Chapter 18

18 2 0
                                    

Seorang laki-laki bersetelan kasual dengan apron yang mengalung di leher melirik jam tangan di tangannya. Separuh wajahnya tertutup masker, tetapi bisa dilihat dari matanya ia sedang tersenyum. Ia mengambil beberapa bunga tulip putih yang sudah ia siapkan sebelumnya. Kemudian, berjalan menuju meja di ujung dekat jendela. Ia mengambil bunga tulip sejenis yang mulai layu di vas dan menggantinya dengan tulip yang lebih segar. Lalu, meletakkan kembali vas tersebut di sisi jendela.

Lonceng kafe itu berbunyi, tanda seorang pelanggan masuk.

"Irasshaimase." (Selamat datang.) Ucap lelaki itu.

"Oh, anata—" (Oh, kamu—) Ucap pelanggan itu. 

Laki-laki itu terdiam menatap perempuan di depannya. 

"Sono hito anata desu yo ne. Watashi ni tasukete kureta no hito." (Kamu orang itu, kan. Orang yang menolongku.)

Ucap perempuan di hadapannya sembari mengumbar senyum manis. Riani. Itu adalah Riani yang bertemu kembali dengan laki-laki yang menolongnya malam itu lima bulan yang lalu.

"Sono toki wa arigatou gozaimashita." (Terima kasih banyak untuk waktu itu.)

Dari sorot matanya laki-laki itu sedang tersenyum dibalik maskernya.

"Doumo." (Sama-sama) Jawabnya.

"Oboetemasu ka? Yokatta. Eto, koko ni hataraitemasu ka? Nando mo kite imasu ga, anata wo miru no wa hajimete desu."
(Apa kamu ingat? Syukurlah. Um, kamu bekerja disini? Aku sering datang ke sini, tapi ini pertama kali aku melihatmu.)

"kyou koko de hataraki hajimeta bakari da." (Aku baru bekerja disini hari ini.) Jelasnya.

"Aaa, sou desu ka. Watashi wa Riani desu. Anata wa?" (Oh, begitu. Aku Riani. Kamu?)

Masih dengan senyum yang terluas Riani menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

Laki-laki itu terlihat terdiam sejenak, lalu buru-buru menyambut uluran tangan Riani.

"Haru."

"Haru? Kirei namae. Haru mitai. Yoroshiku." (Haru? Nama yang cantik. Seperti musim semi. Salam kenal.)

"Jaa, Haru-san kara chuumon dekimasu ka?" (Jaa, bisakah aku memesan dari Haru-san?)

"Ee, mochiron." (Ya, tentu.)

Laki-laki itu berjalan menuju pantri dan berdiri di depan komputer kasir.

"Hooto choko, hitotsu. Onegaishimasu." (Tolong Hot Choco-nya satu.)

"Hai." (Ya.)

Setelah membayar Riani berniat menunggu pesanannya seperti biasa sebelum menuju meja. Tetapi, laki-laki itu meminta Riani untuk duduk dan ia akan mengantarkan pesanannya.

Riani menurutinya dan menuju meja di pojok dekat jendela. Ia meletakkan paper bag di atas meja dan mencium harum bunga tulip putih yang terletak tepat di sebelahnya.

"Bossu" (Bos—)

Panggil anak laki-laki seusia remaja yang baru saja keluar dari ruangan staf dengan terburu-buru memakai apron.

"Ii yo. Watashi ni sasete." (Nggak papa. Biarkan aku saja.)
Ucap laki-laki itu kepada anak laki-laki yang yang memanggilnya bos tadi.

White TulipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang