Pukul 22.00 WIB, semua santri berpamitan untuk kembali ke asrama, kecuali Asya. Gadis itu tadi sempat pamit ingin ke asrama juga. Namun, tidak diizinkan Abi. Jadilah hari ini Ia tidur di ndalem lagi.
Di sofa ruang tamu, ada Abi yang memperhatikan Asya dan Ning Kinar yang sedang bercanda gurau. Umi yang memakan kue dan Abuya yang membaca kitab.
"Zahra, boleh Abi bertanya?" celetuk Abi.
Asya menatap Abi sebentar. Lalu menganggukkan kepalanya.
"Kamu, masih marah sama gus-mu?"Asya diam. Harus menjawab apa Ia sekarang? Padahal tinggal bilang Iya atau nggak:)
"Kamu belum maafin Mas Afzal ya, Ra?" tanya Ning Kinar yang ikut menimpali.
"Udah kok, Ning."
"Loh? Beneran, Ra?" tanya Abi.
Asya menganggukkan kepalanya. "Asya udah maafin gus Afzal, Abi,"
"Tapi kok..."
"Kenapa, Bi?"
"Tadi Afzal ngerengek minta dibantuin supaya kamu maafin dia," sahut Abi.
"Iya. Kemarin-kemarin juga gitu sama Umi." timpal Umi.
Asya mengulum senyumnya. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pipinya memanas.
"Anu, Bi, Mi,"
"Hm?"
"Hehe, Asya, eee itu,"
"Asya sengaja diemin gus'e soalnya, gus Afzal kelihatan lucu kalau cerewet, hehe," cengirnya.
"Jahat!"
Sontak Asya, Umi, ning Kinar, dan Abuya menolehkan pandangannya kala mendengar suara seseorang dari arah tangga.
"Saya udah relain ngerengek ke Abi sama Umi. Ternyata kamu emang sengaja diemin saya!"
"Gamau tau. Kamu harus tanggung jawab karna tiga hari ini saya sakit gara-gara mikirin caranya minta maaf ke kamu!"
"Astaghfirullah, Gus Afzal,"
"Saya marah sama kamu, Zil!"
Asya menyengir lebar. "Hehe, afwan gus,"
"Terserah!" ujar gus Afzal lalu melenggang pergi.
Tawa ning Kinar meledak saat itu juga. Ia tidak tahan melihat kondisi muka Gus Afzal setelah tau bahwa Asya sengaja mendiamkannya, dengan alasan lucu?!
"MAS JANGAN LUPA RENCANANYA YA!!" teriak Ning Kinr masih dengab tawanya.
Gus Afzal mendengus mendengar teriakan sang adik. Ia melanjutkan langkahnya. Kembali menuju kamar. Niatnya tadi, kebawah untuk menghampiri umi, tapi setelah mendengar perbincangan antara Abi dan Asya, mood nya langsung menurun. Jadilah Ia memutuskan untuk kembali ke kamar saja.
"Jahat banget!"
"Udah di bela-belain minta maaf berkali-kali. Ternyata emang sengaja ngediemin."
"Bukan karna marah llagi."
"Coba aja kalau bukan anaknya Bu Citra sam Pak Faisal. Udah saya buang kamu, Zi."
"Liat aja. Nanti saya gantian yang diemin kamu." gerutunya sepanjang menaiki tangga.
Di ruant tamu, Ning Kinar masih tertawa. Umi, Abuya dan Abi hanya menggelengkan kepalanya. Asya? Gadis itu diam, hanya tersenyum tipis.
"Pasti ngambek tuh, Sya." celetuk ning Kinar.
"Selain ngeselin dan galak ternyata gus juga ngambekan ya Ning." ceplosnya.
Ning Kinar kembali tertawa. "Jarang ngambek. Tapi kalau sama kamu sering kayaknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH, GUS AFZAL!
Teen Fiction"Saya hanya gadis biasa yang gemar menulis, gus. Jadi, maaf jika saya hanya bisa mengabadikan sosok gus Afzal dalam sebuah tulisan." *** Nazillasya Az-Zahra. gadis biasa yang sangat suka dengan sastra. gadis dengan banyak rahasia dibalik senyumnya...