Pukul 07.00 pagi karina sudah disibukan dengan urusan dapur dan membuat sarapan untuk dirinya dan winter. Hari ini dia ada kelas, tapi winter melarangnya untuk datang ke kampus, winter hanya khawatir jika kai tiba-tiba muncul lagi di hadapan karina. Mengingat jika winter belom mendapatkan kabar apapun dari pihak kepolisian mengenai kai, ia jadi resah untuk membiarkan karina sendiran diluar sana.
Awalnya karina menolak untuk absen kelas pagi, tapi melihat ke khawatiran winter ia tidak tega jika tidak menuruti kemauan kekasihnya itu. Jujur karina juga masih takut jika kejadian kemarin terjadi lagi menimpa dirinya.
Dimeja makan hanya terdengar dentingan dari sendok karina dan winter, tidak ada yang memulai percakapan selain fokus menghabiskan makanan masing-masing.
"winn...hari ini kamu latihan basket?" tanya karina disela-sela ia mengunyah makananya.
"iyaa, tapi aku ijin nggak dateng.....aku masih khawatir ninggalin kamu sendirian." jawab winter menatap karina.
Karina menghela nafas pelan.
"aku nggak akan kemana-mana, aku dirumah sama mami papi kok, jangan khawatirin aku sayang.....kamu juga harus jaga diri, kalo kamu pengen berangkat latihan ya gapapa, tapi jangan lupa kabarin aku terus." jelas karina lembut.Winter melihat karina dari matanya, winter tau jika karina juga khawatir dengan dirinya saat ini. Winter tau...kai tidak akan diam saja setelah kejadian kemarin....winter juga yakin pihak kepolisian memang sengaja tidak memberikan winter informasi sampai saat ini.
"nanti aku pikir lagi, kalo ryujin sama yang lain latihan aku juga latihan, tapi kamu harus inget ya, jangan keluar rumah dulu kalo nggak ada kepentingan apa-apa." ujar winter dan karina mengangguk.
"winter...."
Winter menatap karina dan tersenyum.
" apa sayang....kayaknya dari tadi kamu pengen ngomong sesuatu deh, bilang aja karina." ujar winter lembut dan melihat manik mata karina sembari mengelus lembut telapak tangan karina."mmm....mami sama papi kamu kapan datengnya kesini?" tanya karina.
"oohh, mereka dateng tu kalo nggak salah 3 atau 4 hari yang lalu, aku lupa, soalnya aku cuma inget sama kamu." ujar winter, niat winter ingin menggoda karina agar hati karina menghangat dan bisa menghilangkan rasa khawatir dan takut.
"aku seriuss winter!!...." pipi karina sudah memerah seperti tomat karena baru kali ini, setelah mereka tidak berkomunikasi selama 1 bulan, karina mendengar gombalan dari mulut winter.
"beneran sayang....3 atau nggak 4 hari yang lalu mereka dateng." ujar winter lagi karina menganggukan kepala dan melanjutkan memakan sarapanya.
"lucu banget sihhh.....muka kamu merah banget, sakit ya?"
"enggak.....apaansih..." elak karina, dalam hati karina menahan tingkah dia karena takut jika winter tau kalo dirinya salting??
"iyaa maaf....aku cuma mastiin doang, aku kalo liat muka kamu merah gitu, rasanya kayak aku liat kertas ujian tau nggak!"
"kok kertas ujian?""
"iyalah....bawaanya harus diseriusin biar nggak dapet nilai merah eheheheh!!"
"gombal banget sih....buruan habisin sarapanya..!! Karina memukul pelan bahu winter karena tidak bisa diam dan terus mengoceh.
"sabar sayangg....makan tuh pelan-pelan, kamu mau aku keselek trus mati." ujar winter.
"kamu ngomong apasih....aku nggak mau kamu mati duluan..kita bahkan belom nikah..." ujar karina, entah mulutnya yang keceplosan atau memang sengaja untuk mengucapkan kalimat itu.
"ooh..jadi kamu pengen nikah sama aku,....yaudah yukk.." winter berdiri dan menarik tangan karina.
"kemana?"