12

1.4K 158 5
                                    

Masih menunggu cerita ini???

~~~~~~~~~

Winter masih setia memeluk karina dengan tangisanya. Tubuh karina masih bergetar dan belum bisa mengeluarkan suara.

"sayang....ayo kita pergi dari sini, kamu masih bisa jalankan?" tanya winter.

Ia sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari mulut karina selain nafas terengah-engah yang ia dengar.

Perlahan winter melepaskan pelukanya dan menangkup wajah karina dengan kedua tanganya.

Winter menghapus airmata karina dengan ibu jarinya.
"nggak perlu takut, kamu aman sekarang." ujar winter menatap manik mata karina dalam-dalam.

Tidak ingin berlama-lama di apartement kai, winter mengangkat tubuh karina ala bridal style dan membawanya keluar dari situ.

Meskipun karina belum sadar sepenuhnya, tapi ia mengkalungkan tanganya pada leher winter untuk menahan agar tidak jauh dari wajah winter.

Dengan perlahan winter memposisikan karina dan mendudukanya dijok belakang motor, winter juga memakai kan jaket yang hanya terlampir ditubuh karina agar tidak terkena angin malam.

Skip.

Winter hanya menancap gas dengan kecepatan sedang, ia mengelus lembut tangan karina yang melingkar sempurna di perutnya.

Saat ini winter hanya memiliki satu tujuan untuk membawa pergi karina ke apartemenya, tidak mungkin ia mengantarkan karina pulang kerumahnya dengan keadaan berantakan seperti ini.

Yang ada orangtua karina hanya khawatir dengan anaknya.
Winter melihat karina dari kaca spion, karina hanya menatap jalanan dengan pandangan kosong dan menaruh kepalanya pada bahu winter.

Hati winter menangis teriris melihat orang yang dia sayang diperlakukan seperti tadi. Rasanya belum puas jika belum membuat kai babak belur dan masuk rumah sakit, tapi ia sadar, karina yang paling utama.....ia menyingkirkan egonya untuk melukai kai hanya karena karina, tujuan dia menyelamatkan kekasihnya, bukan hal lain, jika winter benar-benar menghabisi kai saat itu juga, yang ada karina pasti akan takut melihat winter.

---

Sampai di apartement, winter membawa karina masuk keruang tamu dan ia sama sekali tidak melepaskan genggamanya pada tubuh karina.

Winter masih melihat karina dengan tatapan kosongnya. Ia juga melihat beberapa luka yang memerah ditubuh karina karena ulah kai yang biadab itu.

Winter berlutut menyamai tinggi duduk karina untuk menatap wajah kekasihnya itu yang tertunduk.

"heii.....jangan dipikirin dulu okey....kamu udah sama aku sekarang." winter menarik dagu karina lembut untuk menatapnya.

Seperkian detik kemudian winter lebih memilih untuk menenangkan karina dengan memeluknya. Membiarkan karina meneteskan air mata.

"keluarin aja....jangan ditahan kalo itu bikin kamu lega." ujar winter sembari mengelus rambut surai karina lembut.

"hiks...aku benci sama dia.....aku nggak sukaa....aku--aku  jijik win." kekesalan karina akhirnya ia ungkapkan dengan tangisan.

Kai memang pria bajingan yang hanya bisa mencari kepuasan dengan nafsunya. Winter tidak terima dan ia bersumpah akan membalas perbuatan kai suatu saat nanti.

Saat ini ia harus sabar dan menyingkirkan dendamnya dengan kai, winter berusaha dan berjanji untuk saat ini dan seterusnya selalu ada untuk karina, menjadi pelindung untuk orang yang dia cintai dan menjaga karina dari manusia-manusia biadab lainya diluar sana.

Stay | WinRina√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang