11

15.1K 1.2K 37
                                    

- Bully -

- Chapter 11 -

- Written By HwangFitri127 -

- 🧸🧸🧸 -

17:45 -

"Woi! Kalian ngapain?!" teriak Donghyuck.

"Harusnya gue yang nanya. Bocah jelek kayak lo ngapain di sini? Pake segala teriak sama kita. Mau mati lo?!" tanya salah satu diantara 3 pria yang tadinya Donghyuck teriaki.

"Dasar banci! Lo kenapa berani sama nenek tua kayak gitu?!" teriak Donghyuck.

Donghyuck jalan ke arah tiga cowok yang make jaket dengan tulisan Xaxxez.

"Jangan main kayak banci dong," ledek Donghyuck.

"Orang tua kayak mereka bukan tandingan anak muda kayak kalian! Harusnya kalian bertiga lawan yang sepantaran sama kalian."

"Contohnya kayak bocah gendut dan culun kayak lo?"

"Jangan cuma lihat gue dari penampilan doang. Sini adu mekanik bareng gue."

"Ck! Lo baru sekali sentil langsung K.O. Enggak usah banyak bacot buat ngalahin kita bertiga."

Donghyuck tersenyum menyeringai sewaktu dengar ucapan salah satu anggota Xaxxez itu.

Donghyuck dengan santai berjalan ke arah mereka bertiga dan tanpa rasa bersalah dia meludah tepat di atas sepatu mereka bertiga.

"Ups ... Kenapa kotoran gue malah nemplok di atas sepatu kalian?" tanya Donghyuck dengan nada suara dibuat sedih dan ekspresi wajah yang dibuat-buat kaget.

"Ah ... Enggak apa-apa kalau ludah gue di atas sepatu kalian bertiga. Kan, kalian sepantaran sama ludah gue. Ya, walaupun air liur gue masih punya derajat yang lebih tinggi daripada banci kayak kalian," lanjut Donghyuck sambil terkekeh geli tetapi matanya masih menatap tajam ketiga pria yang ada di hadapannya.

"BANGSAT!"

Donghyuck tersenyum lebar karena ketiga pria itu sudah tersulut emosi dan dengan segera ingin meninju Donghyuck. Tapi, Donghyuck bukan sembarang orang yang tidak bisa membaca gerakan lawan yang ada di hadapannya.

Dengan santai dan dengan tenang Donghyuck membalas semua pukulan pukulan dari lawannya.

"Ck! Kalian kenapa lama banget buat kasih pelajaran sama gue, sih? Ngantuk, kan?" ucap Donghyuck dengan malas sambil ngerucutin bibirnya.

Donghyuck memicingkan matanya karena dua diantara pria tadi tiba-tiba berhenti menyerang dan mengambil sesuatu dari balik jaketnya.

Donghyuck mendengkus kesal saat melihat kalau kedua pria itu malah mengeluarkan clurit dan juga pisau lipat dari balik jaket kulitnya.

"Segitu hebatnya gue sampai kalian harus ngeluarin benda tajam? Bukannya kalian sendiri yang bilang kalau bocah kayak gue itu bukan lawan kalian? Ah ... Maksud lo, gue lebih hebat dibandingkan kalian bertiga, kan?" tanya Donghyuck merendahkan.

Ketiga pria itu meludah sembarang arah, lalu menyerang Donghyuck bertubi-tubi.

Sret!

Pisau lipat itu berhasil gores pipi Donghyuck, ngebuat cowok itu langsung mendesis marah.

"Lo berani banget lukain wajah gue! Anjing lo!" teriak Donghyuck emosi.

Donghyuck dengan cepat nyelesaiin pertengkaran itu dengan cara membabi buta lawannya, paling parah si cowok yang tadinya gores pipi Donghyuck.

Sebenarnya banyak pejalan kaki dan pengendara singgah buat lerain mereka. Tapi, karena tadi dua anak Xaxxez keluarin senjata tajam, akhirnya buat mereka ngurungin niat mereka buat melerai. Tapi, tenang aja karena mereka udah telepon polisi.

Donghyuck meludah tepat di wajah ketiga cowok itu setelah berhasil buat tiga cowok itu tumbang.

"Kalau gue lihat kalian kayak gini lagi. Gue gak segan-segan buat habisin kalian bertiga!" ancam Donghyuck yang pastinya bukan sekedar ancaman doang.

Donghyuck jalan ke arah nenek tua yang tadi dipalak dan di-bully sama tiga anak cowok tadi.

"Nenek gak apa-apa?" tanya Donghyuck.

"Enggak, Cu. Makasih udah nolongin nenek," ucap nenek tua itu.

Donghyuck tersenyum, lalu ngeluarin beberapa gepok uang buat nenek tua tadi.

"Ini ada sedikit rezeki buat nenek. Tolong dipergunakan dengan baik," ucap Donghyuck.

"Tapi-"

"Gak! Saya tahu kalau nenek bukan cuma dipalak doang sama mereka. Nenek pasti tunawisma, kan? Nenek tenang aja, nanti saya bakalan cari rumah yang layak buat nenek," potong Donghyuck.

"Ada baiknya nenek ikut saya ke rumah saya dulu. Takutnya, kejadian tadi terulang lagi," pinta Donghyuck.

Nenek tua itu menolak, tetapi Donghyuck bersikap keras agar sang nenek ikut dengannya. Dan akhirnya sang nenek ikut dengan Donghyuck.

Sebelum menaiki sepedanya, Donghyuck menyempatkan diri buat natap anak Xaxxez itu.

"Lo gak seharusnya kayak gini, Hyunjin, Lee Know, dan Felix," ucap Donghyuck datar.

Ketiga anak Xaxxez yang namanya baru aja disebut Donghyuck langsung kaget.

Masalahnya, mereka baru di JKT sekitar 3 harian. Tapi, kenapa ada yang kenal sama mereka.

"Lo siapa?" tanya Hyunjin.

Donghyuck tersenyum tipis, lalu berjongkok di depan anak Xaxxez.

Donghyuck memiringkan kepalanya, lalu dia buka 2 kancing baju sekolah teratasnya.

Donghyuck nurunin kerah bajunya dan memperlihatkan pundaknya.

Hyunjin, Felix dan Lee Know kaget saat lihat tato yang gak asing buat mereka. Ah ... Lebih tepatnya, buat anak Xaxxez.

"Lo udah tahu, kan?" ucap Donghyuck santai.

Donghyuck narik pergelangan tangan Hyunjin, lalu ngambil pisau lipat Hyunjin.

"Gue titip salam sama Bang Chan, ya?" pinta Donghyuck sambil masang ekspresi sedih.

Donghyuck gambar sesuatu di telapak tangan Hyunjin, yang gambarnya yang tak lain adalah tato yang ada di pundaknya.

Hyunjin meringis kesakitan, sedangkan kedua temannya cuma diam mematung.

Donghyuck tersenyum lebar, habis itu dia berdiri dan kembali ngayuh sepedanya dengan posisi nenek tunawisma tadi duduk di belakang nya.

"Kenapa bisa anak Lo-"

"Gak usah pikirin! Bantuin gue! Ini sakit!" potong Hyunjin sambil natap telapak tangan nya.

Felix bantuin Hyunjin secara tertatih-tatih, sedangkan Lee Know masih diam di tempatnya natap arah di mana Donghyuck pergi sampai menghilang.

"Ini bukan masalah sepele kalau mereka juga ada di Jakarta. Kita bisa terancam kalau kehadiran mereka ada di Jakarta. Apalagi kalau misalnya kita bertemu sama mereka," jelas Lee Know.

"Apalagi kalau tim inti mereka tahu kalau kita ada di sini. Bisa mati kita!" lanjut Lee Know.

"Ck! Nggak usah pikirin itu dulu! Mending kita balik ke basecamp!" seru Felix.

Lee Know menghembuskan nafas panjang dan mengikuti Felix serta Hyunjin dari belakang.

Dari kejauhan sana, seseorang sedari tadi memperhatikan perkelahian Donghyuck dan tiga anggota Xaxxez itu.

Orang itu tak menyangka dengan kemampuan Donghyuck yang bisa mengalahkan tiga pria nakal dengan tangan kosong.

Pria itu sempat melihat tato di pundak Donghyuck, tetapi dia tak tahu itu gambar apa karena penglihatannya tak terlalu jelas.

"Gue harus bilang sama anak Carlos tentang masalah ini. Ada geng baru selain Carlos di area Jakarta? Xaxxez? Siapa mereka?" gumam nya.

Pria tadi buru-buru menaiki motor sport nya, habis itu dia balap motornya.

- 🧸🧸🧸 -

Bully | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang