S11

1.1K 190 2
                                    










Taehyung mengenakan setelan tebal kali ini, selain untuk mengindari para paparazi saat ini juga masih melingkupi akhir musim gugur, jelas angin dingin pasti sesekali akan bertiup untuknya.

Jaket bulu lumayan besar ia gunakan untuk melindungi tubuhnya dari udara luar yang benar-benar masih dingin itu, itu hampir menenggelamkan dirinya di dalam lipatan kain, sungguh terlihat imut.

Di depan, JungKook rupanya telah menanti di dalam mobilnya, mereka berencana akan pergi menggunakan mobil yang sama saja, jadi ini semacam telah di rencanakan, bukan kebetulan.

Mengenai ajakan nya sebelumnya, Taehyung tidak langsung mengiyakan, dirinya terlebih dahulu berpikir banyak hal dan bahkan pergi menelepon Seokjin terlebih dahulu untuk bertanya sekaligus meminta izin darinya, jadi tanggapan di berikan ketika dia sudah selesai mandi, itu mungkin ada setengah jam setelah pengiriman pesan awal.

Pintu di bukakan oleh pengawal JungKook di sisi samping kiri, Taehyung masuk tanpa pikir panjang dan setelahnya barulah dia melirik JungKook yang juga menatapnya.

Agaknya sepersekian detik berikutnya Taehyung baru sadar bahwa Jeon JungKook tidak berpenampilan seperti dirinya yang penuh perlindungan, bahkan pria itu hanya mengenakan kaos longgar bersama celana blogger besar pula di tubuhnya yang juga sudah sebesar itu.

" Kau...., Apa kau tidak kedinginan? "

JungKook menggeleng, " Tidak, Hyung kau seperti seorang artis besar- ah tidak, kau memang artis besar, dan aku adalah putramu yang nakal! "

" Apa yang kau bicarakan? "

" Lupakan. Hyung, kau tahu jelas kan kenapa aku mengajakmu pergi keluar jam segini? "

Ini sudah hampir menjelang malam, jelas waktu makan malam juga akan segera tiba, dan alasan kenapa dia mau pergi keluar bersama JungKook di bandingkan dengan.......

" Aku tahu..."

JungKook mengangguk, dia melihat ponselnya dan wajah Taehyung sejenak sebelum kembali berbicara untuknya. " Aku ingin membuat konten terkait dengan yang ku sebutkan di isi pesan itu, tapi jika Hyung ingin berbelanja juga tidak apa, aku akan membayarnya untukmu, tapi sebelum itu mari ini pergi makan malam dulu, atau kita berbelanja lalu makan sebelum pulang? Mana bagus? "

Taehyung terdiam untuk sementara waktu, entah mengapa setiap kali dia bersama JungKook, dia pasti akan mendengar rentetan kalimat panjang yang akan Junior nya ini katakan, bahkan senyum kelinci itu tidak pernah tertinggal di belakang, dia selalu tampak ceria, seolah olah memang itulah sifat aslinya tanpa settingan.

" Aku terserah padamu."

" Ok, mari kita makan dulu, aku lumayan sedikit lapar dan ku jamin Hyung pasti juga belum makan apapun dari siang ini."

" Bagaimana kamu tahu aku tidak makan sedari siang? " Taehyung bertanya dengan tawa pelan di bibirnya, meski begitu di hatinya dia harus mengakui bahwa apa yang barusan JungKook katakan adalah benar.

Tapi tanggapan JungKook sebaliknya seperti sulit di tebak, " Aku hanya menebak, karena aku merasa mood Hyung sebelumnya agak buruk."








..............










"..............."

" Apa Hyung tidak menyukainya? Apakah Hyung mau pesan menu yang lain? "

" Tidak, ini saja." Taehyung mulai mengambil sumpitnya dan mengambil sepotong daging doreng saus tomat di sisi kiri, semua menu yang di pesan oleh JungKook adalah kesukaannya, saus tomat tidak terlalu pedas jadi masih bisa di toleransi olehnya, JungKook juga melakukan hal yang sama, mengambil mangkuk nasi dan daging ham yang terlihat lembut itu, memakannya cepat.

Taehyung mengunyah dengan pelan sambil melihat cara makan JungKook yang seperti... Antara kelaparan atau memang seperti itu cara makannya.

" Hehe, Hyung mau? "

" Tidak, kau saja."

JungKook mulanya mencoba menawarkan sayur miliknya pada Taehyung, tapi melihat pemuda itu menolaknya, tidak masalah, JungKook kembali melanjutkan makannya dengan nikmat.

Dia adalah pecinta makanan, tidak ada makanan yang tidak dia sukai kecuali yang asam, mungkin itu sedikit dia hindari, tapi selebihnya aman.

" Melihat porsi makan mu seperti ini sepertinya kau harus memiliki seorang chef yang handal untuk menjadi istrimu agar bisa memasak untukmu setiap hari."

JungKook menyengir lebar dan menelan nasi nya sebelum membalas perkataan Taehyung barusan.

" Aku tidak memiliki persyaratan untuk calon pendamping ku kelak, entah dia bisa memasak atau tidak, aku tidak terlalu mementingkan nya, lagipula aku sudah memiliki chef pribadi yang akan memasakkan ku setiap hari."

" Benarkah? Dia pasti sangat hebat."

" Sangat! Dia- aku memanggilnya Bibi Yun, umurnya sepantaran ibuku, ibuku berkata Bibi Yun merupakan tetangganya dulu dan mereka tumbuh bersama sama hingga saat ini Bibi Yun bekerja untuk kami."

Taehyung terdiam, menurut cerita JungKook barusan sepertinya hubungan keluarga mereka meskipun tertutup tapi terlihat harmonis.

" Lalu, wanita seperti apa yang kau inginkan kelak? "

JungKook maupun Taehyung sama sama telah menyelesaikan makanan di atas meja, menyeka mulut dengan sarbet sebelum pergi minum.

" Aku tidak mengatakan aku akan menikahi seorang wanita, meskipun aku tidak tahu dengan orientasi seksual ku yang sebenarnya, lagipula aku tidak pernah sekalipun berkencan selama ini, siapa yang tahu ke depannya bisa saja aku menikahi seorang pria meskipun cinta pertama ku adalah ibuku sendiri? "

Untuk kali ini Taehyung benar-benar tersenyum manis, tentu saja setiap anak laki-laki terlebih lagi yang memiliki ibu, maka cinta pertamanya adalah ibunya begitupun dengannya...

" Kau tidak pernah berkencan? Aku tidak percaya."

" Aku jujur Hyung, aku tidak pernah. Jangan percaya rumor diluar sana, itu hanya beberapa orang yang ingin membuat nama ku jelek saja, aku tidak tertarik dengan mereka, mereka semua sungguh bedak tengik! "

" Hahahaha..." Taehyung sukses tertawa mendengarnya, mata kelam JungKook menyala ketika melihat pemandangan ini. Kali ini dia memberanikan diri untuk lebih mendekat ke depan yang tua.

" Lalu bagaimana dengan mu Hyung, apakah kau pernah berkencan selain dengan Senior Oh Sehun itu? "

Senyum di bibir Taehyung mulai luntur di gantikan senyum biasa. Dia sedikit menunduk untuk menatap teh es di depannya yang sudah memudar meninggalkan bongkahan es di dalamnya.

" Tidak, hanya dia."

" Ah, kau begitu setia Hyung, tapi apakah kau berniat untuk mencari yang lain seandainya kalian berpisah nantinya? "

Taehyung mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook dengan tenang.
" Siapa yang tahu, mungkin saja, lagipula hidup ini masih panjang untukku, bukan? "

Taehyung sengaja berkata demikian dengan sorot matanya tertuju lurus ke arah belakang pundak Jungkook, disana, tiga meja darinya seorang pria duduk lurus dengan gaya serta tertutup dan juga penyamaran yang baik, tapi Taehyung tidak akan terkecoh, dia jelas tahu siapa itu.

Sosok yang kini juga menatapnya dengan sorot tajam, Taehyung tidak takut, dia entah mengapa merasa aman dan agaknya terlindungi setiap kali ada JungKook disisinya, bukan memanfaatkan tapi itulah kenyataannya.




TBC

S̶C̶A̶N̶D̶A̶L̶S̶ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang