Setelah makan malam dengan karina, winter mencoba meminta ijin karina untuk keluar bersama teman-temannya.
"aku keluar sama temen-temen nggak setiap hari lohh...boleh ya" ujar winter memohon.
"tadikan kamu udah main sama mereka, masak mau main lagi, trus kamu ninggalin aku sendirian disini gitu?" ujar karina dengan nada kesal
"aku janji nggak akan lama, nggak akan pulang larut."
Karina menatap winter sekilas, setelah berfikir keras akhirnya ia mengizinkan winter, kasian juga kalo dilarang-larang.
"huhftt yaudah....tapi kamu janjikan nggak pulang malem?" ujar karina.
"iyaa...kan cuma ngerjain tugas." bohong winter, ia yakin jika dia bilang balapan karina tidak akan mengizinkan.
"nanti aku beliin ice krim buat kamu." sambung winter.
Wajah karina kembali sumringah.
"yaudah kalo gitu, nggak usah ngebut, udah malem." ujar karina.Dengan sigap winter masuk kedalam kamar dan mengganti pakaianya. Style winter malam ini benar-benar keren dimata karina, hanya menggunakan jeans hitam, kaos dan jaket denim nya.
"kamu ngerjain tugas pake dandan segala, tumben banget." ujar karina.
"biar keren sayang...yaudah aku jalan dulu ya, kamu disini aja, nggak usah keluar-keluar apart, kalo butuh apa-apa telfon aku." ujar winter dan diberi anggukan oleh karina.
Seperti biasa, sebelum meninggalkan karina winter selalu mengecup bibir manis karina sekilas.
"bye sayang." ujar winter dan mengambil motornya.
Skip.
Setelah berkumpul dibasecamp, mereka melanjutkan perjalanan menuju arena. Disana sudah ada beberapa orang yang mengadu kecepatan motornya.
Dari kejauhan winter mengenal beberapa gerombolan motor disana.
Ia tau jika jeno dan teman-temanya juga sering datang ke arena ini.Jeno melihat kedatangan winter dan teman-temanya. Ia menghampiri winter.
"kebetulan lo disini, gw mau nantangin lo buat balapan." ujar jeno.
Teman-teman winter hanya menahan tawanya saja, baru kali ini ada orang bodoh yang mengajak winter untuk balapan.
"lo kan udah sering balapan lawan winter, dan hasilnya selalu sama...lo nggak akan bisa kalahin winter." ujar ryujin.
Winter tersenyum dengan ucapan ryujin, mereka tau dengan kepribadian jeno yang tidak mau kalah dan selalu melakukan hal-hal rusuh lainya.
Jeno tersenyum sinis.
"kali ini gw pastiin gw yang menang." ujar jeno dengan yakin."yaelahh buang-buang waktu banget win, mending kita pergi aja, nggak ada habisnya ngurusin setan satu ini."ujar yujin.
"bilang aja kalo temen lo ini takut...dasar pecundang." ujar jeno dan teman-temanya menertawakan ku di belakang.
"iyalahh....dia kan anak mami, mana berani lawan lo jen." ujar teman jeno, renjun namanya.
"uuuhhhh takut banget loohhh." jeno tertawa menang, ia mencoba memancing winter agar menerima tantangnya.
"gw terima tantangan lo." ujar winter.
"liat aja...gw pastiin lo bakal kalah dan nelen ludah sendiri." ujar ryujin.
"bener kata lo jin...dia kan cuma sekedar banci yang suka cari ribut sana sana, harusnya malu karna sering kalah hahhaa" sambung yujin.
"kita liat aja,.....siapa pecundang sebenarnya." ujar chaeryoung.
Jeno mati-matian menahan emosi, ia tidak ingin konsentrasinya hilang dan kacau.