Pagi harinya, pukul 7.30 WIB, gus Afzal menuruni anak tangga dengan wajah yang terlihat kesal karena kembali mengingat perkataan Abuya semalam. Iya, masalah Zila yang akan di jodohkan dengan salah satu ustadz disini.
Asya, yang kebetulan sedang berpamitan dengan Abi dan Umi untuk bersekolah, menatap Gus Afzal heran. Tumben sekali pagi-pagi wajahnya suram begini.
"Sudah, Ra. Berangkat sana, sudah hampir jam 7.35 loh," kata Abi, yang langsung mendapat anggukan oleh Asya.
"Asya berangkat, Abi, Buya, Umi, Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam."
Asya menatap Gus Afzal sebentar. "Gus gak dijawab salamnya?"
"Wa'alaikumussalam." sahut gus Afzal dengan sedikit ngegas.
Abi menahan tawanya melihat itu. Sedangkan Abuya, menatap heran Ayah dan Anak itu.
Gus Afzal yang merasa di tatap pun mengalihkan tatapannya ke arah Abi. Benar saja Abi sedang menatapnya dengan tatapan mengejek. "Apa lihat-lihat?!"
"Dih, gajelas kamu, Gus,"
"Terserah! Afazal berangkat. Assalamu'alaikum." pamitnya setelah mencium punggung tangan dan telapak tangan Abi juga Abuya, tak lupa dengan Umi juga.
"Wa'alaikumussalam."
Abuya menatap Abi dengan tatapan menuntut. Membuat Abi menyengir lebar.
"Kenapa, Buya?" tanya Abi seolah tidak mengerti.
"Anakmu itu kenapa lagi?"
"Ngambek gara-gara tau kalau Zahra mau di jodohin. Habis itu ngerengek minta di jodohin sama Zahra." jelas Abi.
Abuya menggelengkan kepalanya. Heran sendiri dengan cucu nya itu.
"Bukannya dia udah punya rencana mau me--""Abuyaa! Afwan, sudah waktunya mengajar." potong Umi sembari mengedipkan matanya.
Menangkap sebuah kode, Abuya lantas menganggukkan kepalanya. Lalu berjalan menuju Madrasah Aliyah Asy,-Syifa.
Di ruang asatidz dan asatidzah PonPes Asy-Syifa. Abuya melihat gus Afzal yang masih duduk amteng di kursinya. Padahal, seingat Abuya, mulai pukul 7.45, dirinya mulai mengajar di kelas X 4.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam, Abuya,"
"Gus, sampean mboten ngajar?" tanya Abuya.
"Mboten, buya. Ustadz Fahri pinjam jam Afzal untuk pembahasan materi ujian." sahut Gus Afzal.
"Jadwal kamu hari ini apa?"
"Syifaul Jinan."
"Pantesan kamu izinin ustadz Fahri pinjem jam pelajaran kamu. Orang jadwalnya Syifaul Jinan." kata Abuya yang tidak mendapat sahutan lagi dari gus Afzal.
Abuya menatap heran gus Afzal. Tidak biasanya cucunya itu seperti ini. Memang gus Afzal terkenal cuek, tapi, jika bersama keluarganya, sifat cueknya itu hilang. Dan, lihat. Sekarang, Abuya sedang di cuekin gus Afzal.
"Atha," panggil Abuya.
"Nggih,"
"Kamu kenapa? Marah sama Abuya? Kok Abuya di diemin gini?" tanya Abuya setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan gus Afzal.
"Abuya kenapa gabilang sama Afzal kalau Zila mau di jodohin?"
"Buya kan tau kalau Afzal suka sama Zizil."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH, GUS AFZAL!
Teen Fiction"Saya hanya gadis biasa yang gemar menulis, gus. Jadi, maaf jika saya hanya bisa mengabadikan sosok gus Afzal dalam sebuah tulisan." *** Nazillasya Az-Zahra. gadis biasa yang sangat suka dengan sastra. gadis dengan banyak rahasia dibalik senyumnya...