"Gue akui pelukan gue emang senyaman itu, tapi bisa lepasin ga. Sesak." David menundukkan kepalanya menatap Mazaya. Gadis itu masih betah memeluk tubuhnya.
Mazaya mendorong dada David ke belakang.
"Pede banget lo! Siapa suruh nakut-nakutin gue. Mampus sesak napas, kalau sampe lo mati gue bakal ngadain hajatan." Mazaya melototkan matanya sebal.
"Gue bercanda. Siapa suruh lo percaya," tutur David menambah pitam gadis itu.
Marah, tentu saja Mazaya marah. Tetapi David tidak sepenuhnya salah, dirinya ini juga bodoh, bisa-bisanya percaya omong kosongnya David.
"Masuk kelas gih, ketahuan guru baru tau rasa. Muka lo nggak cocok jadi anak brandalan yang suka bolos, lo kawai banget, Mazaya chan," ejek David mengeluarkan senyum tengilnya, pergi meninggalkan Mazaya yang sedang memutar bola matanya searah jarum jam.
"OMAGA! Mazaya, lo barusan berinteraksi sama David si Iblis?!" teriak Lula berlari ke arahnya.
"Iblis? Maksudnya David?"
"Heem," deham Lula menganggukkan kepalanya antusias. Insting Lula berkata ia akan mendapatkan gosip baru, terkini, terhangat dan tak terduga dari sahabatnya.
"Oke, sebagai anak majalah divisi reporter gue mau mewawancarai lo. Pertama, sejak kapan lo akrab sama David? Kedua, apa hubungan lo sama David? Ketiga, kok lo bisa kenal sama David? Keempat David ganteng, kan?" cerocos Lula menghantami Mazaya pertanyaan retorik.
Kerutan muncul di dahi Mazaya. Pertanyaan Lula yang keempat maksudnya apa ya?
"Gak jelas lo, La. David itu terkenal, jelas gue tau lah, kita juga satu sekolah, kemungkinan bisa nggak sengaja ketemu itu besar. Tadi dia cuma tanya ke gue liat Pak Bambang apa enggak. Buang tuh pikiran aneh-aneh lo."
"Eits! jawab dulu pertanyaan keempat gue," ujar Lula menghalangi jalan.
"Nggak ada hukum yang mengatakan kalau gue harus menjawab semua pertanyaan lo."
"Fine, gue anggap jawaban lo David emang ganteng!" Lula tersenyum menggoda disertai alis gadis itu yang ikut naik turun.
"Iya ganteng, mirip kodok ngorek!"
"Kodong ngorek begitu tapi lo betah kan meluknya?"
Lula masih melanjutkan goda-menggoda sahabatnya. Selesai mencuci tangan di toilet, Lula hendak kembali ke kelas, namun niatnya terhenti melihat sahabatnya yang hilang entah kemana sejak bel istirahat pertama berbunyi sekarang malah kepergok pelukan sama David si iblis tampan dari jurusan IPA.
Pipi Mazaya merah merona, indra penciumannya kembali mencium aroma parfum laki-laki itu.
Coklat, laki-laki itu berbau coklat. Mazaya jarang sekali mencium aroma tubuh laki-laki yang harumnya mirip seperti coklat. Kebanyakan laki-laki sukanya memakai parfum yang kuat dan menyengat, misalnya parfum bapak-bapak sewaktu jumatan, jarak 5km saja masih bisa tercium.
"Tadi ada cicak lewat, gue takut, makanya nggak sengaja meluk David," bohong Mazaya tampak seperti orang idiot.
Lula menggelengkan kepalanya, manusia mana yang terlalu bodoh untuk mempercayai elakan Mazaya. Sebodoh-bodohnya umat Adam mereka masih bisa mendekteksi bahwa yang di katakan Mazaya sekarang ialah kebohongan.
•••
Sutradara sudah siap dari tadi. Para juru bicara juga sudah duduk sesuai tempat mereka. Kamera mulai menyala, sekarang kelima orang itu siap menjalankan tugas mereka.
"Kembali lagi bersama kita di acara Choose Your Love, dating show paling di nanti permirsa di rumah. Jujur udah nggak sabar banget mau liat perjalanan kisah cinta para peserta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice and Acting
FantasyPernah nggak sih kalian nge-ship in karakter novel tapi akhirnya sad ending? Kalau pernah kalian termasuk satu spesies bareng Mazaya. Mazaya penggemar garis keras Couple Gitar, singkatan Gista Sagara. Mereka berdua tokoh fiksi yang Mazaya harap bers...