Pukul 15.10 WIB, setelah sholat ashar di ndalem, Asya berniat untuk kembali ke asrama karena harus diniyah sore.
"Umi," panggil Asya.
"Iya, nduk?"
"Asya izin balik ke asrama ya umi?"
"Ke asrama? Mbok disini saja, temani umi."
Asya tersenyum. "Itu, umi. Mau ngaji diniyah dulu."
"Izin sehari tidak bisa to, nduk?"
"Umi, yang ngajar gus galak, takut kalau ada ulangan dadakan trs asya ga ikut."
Tepat setelah mengatakan itu, gus Afzal keluar dari kamarnya. Melihat gus Afzal yang sepertinya sudah akan mengajar, Asya dibuat panik sendiri.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam, mau ngajar to le?" tanya Umi kpada gus Afzal.
"Nggih, Mi."
"Yasudah, hati-hati," pesan Umi, dan gus Afzal mengangguk.
Setelah berpamitan kepada Umi, gus Afzal langsung menuju tempat diniyah. Sedangkan Asya, gadis itu semakin dibuat ketar ketir di tempat.
"Umi, Asya ke asrama ya, umi? Itu gus Afzal udah mau ngajar," pamot Asya lagi.
Umi menganggukkan kepalanya. "Yasudah, hati-hati. Tidak usah terburu-buru."
Asya tersenyum. Lalu mencium punggung tangan umi. "Assalamu'alaikum, umi."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Dengan cepat Asya keluar dari ndalem, lalu berlari menuju asrama Fatimah 2. Sampai diasrama, Ia langsung masuk, tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu.
Sepi. Mungkin sudah ke kelas semua, itu pikirnya. Dengan cepat, Ia mengambil kitab Jurumiyyah, lalu kembali berlari menuju tempat diniyah.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Asya setelah sampai di depan kelas.
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh."
Asya meneguk ludahnya kasar kala mendapati gus Afzal yang menatapnya datar.
Gus Afzal menatap Asya sebentar."Nazillasya Az-Zahra?"
"Na'am, gus."
"Maju, hafalkan bab mubtada' khobar. Yang lain menyimak. Jika ada yang salah, bantu membetulkan." ujar gus Afzal.
Seketika Asya melebarkan matanya. Apa Ia tidak salah dengar? Hafalan kitab jurumiyah bab mubtada' khobar sekarang? Hey, ayolah, Ia bahkan belum membuka kitabnya.
"Ayo, menunggu apa kamu?"
Asya berjalan dengan pasrah. "Afwan, gus. Maknanya juga?"
"Tidak usah. Bunyi lafadznya saja. Sudah, mulai."
Asya memejamkan matanya sebentar. Ia menarik napasnya. Berusaha mengingat bunyi dari bab mubtada' dan khobar.
"Baabul mubtadai wal khobar."
"Almubtadau huwal ismul marfu'ul 'aarii'anil awaamilillafdhiyyah. Wal khobaru huwalismul marfu'ul musnadu ilaihi nahwu qowlika zaidun qooimun....."
"Fal mufrodu nahwu zaydun qooimun, wa--"
"Kholas." Potong gus Afzal.
"Silahkan duduk. Besok, jangan telat lgi."
Asya terdiam di tempat. "Udah? Hafalan 1 bab doang hukumannya? Alhamdulillah ya Allahhh,"
"Oh, setelah ini, hafalkan surah Al Mulk dan hadist ke 5-10, besok jam 9, setorkan ke saya." lanjut gus Afzal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH, GUS AFZAL!
Teen Fiction"Saya hanya gadis biasa yang gemar menulis, gus. Jadi, maaf jika saya hanya bisa mengabadikan sosok gus Afzal dalam sebuah tulisan." *** Nazillasya Az-Zahra. gadis biasa yang sangat suka dengan sastra. gadis dengan banyak rahasia dibalik senyumnya...