15 tahun kemudian...
Bulan purnama bersinar terang, cahayanya mampu menerangi kegelapan penduduk bumi. Angin bertiup kesana kemari membawa kesejukkan. Secangkir kopi menambah syahdunya kenikmatan dunia.
Dua lelaki itu duduk menikmati kesyahduan malam hari di teras rumah. Tak lupa beberapa camilan mendampingi kopi panas tersebut.
"Nggak kerasa waktu berjalan begitu cepat. Perasaan baru kemarin kita lulus SMA. Interesting, very interesting," ucap laki-laki itu, menyeruput kopi hitam.
"Hmm... Gue juga nggak nyangka waktu secepat itu. Tapi gue lebih nggak nyangka kalau kita bisa akrab kayak gini," balas laki-laki di sampingnya yang sedang menatap ke arah bulatnya bulan purnama.
"Well, nggak ada yang tau masa depan. Teman jadi musuh, musuh jadi teman, anything can happen."
Laki-laki di sebelahnya itu mengangguk-anggukkan kepalanya, menyutujui ucapan laki-laki yang kini telah menjabat sebagai sahabatnya. Semenjak kejadian pasca lampau, mereka berdua menjadi lebih dekat dan saling mendukung satu sama lain.
"Btw, minggu lalu tahun ke lima belas kematian Mazaya. Kenapa lo nggak dateng, Kar?"
Dengan santainya lawan bicaranya itu menjawab, "Sorry, Bella ngajak gue liburan."
"Cuma setahun sekali peringatan kematian Mazaya, tapi lo lebih mentingin liburan sama pacar lo? Lo bercanda, Ankara Iskander?!" ujar laki-laki itu meninggikan intonasinya, bangkit dari duduknya.
Rutinitas mereka setiap tahun sekali tepatnya ketika hari kematian Mazaya, Ankara serta David akan meluangkan waktu mereka pergi ke makam Mazaya, mengenang gadis itu serta mendoakan ketenangannya. Namun sudah beberapa kali Ankara melewatkannya.
"David lo serius marah-marah begini ke gue karena masalah sepele? Kita bisa kesana kapanpun. Kalau lo mau kita bisa ke makam Mazaya besok."
David tersenyum kecut, kecewa pada balasan yang diberikan Ankara. Ternyata laki-laki itu sudah berubah.
"Jujur gue nggak mengharapkan ini dari lo. Apa lo udah lupa sama perempuan yang lo cinta? Bahkan lo sampe rela memutar waktu demi dia, tapi sekarang?"
Ankara mengacak-acak rambut cokelatnya. Bulan lalu laki-laki itu baru saja mengganti rambutnya untuk kebutuhan film. Sekarang nama laki-laki itu di dunia hiburan tergolong aktor bayaran termahal di negaranya.
"Oke maaf, gue salah nggak ngabarin ke elo kalo gue gak bisa dateng ke makam Mazaya waktu itu. Perlu beberapa kali gue jelasin ke elo, Vid. Dulu gue emang cinta sama Mazaya, gue emang memutar waktu buat dia, tapi sekarang dia udah nggak ada Vid. Lo harus terima kenyataan dan lanjutin hidup."
"Lo kecewakan sama gue? Gue juga sama. Gue nggak mengaharapkan lo belum move on dari masa lalu. Ini udah lima belas tahun, lima belas tahun dia meninggal, Vid!" lanjut Ankara mengingatkan kenyataan pahit kepada sahabatnya. Tangannya mengepal menahan amarah.
"Ankara kecilin suara lo, nanti..."
"Papa belum bobo?"
•••
"Perkenalkan saya guru BK baru Harapan Bangsa, kalian bisa memanggil saya Bu Raya," ujar wanita berambut sebahu. Tahi lalat kecil di bawah mata kanannya menambahkan kecantikan unik pada irasnya.
•••
Prolognya buat S2 segini dulu ya, jangan banyak-banyak 😁
Tenang aja, kalian ga usah pindah lapak, S2 tetep up di sini :)
Setelah baca prolog, sebagai pembaca apa yang kalian harapkan di S2 ini ?👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice and Acting
FantasyPernah nggak sih kalian nge-ship in karakter novel tapi akhirnya sad ending? Kalau pernah kalian termasuk satu spesies bareng Mazaya. Mazaya penggemar garis keras Couple Gitar, singkatan Gista Sagara. Mereka berdua tokoh fiksi yang Mazaya harap bers...