Pukul 3 sore winter menepati janjinya untuk mengajak karina jalan, tepat pada saat ini setelah acara menonton, winter mengajak karina untuk makan di dalam mall sekalian sebelum mereka pulang. Karina hanya menurut saja, toh dia juga senang jika berlama-lama dengan winter.
Seperti saat ini, manisnya winter yang sesekali menyuapi karina dan membersihkan makanan yang menempel pada sudut bibir karina.
"Makan tuh pelan-pelan, blepotan tuh." ujar winter menggoda.
Karina hanya tersenyum kikuk saja dan kembali melahap makanan didepannya.
Sedangkan winter hanya geleng kepala melihat tingkah gemas pacarnya itu, jujur hanya dia yang boleh melihat karina bertingkah imut seperti ini, ia tidak akan suka jika orang lain melihatnya juga.
"winter." panggil karina.
"Hmm" berdehem sembari menatapnya.
"mmm.....maaf ya..gara-gara aku kamu jadi berantem sama jeno." sesal karina. Karina merasa jika dirinya lah yang menyebabkan winter dan jeno berkelahi.
Winter menatap gadis kesayangan dihadapanya ini dengan tatapan bingung.
"kenapa kamu minta maaf, kamu sama sekali bukan penyebab dari semua ini sayang." ujar winter.
"udah dari lama dia emang suka cari masalah sama aku, jadi kamu nggak perlu merasa bersalah okey....." sambung winter sembari mengelus punggung tangan karina dengan lembut.
Wajah karina memerah dia hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dari ucapan winter, terkadang dia juga heran, winter bisa marah, bisa juga lembut seperti saat ini.
"kalo aku boleh kasih saran, lebih baik kamu nggak usah ngladenin jeno , dimanapun dan kapanpun itu,....aku....aku takut kalo kamu kenapa-napa karena dia." ujar karina menatap lekat mata winter.
Winter tersenyum mendengar kekhawatiran kekasihnya ini.
"iyaa, aku bakal inget saran kamu, dan kamu nggak perlu khawatir sayang,...aku nggak selemah dia kok, kalo pun dia udah kelewatan ya otomatis aku nggak akan diem aja."Karina menghela nafas pelan dan anggukan kecil diberikan lagi untuk winter.
"yaudah lanjut dulu makanya, jangan mikirin cowok brengsek itu oke." ujar winter.
Selang beberapa menit setelah mereka selesai dengan makan, winter senantiasa mengenggam erat jemari karina. Mereka berjalan beriringan menuju basement tempat dimana mobil winter terparkir.
~~~~~
Dalam perjalanan, winter melihat karina dari samping dan mendapati kekasihnya tengah sibuk melihat pemandangan luar melalui jendela mobil.
Dengan sengaja ia menarik satu tangan karina untuk ia genggam. Karina merasakanya, kini ia menatap tangan mereka yang bertautan dan menatap winter secara bergantian.
Sesekali winter mengelus lembut tangan kekasihnya itu.
"lagi mikirin apaa...kok diem aja dari tadi." tanya winter dengan masih fokus menatap lurus ke jalan.Karina menatap winter.
"nggak mikirin apa-apa sayang." jawab karina yang membuat pipi winter panas. Sangat jarang ia mendengar ucapan sayang dari mulut karina.Ada kemungkinan kecil yang bisa winter dapat. Jika karina tiba-tiba seeprti ini, itu berarti ada sesuatu yang ia sembunyikan.
Dengan sabar, winter menatap karina sebentar dan memberhentikan mobil ditepi jalan.
Kini perhatian winter sepenuhnya untuk karina. Winter kembali menarik kedua tangan karina untuk ia genggam.
"kamu nggak bisa bohongin aku sayang......kasih tau aku, apa yang kamu pikirin sekarang." ujar winter lembut.