2. Masakan Asya!

7.3K 603 4
                                    

Setelah dari ndalem tadi, Asya kembali ke asrama, hanya untuk mengambil laptip dan selimutnya. Di perjalanan menuju ke ndalem, pikiran Asya terus tertuju kepada ucapan Abi Arifin tadi.

"Abi akan pergi ke Kairo sekitar 1-2 bulan."

"Apa gus Afzal juga ikut Abi, ya?" batinnya bertanya-tanya.

Seakan sadar dengan apa yang baru saja Ia pikirkan, Asya langsung beristighfar. Hingga tak sadar, bahwa Ia sudah sampai di pelataran ndalem.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam. Langsung masuk saja. Umi ada di dapur." sahut gus Afzal.

Melihat ndalem yang terasa sepi, Asya memberanikan diri untuk bertanya ke gus-nya.

"Afwan, gus. Kok ndalem sepi banget, ya?" tanyanya pelan.

"Abi sedang keluar, mengisi kajian. Ning Kinar belum pulang." sahut gus Afzal.

"Kalau mbak ndalem?"

"Disuruh umi masak di dapur santri." Asya menganggukkan kepalanya.

Melihat Umi Fatimah yang sedang sibuk dengan masakannya, Asya langsung menaruh laptop dan selimutnya di meja makan. Lalu menghampiri umi fatim.

"Assalamu'alaikum, umiii," sapanya.

"Wa'alaikumussalam, baru datang, nak?" sahut Umi.

Asya berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya. "Iya, umi. Baru saja."

"Umi masak apa?"

"Ini umi lagi buat terong siram sambel tomat kesukaan Abi." sahut Umi sembari tersenyum.

Asya mengerutkan alisnya. "Terong siram sambel tomat? Seperti terong balado?"

"Bukan, sayang. Terong siram sambel tomat itu terong di goreng, terus buat sambel tomat. Nah setelah itu, sambel nya disiram ke terongnya."

Asya semakin bingung. "Apa bedanya, umi?"

Umi Fatimah terkekeh melihat raut kebingungan Asya. Beliau mematikkan kompornya. Lalu menghampiri Asya.

"Kalau terong balado itu terongnya dimasak bareng sama bumbunya. Nah, kalau terong siram, itu terongnya di goreng, lalu disiram dengan bumbunya. Misalnya, terong siram kecap, terong siram sambel ijo, dll. Paham, cantik?" Jelas Umi.

Asya terdiam sebentar, lalu mengangguk pelan. Umi tersenyum melihat itu. "Umi, sudah selesai masaknya?"

"Belum, nak. Masih mau buat sambal bawang untuk ning Kinar."

Asya mengangguk saja. "Umi, umi. Kalau abi suka terong siram, ning kinar suka sambal, umi suka apa?"

"Em.... Umi suka tumis kangkung." sahut Umi.

Asya kembali mengangguk. "Kalau... Gus Afzal, umi?"

"Saya suka rica-rica ayam."

Belum sempat umi menjawab, seseorang tiba-tiba menyahut ucapannya. Membuat dua fokus perempuan berbeda usia itu teralihkan.

"Astaghfirullah, gus Afzal!"

"Bisa gak sih kalau datang tuh pake aba-aba gitu? Ngagetin mulu!" kesal Asya. Terhitung sudah sekitar 3 kali Ia kaget dengan kehadiran gus-nya yang tiba-tiba itu.

"Iya, lain kali."

Asya menghela napasnya. "Gus Afzal suka rica-rica ayam?"

"Iya."

Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pantesan kalo ngomong suka nylekit, ternyata makanannya rica-rica." gumamnya pelan. Yang sayang, masih bisa di dengar oleh Umi dan gus Afzal.

ASTAGHFIRULLAH, GUS AFZAL! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang