25

13.9K 1.1K 24
                                    

22:12 -

Mark berdiri di depan sebuah bangunan tua, lalu dia kembali menatap layar ponselnya dengan kening yang mengerut heran.

"Apa ini benar lokasinya?" gumam Mark.

Mark kembali mengecek lokasi yang dikirimkan oleh Chenle untuknya dan tempat yang sekarang dia kunjungi.

"Benar," gumam Mark.

Mark akhirnya berjalan masuk ke dalam bangunan tua yang pastinya sudah bertahun-tahun tidak digunakan itu.

Mark dari awal memang sudah curiga kalau tempat pertemuan yang direkomendasikan oleh Chenle pasti aneh-aneh dan benar tebakannya.

Saat Mark baru membuka pintu bangunan tua itu, kedua bola matanya langsung membulat lebar saat dia melihat Haechan tengah tergantung dengan posisi kedua pergelangan tangannya yang terikat tali.

"Haechan!"

Haechan perlahan membuka matanya Karena memang tadi dia memejamkan mata untuk menahan sakit pada pergelangan tangannya.

Kedua mata Haechan membulat saat melihat kehadiran Mark.

Haechan menggeleng dengan begitu cepat sambil terus berteriak di balik lakban yang menutup mulutnya.

"Jangan ke sini!"

Itu adalah teriakan peringatan dari Haechan, tetapi Mark tidak paham karena mulut Haechan yang dilakban.

Saat Mark hendak membantu Haechan agar turun, tiba-tiba saja sebuah pisau lipat melayang dan berhasil menggores ujung pipi kanan Mark.

Mark kaget dan memegang pipinya yang mengeluarkan darah segar.

Haechan kaget, lalu menatap titik utama pisau lipat itu start.

"Gue gak akan ngelepasin Abang gue gitu aja sama lo setelah apa yang lo lakuin sama Abang gue!" seru Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak akan ngelepasin Abang gue gitu aja sama lo setelah apa yang lo lakuin sama Abang gue!" seru Chenle.

Mark menatap Chenle.

"Lo gilak?! Dia Abang lo sendiri, Anjing!" marah Mark.

"Lo kalau mau balas dendam sama gue, balas dendam aja! Gak usah ngelibatin Donghyuck!" lanjutnya.

"Gue tahu, lo gak akan datang kalau gue gak jadiin Bang Haechan sebagai umpan! Lo itu pengecut!" bentak Chenle.

Chenle mengeluarkan knuckle dari saku jaketnya.

"Kalahin gue, baru gue mau nyerahin Abang gue!" seru Chenle.

"Gak! Lo gilak!" tolak Mark dan memilih untuk menolong Haechan.

Sebelum Mark sempat menyentuh Haechan, Chenle lebih dulu menerjang badan Mark dan menghajar Mark dengan kuat tanpa ampun.

Haechan menangis, Chenle benar-benar bringas menghajar Mark dengan menggunakan knuckle itu.

Mark berusaha lepas dan berhasil setelah dia menendang perut Chenle sampai pria itu terpental jauh.

Mark menarik napas dalam-dalam sambil meringis pelan merasakan sakit pada perut dan juga luka pada wajahnya.

Chenle tertawa, lalu memberikan gestur seakan-akan menantang Mark dengan remeh.

Mark mengepalkan kedua tangannya, lalu dia berjalan mendekati Chenle.

"Setelah gue berhasil ngalahin jiwa psikopat kayak lo! Lo gak usah balik lagi di badan Chenle!" bentak Mark.

Chenle tersenyum meledek.

Pertengkaran antara Mark dan Chenle berhasil membuat Haechan menangis dan memberontak agar dia bisa bebas dari ikatan pada pergelangan tangannya.

Dari sini Haechan bisa menyimpulkan kalau Mark kalah telak dari Chenle, mengingat kalau Chenle menggunakan senjata pada tangan kanannya.

Haechan menangis, lalu berusaha semaksimal mungkin berteriak agar Mark dan Chenle menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, nihil, teriakannya tak dipedulikan.

Haechan tak mau bila dua orang tersayangnya terluka. Dia benar-benar tak ingin hal itu terjadi.

"Arggg!" Mark berteriak keras karena Chenle yang tiba-tiba mengambil tongkat bisbol dan memukul bagian belakang lututnya dengan keras.

Chenle tertawa.

"Gue gak mau Abang gue sama orang lemah dan pecundang kayak lo!" bentak Chenle.

Mark memejamkan matanya menahan sakit, lalu matanya beralih untuk menatap sebuah pisau lipat yang tak sengaja jatuh dari saku celana Haechan.

Haechan kaget dan matanya menatap Chenle dan Mark secara bergantian.

Haechan yakin kalau pisau lipat itu bukan jalan terbaik untuk pertengkaran Mark dan Chenle.

Saat Mark berlari sekuat tenaga untuk mengambil pisau lipat itu, Chenle juga berlari dengan maksud ingin mengambil pisau lipat itu.

Jleb!

Haechan menangis meraung-raung setelah dia melihat bagaimana Mark menusuk perut Chenle dengan menggunakan pisau lipatnya dan bagaimana Chenle menusuk dada Mark dengan menggunakan pisau lipatnya juga.

Haechan menangis keras dan berusaha untuk lepas, tetapi sialnya itu tak bisa.

Bugh!

Detik berikutnya, Mark dan Chenle tergeletak di atas lantai dengan pisau lipat yang tertancap di tubuh mereka masing-masing.

"Sorry ... Gue gak bisa selamatin lo."

"Gue berhasil buat Mark ngerasain sakit lo, Bang."

Itu adalah kalimat yang bisa Haechan tangkap dari gerakan bibir Mark dan Chenle sebelum kedua pria itu benar-benar tak sadarkan diri.

Brak!

Pintu bangunan tua itu berhasil didobrak oleh seseorang.

"NA! BURUAN!" teriak Soobin keras. Dia yang mendobrak pintu itu.

Jaemin berlari cepat menghampiri Mark dan Chenle.

"Bantuin mereka! Langsung bawa ke rumah sakit!" perintah Yedam setelah dia mengecek denyut nadi Chenle dan Mark.

Soobin mengangguk, lalu dia mengangkat Mark ala bridal, sedangkan Yedam mengangkat Chenle ala bridal juga.

Jaemin dengan segera melepaskan Haechan, lalu memeluk tubuh Haechan karena Haechan yang hampir terjatuh karena dia tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.

"Sial! Trauma nya kambuh lagi!" umpat Jaemin setelah melihat wajah Haechan yang memucat dan tubuhnya yang begitu dingin.

- 🧸🧸🧸 -

Bully | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang