Waktu berjalan dengan cepat dan bahkan Chenle benar-benar sembuh dari DID nya.
Berbeda dengan Haechan yang penyakitnya masih tak sembuh, sedangkan Mark masih tak sadar sama sekali.
Seperti biasanya, kedua orang tua Mark selalu mengunjungi Mark di rumah sakit dan begitu dengan orang tua Haechan.
Kini, orang tua Mark berada di ruangan Haechan yang benar-benar sangat gelap walaupun ini sudah memasuki jam dua belas siang.
Ruangan Haechan sangat tertutup dan hanya ada ruangan pengap dan gelap di sana.
Orang tua Haechan tak menyangka kalau ada orang yang menyukai ruangan pengap dan gelap seperti ini.
Awalnya, tak ada yang terima dengan keputusan Haechan yang ingin menutup seluruh pintu maupun jendela ruangannya. Tetapi, mereka pada akhirnya menyerah dengan sikap keras kepala Haechan.
Ngomong-ngomong, Haechan sudah ingin bertemu dengan orang selain kedua orang tuanya dan Jaemin. Sedikit kemajuan walaupun bisa dianggap ini belum ada kemajuan.
"Haechan ... Ayah dan Papa datang lagi. Kamu gak mau keluar dan ketemu sama Mark?" tanya Taeyong sambil menatap lembut siluet di tengah gelap itu.
"..."
Tak ada jawaban, membuat Taeyong menghela napas sedih.
Jaehyun memeluk Taeyong dari samping guna menenangkan sang suami.
"Haechan sayang ... Ayo ketemu Mark, ya? Siapa tahu nanti Mark sadar kalau Haechan ketemu sama Mark," jelas Taeyong lembut.
"..."
Masih tak ada jawaban.
Seperti inilah bila ada orang yang menjenguk Haechan. Mereka seperti berbicara sendiri karena tak pernah direspon oleh Haechan. Kalau pun Haechan merespon, palingan anak itu hanya berdeham sebagai jawaban.
"Haechan ... Papa gak tahu harus berbuat apalagi agar Mark kembali sadar. Tapi, Papa harap agar kamu bisa menjenguk Mark. Siapa tahu Mark bisa kembali sadar saat dia mendengarkan suara kamu..."
"Papa sayang kalian berdua dan musibah yang menimpa kalian berhasil buat Papa terpukul..."
"Papa gak tahu, Mark sadar atau tidak. Tapi, setiap Papa mengucap nama kamu, air mata dari kedua mata Mark yang terpejam tiba-tiba mengalir."
"Papa pusing dan bingung."
"Bukan hanya Papa saja, dokter dan suster bahkan baru kali ini menemukan hal seperti ini."
"Di mana orang kritis dan koma tiba-tiba mengeluarkan air mata saat dia mendengarkan satu nama."
"..."
Taeyong menangis pelan.
"Tolong, Nak. Tolong ketemu sama Mark. Papa berharap besar agar dia sadar dan bisa kembali beraktifitas seperti semula..." lirih Taeyong di akhir.
Jaehyun memeluk Taeyong dengan begitu erat, lalu mencium kening sang suami.
"Sayang ... Kita gak bisa buat memaksa Haechan bertemu dengan Mark."
"Mark juga akan sadar pada waktunya kalau tuhan memberinya kesempatan."
"Kita gak bisa buat ngehalangin rencana Tuhan, Sayang."
"Semakin kita meminta Haechan untuk ini dan itu, bisa buat Haechan pusing dan semakin merasa bersalah."
Jaehyun menjelaskan dengan sangat lembut, tetapi Taeyong semakin menangis.
"Tapi-"
"Sssttt ... Udah, ya? Mending kita jagain Mark. Dia sendiri di ruangan loh," potong Jaehyun karena tak ingin Taeyong berdebat lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully | MarkHyuck
Teen FictionLee Donghyuck a.k.a Lee Haechan, seorang pemuda manis yang harus tersiksa karena kriteria murid di sekolahnya. Siapa yang tak kenal dengan Neo Senior High School? Sekolah terbesar di Jakarta yang berada di bawah naungan perusahaan nomor empat di dun...