Untuk Mazaya pelajaran sejarah memanglah mengasyikkan, tapi kalau di suruh nyantet sama gurunya beda cerita. Ia lebih senang mendengarkan guru sejarah bercerita atau menerangkan materi sejarah dari pada mencatat sampai berlembar-lembar.
Catatan sejarahnya hampir penuh. Agaknya guru sejarahnya ini gemar memberi catatan pada murid-muridnya.
Bola mata gadis itu bergerak dari kanan ke kiri, membaca tulisan pada ppt yang sedang di tampilkan, setiap menemukan poin penting tangannya siap menyusun huruf.
Ankara tidak ada di kelas. Laki-laki itu izin, hanya mengikuti pelajaran sampai istirahat pertama. Sekarang dirinya ini bisa bebas bergerak sesuka hati, dan mencatat materi dengan tenang.
Mazaya menoleh pada bangku kosong Ankara. Biasanya laki-laki itu tengah menatapnya atau menuliskan tulisan random padanya di kertas kecil, sampai Mazaya emosi dibuatnya.
Kadang Mazaya mikir, laki-laki itu serius sekolah nggak, sih? Tidak pernah mendengarkan guru, jarang mencatat, tapi nilainya bagus, kan aneh.
Dua mapel berikutnya gadis itu lalui penuh kedamaian serta ketrentraman. Jarang-jarang Mazaya mendapatkan suasana seperti ini selama ia berada di sini.
Bel istirahat kedua berbunyi, siswa-siswi Harapan Bangsa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ke mushola, ke kamar mandi atau tenguk-tenguk di depan kelas sambil bergosip.
Kalau Mazaya, dia masuk golongan pertama. Ia pergi ke kantin bersama Lula. Lula itu teman Mazaya satu-satunya. Mazaya tidak memiliki teman lain selain gadis berambut sebahu itu.
"Zay, lo cari tempat aja, biar gue yang antre makan, biar cepet," usul Lula di tengah-tengah keramaian kantin.
"Yaudah gue nurut aja," balas Mazaya menyetujui. Gadis itu celingak-celinguk mencari bangku yang tersisa.
"lo mau pesen apa?"
"Ayam geprek sama air mineral."
Sepeninggalan Lula, kaki Mazaya melangkah menuju meja yang belum berpenghuni. Tempatnya agak pojok tapi tidak terlalu pojok.
Menunggu Lula bersama pesanan makanannya, Mazaya memainkan ponselnya, membuka sosial media miliknya.
Ia sedikit terkejut melihat namanya berada di puncak trending. Ternyata pihak Choose Your Love telah secara resmi mengumumkan dirinya ikut berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai juru bicara.
Gadis itu bersyukur netizen menyambut positif projek terbarunya. Setidaknya meskipun ia minim pengalaman di dunia entertainment, ia tidak mencoreng nama baik Mazaya.
Lula memberikan ayam geprek dan air mineral pesanan Mazaya, gadis itu tidak datang sendiri melainkan membawa manusia lain, Sagara. Sagara tersenyum padanya sampai cengkungan lengsung pipinya terlihat dalam. Senyuman itu berarti sapaan.
"Gue boleh gabung, kan?" kata Sagara masih berdiri.
"Boleh lah, kek sama sapa ae lo." Bukan Mazaya yang menjawab, tetapi Lula.
Sagara sengaja memilih duduk berhadapan dengan Mazaya. Laki-laki itu membawa kotak bekal berwarna biru serta tempat minum yang juga berwarna biru di padukan hitam.
"Bawa bekal apa?"
"Biasa, nasi sama telur, sama oseng-oseng." Sagara menjawab Lula, membuka tutup bekalnya, siap menyatap bekal yang ibunya siapkan.
Lula manggut-manggut, menyuapkan roti auhka ke dalam mulutnya.
Roti auhka itu kesukaannya Lula, tak pernah sehari pun gadis itu absen menelan roti tersebut. Sehari Lula bisa menghabiskan empat bungkus roti auhka. Semua varian sudah pernah gadis itu coba, mulai dari coklat, keju, vanilla, nanas, stroberi, blueberry dan durian. Akan tetapi rasa adalannya adalah vanilla.

KAMU SEDANG MEMBACA
Voice and Acting
FantasiaPernah nggak sih kalian nge-ship in karakter novel tapi akhirnya sad ending? Kalau pernah kalian termasuk satu spesies bareng Mazaya. Mazaya penggemar garis keras Couple Gitar, singkatan Gista Sagara. Mereka berdua tokoh fiksi yang Mazaya harap bers...