Selamat membaca😀~~
~~~~~
Karina mengerjapkan matanya perlahan karena paparan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya. Ia menatap kesamping , mendapati suaminya masih tertidur pulas, ia tersenyum dan mengelus pipi mulus winter, membayangkan kegiatan semalam dimana dirinya memberikan kewanitaanya pada winter.
Winter terusik dan mengerjapkan matanya, membuka perlahan dan mendapati karina yang tengah menatapnya.
"bangun winter, kamu nggak kuliah?" ujar karina.
"aku ada kelas, tapi aku mau izin......aku mau disini aja sama kamu." ujar winter dengan suara serak khas bangun tidur.
Karina menganggukan kepalanya, ia juga tidak akan datang dan masuk kuliah jika keadaanya seperti ini.
"aww...ssssh" karina menyibakan selimutnya ingin bangun dan membersihkan dirinya.
Tapi kewanitaanya masih sensitif dan ia juga masih merasakan nyeri.
Rintihan karina membuat winter membuka mata sepenuhnya. Ia bangun dan memakai pakaianya terlebih dahulu.
"kamu gapapa?" ujar winter panik.
"aku gapapa kok, tapi......masih nyeri disini." ujar karina sembari menunjuk kewanitaanya.
Winter merasa bersalah karena membuat karina kesakitan dan tidak bisa berjalan.
"maaf udah bikin kamu kayak gini~" gumam winter sembari menundukan kepalanya.
"bukan salah kamu winter, jangan gitu, aku gapapa kok, lagian aku yang minta juga kan." ujar karina yang tidak ingin membuat winter merasa bersalah.
"sekarang bawa aku ke kamar mandi, aku mau berendam." sambung karina.
Winter yang paham segera mengangkat tubuh karina perlahan. Menaruh nya didalam bethup dan mengisinya.
"kamu nggak usah kuliah dulu ya." gumam winter yang berjongkok untuk menyamai tinggi karina.
Karina mengangguk, winter memperhatikan karina yang menutup matanya, menikmati hangatnya air.
"kamu nggak mau mandi?" ujar karina.
"nanti aja, habis kamu selesai." jawab winter.
"nggak mau sekalian aja?, biar selesainya juga bareng."
Winter diam sejenak dan segera menuruti ucapan karina. Ia membuka pakaianya dan masuk kedalam bethup, membiarkan tubuh karina bersandar pada tubuhnya.
Skip.
Hari demi hari berganti, minggu demi minggu berganti, tanpa terasa rumah tangga winter dan karina sudah hampir menginjak 2 bulan lamanya.
Hubungan mereka semakin lama semakin harmonis dan tentram, tanpa adanya gangguan dari pihak manapun.
Tapi beberapa hari belakangan ini, karina mendapati winter sempat bertemu dengan isa untuk kesekian kalinya. Karina menahan rasa cemburu dan tidak suka karena tidak ingin menganggu winter.
Winter pernah meminta izin pada karina untuk pergi keluar malam-malam, karina tau jika winter akan bertemu dengan teman-temanya, karina mengizinkan, tapi tidak mengizinkan winter keluar dengan motor, lalu beberapa jam setelah winter pergi, ia menelfon ryujin untuk memastikan jika winter memang pergi bersamanya, tapi ternyata selain ada ryujin dan temanya yang lain, disana juga ada isa yang suaranya sempat terdengar oleh karina di telfon.
Karina tidak mempermasalahkan hal itu karna winter tidak berduaan dengan isa, ada teman-teman yang lainya, karina meminta ryujin untuk selalu mengawasi winter dan ryujin mengiyakan itu tanpa sepengetahuan winter, ryujin sendiri sebenarnya tidak yakin harus bertindak pada pihak siapa, satu sisi winter adalah sahabatnya, lain sisi karina adalah istri winter.