rambat yang memberikan kesan segar. Di samping kolam ikan berukuran kecil ada sebuah ayunan. Ada seekor kucing sedang tidur meringkuk di atasnya.

Raka berjalan menuju teras rumah dan membunyikan bel di samping pintu.

"Ya sebentar." Jawab Vico dari dalam rumah. Pintu terbuka perlahan bersamaan dengan seseorang yang muncul di baliknya.

"Raka?" Vico tersenyum menyambut tamu yang datang siang ini.

"Selamat siang, Bang." Raka bersalaman dengan Vico.

"Masuk, masuk." Untuk pertama kalinya Raka menginjakkan kaki di dalam rumah Riani. Ruang tamu itu begitu lenggang. Tak banyak pajangan ataupun foto yang menghiasi dinding-dindingnya.

"Siapa, Mas?" Seorang perempuan yang sudah Raka kenali itu muncul bergabung ke ruang tamu.

"Oh, Raka, cari Riani ya, yaa Riani-nya lagi nggak di rumah, dia lagi main sama teman-temannya."

"Iya, baru aja berangkat, tapi kalo penting, biar Abang telponin, mungkin masih di rumah Ana."

"Tidak, Bang, saya ada perlu sama Abang."

Vico dan Ivana sedikit terkejut mendengar pernyataan Raka yang tak terduga. Keduanya saling memandang sejenak, lalu kembali menatap Raka.

"Sama Abang?"
"Iya." Jawab Raka terus terang.
"Duduk dulu kalian berdua, biar ku siapin minum." Ivana kembali menuju dapur. Sedangkan, Raka dan Vico sekarang duduk berhadapan di ruang tamu.

"Untung aja Abang udah pulang, Rak." Ujar Vico mencairkan suasana diiringi tawa kecilnya.
"Abang baru pulang kerja ya?"
"Iya, tadi setengah dua belasan."
"Oh, saya minta maaf ya, Bang, kalau ganggu waktu istirahat Abang."
"Halah enggak, tadi juga mau pergi lagi, jemput anak Abang di tempat lesnya, eh dia diaterin sama ayah temennya. Ya sudah."

Raka merasa lega mendengarnya, walaupun tidak mengurangi kegugupannya.

"Apa hanya Abang dan istri Abang yang ada di rumah?"

"Ya, yang tinggal disini hanya Abang, istri Abang namanya Ivana, anak Abang namanya Ayaka, sama Riani, sekarang."

"Sekarang?" Gumam Raka pelan. Pernyataan Vico terdengar aneh untuknya.

"Riani sepertinya nggak bohong, kalau dia memang nggak dekat sama Raka." Batin Vico, ia masih bisa mendengar gumaman Raka yang ragu-ragu untuk bertanya.

"Ibu baru saja meninggal tiga setengah tahun yang lalu. Jadi ya, tinggal kita berempat." Tambah Vico.

Raka benar-benar terkejut mendengarnya, ia sama sekali tak tahu tentang ini. Sejak saat itu, ia kesulitan untuk tahu kabar-kabar dari luar.

"S-saya minta maaf, Bang." Raka dipenuhi rasa bersalah.
"Tidak apa, santai saja, namanya juga nggak tahu."

Ivana kembali dengan membawa dua cangkir teh.

"Terima kasih, Kak."

Ivana mengangguk, dan berbalik pergi, meninggalkan keduanya lagi.

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?"

***

Widya adalah orang yang selalu update tentang tempat nongkrong baru di Jakarta. Salah satunya adalah tempat dirinya dan ketiga sahabatnya duduk sekarang. Kafe yang mengusung tema greenery yang dipadupadankan dengan nuansa vintage memberikan kesan segar dan hangat. Kafe itu baru-baru ini dibuka dan sudah marak diperbincangkan di internet. Tentu saja Widya tidak akan ketinggalan khususnya dengan tempat-tempat yang instagrammable.

White TulipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang