Karina dengan telaten memijit tangan winter, sedangkan winter hanya menatap wajah karina dari samping yang terlihat cantik dimatanya.
"Ehemm....biasa aja kali liat nya." celetuk giselle yang sedari tadi memperhatikan winter yang tengah menatap karina tanpa berkedip.
Ningning menyenggol lengan pacarnya , memberi tanda agar tidak ikut campur saat ini, giselle yang mengerti hanya menatap datar saja.
Karina menatap winter yang saat ini masih menatapnya juga.
"kenapa liatin aku gitu banget?...ada yang salah sama muka ku?" ujar karina sembari menyentuh wajahnya.Winter tersenyum mendengar suara karina.
"Nggak ada apa-apa, kamu cantik, aku suka liat muka kamu." jawab winter dan ucapan itu membuat pipi karina panas dan memerah seketika.Tidak ingin salah tingkah yang berlebihan, karina mengalihkan pandanganya dan melanjutkan kegiatan memijit lengan winter lagi.
"Oiya, kita mau jalan dulu, soalnya kita udah nggak ada kelas, jadi kita duluan gapapa kan?" ujar ningning.
"gapapa kok kasian pacar lo ning, liat tuh mukanya badmood gitu, mending beliin eskrim aja atau makan yang berprotein biar dia hidup lagi." ujar karina yang masih sibuk dengan lengan winter.
"dih lo kira gw udah meninggal??..dasar,...udah yuk aku nggak betah lama-lama disini, ayo babe kita jalan aja." ujar giselle yang berdiri dan menarik tangan ningning pergi.
"ehh winter, kak karina kita pergi dulu yaa, byee, see you " ujar ningning yang sudah ditarik oleh giselle.
Karina hanya geleng kepala melihat tingkah manusia yang baru saja pergi meninggalkan dirinya dan karina.
"kamu masih ada kelas ?" tanya karina, kini perhatian dia sepenuhnya untuk winter.
"masih, bentar lagi mulai, kita jalan habis aku selesai kelas gapapa kan? Tinggal 1 matkul aja kok" jawab winter dan diberi anggukan oleh karina sebagai jawaban.
"kalo gitu aku tunggu disini aja, sepi juga keliatanya, kalau udah selesai kamu buruan kesini." ujar karina
"iyaa, yaudah aku ke kelas dulu ya, makasih pijitanya, ini udah mendingan." ujar winter, sebelum ia melangkah pergi dari situ ia mencium kening dan bibir karina sekilas. Dan hal itu membuat karina membeku ditempat.
"Bye sayangg, nanti aku kesini lagi." setelah kalimat terakhir di ucapkan winter benar-benar pergi dari situ dan meninggalkan karina yang masih diam membeku dan hanya menatap kepergianya.
Sikap lembut seperti inilah yang membuat karina jatuh hati dengan winter. Awal pertemuan mereka memang winter terkesan sangat cuek dan dingin, tapi seiring berjalanya waktu dan mereka semakin dekat, winter tidak seperti yang karina bayangkan, cara winter mendekati karina bahkan sampai pdkt sangat singkat tapi juga berkesan dimata karina.
Setelah winter mengungkapkan perasaanya kepada karina dari situlah winter sedikit berbeda, posesif, terkadang marah tanpa alasan. Tapi dengan kesabaranya karina masih mampu meredam sikap winter yang seperti itu.
~~~~~~~~~~
Karina menunggu hampir 1 jam lamanya, dia tau jika jam kelas winter akan berakhir sebentar lagi. Melihat sekeliling tempat yang ia singgahi saat ini, ia terkejut ketika seorang pria dengan tiba-tiba mendudukan diri disamping dirinya.
"Jeno" ujar karina terkejut.
"Hai karina, kok lo sendiri, bukanya tadi sama pacar lo ya." ujar jeno dengan malas menyebut nama winter.
Sekilas karina melihat luka lebam di sudut bibir jeno, ia yakin jika luka itu ulah winter karena masih terlihat sangat biru.
Karina tidak ingin berjarak sedekat ini dengan jeno, ia menggeser tubuhnya untuk menjauh agar tidak ada kesalahpahaman.