Hari ini winter dan karina ada kelas pagi , winter ada latihan basket sorenya. Siangnya free, winter mengajak karina untuk jalan-jalan, winter melupakan ice krim yang ia janjikan untuk karina, sekalian meminta maaf karena sudah berbohong.
"Nanti kalo kamu udah selesai kabarin aku ya." ujar winter yang kini memarkirkan motornya.
"iya" jawab karina singkat, lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan winter.
Dengan cepat winter berlari kecil menyamai jalanya karina dan menautkan jemari mereka. Karina tidak menolak dan membiarkan winter melakukanya.
Winter menatap karina sekilas.
"lucu juga kalo lagi marah, tapi nggak lucu kalo marahnya gw dicuekin, ahh siall." batin winter.Seperti biasa, banyak pasang mata yang melihat mereka, terlebih melihat karina yang auranya berbeda pagi ini. Mereka berfikir yang tidak-tidak mengenai dua sejoli itu. Tapi winter maupun karina tidak memperdulikan omongan mahasiswa-mahasiswi yang tengah membicarakan mereka.
Sampai dikelas karina, winter pamit untuk pergi masuk ke kelasnya juga, untung satu fakultas, hanya beda jurusan.
Karina duduk dengan mood seadaanya dan membuat giselle bingung.
"perasaan kemarin sumringah,kenapa hari ini sumringih....aneh bet ni bocah." batin giselle."kenapa lo." tanya giselle.
Tapi karina mengabaikan saja pertanyaan giselle dan lebih memilih membaca buku.
"emmmmm biar gw tebak......bau baunya sih lagi ada masalah rumah tangga kayaknya." ujar winter menggoda karina.
Karina menatap giselle dan memukul bahunya pelan.
"brisik lo....diem deh" celetuk karina.Giselle tertawa.
"lagian masih pagi udah lo tekuk aja mukanya, senyum dikit gitu lho, liat tuh temen-temen lo pada heran." ujar giselle dan karina melihat kesekitar, banyak teman kelas karina yang menaruh hati padanya.Mereka senang jika karina dan winter sedang tidak baik-baik saja, ada kesempatan buat deketin karina.
Tapi karina sama sekali tidak minat dengan ajakan orang lain selain ajakan dari winter."lagi nggak mood gw." ujar karina.
"nggak mood kenapa, cerita dong....lo kayaknya akhir-akhir ini nggak pernah cerita apa-apa sama gw." ujar giselle.
Benar ucapan giselle, pasalnya karina selalu menceritakan semuanya pada sahabatnya itu.
"huhftt.....gw lagi males sama winter sebenernya." ujar karina.
Giselle mengernyitkan dahinya bingung.
"nggak ada angin nggak ada hujan...kenapa lo males sama winter, biasanya aja bucin nggak ketolong." jawab giselle.
"ish rese lo....pokoknya gw lagi maless." tegas karina dengan kesal.
"hahah iya iyaa, makanya cerita yang lengkap biar gw paham maksud lo."
Karina menarik nafas pelan, meskipun giselle rese tapi cuma dia temen satu-satunya.
"semalem dia bohongin gw......dia bilang mau kerja kelompok sama temen-temenya,ngerjain tugas lah intinya....tapi ternyata dia malah balapan." jelas karina yang membuat giselle menutup mulutnya tak percaya.
"nggak heran sih...pawakanya aja kasar, meskipun wajahnya kayak bayi,ternyata brandalan juga tu anak" batin giselle.
"oii...kok lo diem sih." teriak karina membuat giselle tersentak kaget.
"ya-ya gw lagi mikir....ternyata tu bocah nakal juga...gw kira dia anak baik-baik, meskipun kasar sih." ujar giselle.
"hah..makanya itu, lo tau kan kalo gw nggak suka sama kebohongan...yaudah akhirnya tadi pagi gw cuekin winter." ujar karina.