Selamat membaca😀🙁⛔~~
Saat ini hanya ada suara dentingan piring dan sendok dimeja makan. Winter menyantap makananya sembari memperhatikan karina disampingnya agar makanya tetap terjaga.
"karina, badan kamu masih lemes?" ujar irene yang sedari tadi menatap karina.
"udah baikan mi, tadi udah istirahat juga." jawab karina dengan senyumanya.
"bagus deh kalo gitu, kamu harus laporan ke mami kalo winter nggak ngurus kamu ya!" ujar irene dan memberi tatapan tajam pada anaknya.
Winter bergedik ngeri melihat irene menatapnya.
"serem banget mukanya." gumam winter.Karina hanya tersenyum cengegesan melihat suaminya takut.
"iyaa mi, aku bakal lapor kalo winter nggak jagain aku".Winter menatap karina.
"kamu kok malah belain mami sih!" gumam winter pelan agar hanya karina yang mendengarnya."biar kamu nggak keluar terus setiap malem sama temen-temen kamu" jawab karina sembari menepuk pelan pipi winter.
Semua orang yang ada dimeja makan hanya memperhatikan karina dan winter yang berbicara bisik-bisik sembari memakan makananya.
"ehem.....oiya, kapan kalian mau kasih kita cucu." ujar taeyeon yang membuat winter menghentikan aktifitas makan nya karna tersedak dan batuk setelah mendengar ucapan mertuanya.
Karina yang panik memberikan air minum pada winter.
"kamu gapapa?" tanya karina.Winter menganggukan kepalanya.
"gapapa sayang."Kini pandanganya menatap jeno yang menahan tawa, ucapan teman-temanya waktu itu benar terjadi sekarang, dan ia bingung harus menjawab apa.
"anjirrr, bukanya bantu malah tawa tu anak!" gumam winter dalam hati yang melihat jeno.
"winter, karina, jawab dong, kapan mau kasih nya." sambung irene.
Karina dan winter saling tatap, mereka bingung harus menjawab apa, mereka sama sekali belom menyentuh satu sama lain.
"mmmmm.......masih lama mi kayaknya." jawab winter.
Irene dan taeyeon menatap winter dan karina secara bergantian.
"loh kok masih lama, kalian belum nglakuin ya"Orangtua winter dan mertuanya sengaja menggoda winter dan karina. Mereka ingin melihat reaksi anak-anaknya.
"belum mi, aku nunggu karina lulus dulu." jawab winter lagi.
Karina menatap winter, ternyata dugaan karina selama ini salah, karina mengira jika winter tidak berani melakukanya, ternyata hanya menunggu waktu, padahal dirinya siap kapanpun jika winter menginginkanya.
"kok gitu, nggak harus dong, pokoknya mami minta cucu dari kalian secepatnya." gumam irene.
Winter menghela nafas pelan dan mengangguk. Jujur dalam hatinya paling dalam ia belum siap menjadi seorang ayah, selain menunggu karina yang belum lulus, ia juga belum bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
Takut jika buah hatinya tidak mendapat kasih sayang yang pantas dari dirinya.
"nanti aku pikirin lagi" ujar winter dan kembali menyantap makananya.
Skip.
Pukul 10 malam karina dan winter memutuskan untuk pulang ke apartement, padahal irene meminta winter untuk menginap, tapi ia beralasan jika karina lebih nyaman tinggal di apartement nya, mau tidaak mau irene tidak bisa memaksa jika itu keinginan karina. Winter dibuat heran, anak sendiri nggak di peduliin.