Pernikahan Cepat

283 28 0
                                    

Langkah Erna semakin mundur ke belakang, hingga kakinya tak sengaja terkena lantai kayu yang mencuat. Dia jatuh terjengkang, dibarengi dengan tawa Hendery yang seakan mendapatkan hiburan. Erna buru-buru berdiri, membenarkan baju dan rambutnya yang berantakan setelah jatuh. Ini semua akibat sebuah pohon aneh yang bisa bicara, yang diterangkan Hendery sebagai pohon bernyawa.

"Ayo, kemari. Joan ingin berkenalan denganmu," suruh Hendery, dengan sedikit sisa tawa di wajahnya.

Erna menggeleng takut. "Aku tidak percaya hantu, tapi aku tidak mau,"

"Kalau tidak percaya, harusnya tak masalah berbicara dengan Joan,"

Erna tetap menggeleng. Dia putar arah, hendak menuju sofa besar di pojok ruangan. Namun, Hendery tiba-tiba menarik tubuhnya, sangat cepat melesat mendekati pohon itu. Erna melotot tajam, penuh protes.

"Halo, Nona Erna Wijaya ... " Pohon itu memantulkan suara yang sedikit menggema, yang membuat bulu kuduk Erna berdiri.

"Dia Joan. Mantan asisten pribadi yang menjaga ibuku," jelas Hendery, yang raut wajahnya berubah sedikit sendu setelah mengucapkan kata ibu.

"I-ibu?" tanya Erna terbata-bata.

"Aku senang, akhirnya hari ini telah tiba," Pohon itu menyahut. "Aku senang, Hendery memilih wanita yang tepat. Seorang pemberani, sedikit memberontak dan tak takut mati,"

Hendery tiba-tiba berdehem keras saat Joan menerawang segala sifat asli Erna. Dan Erna hanya celingukan bingung, tak mengerti dengan segala yang terjadi.

"Aku ingin segera kembali ... " Pohon itu kembali berucap. "Tapi ... aku ingin melihat pernikahan kalian,"

"Tidak!!" bentak Hendery, sedikit membuat tubuh Erna melompat kaget.

"Kamu tidak boleh pergi kemana pun," cegah Hendery, tampak sangat emosi. "Kamu harus tetap di sini,"

"Hendery ... " Pohon itu memanggil nama Hendery dengan nada menggema. "Harus berapa ratus tahun lagi aku terjebak di sini? Aku ingin segera kembali, tempatku sudah bukan di sini. Bagaimana jika Tuan Hemish melihatku masih di sini?"

"Dia sudah mati,"

"Hendery ... " Nada menggema yang keluar dari suara seorang wanita itu membuat Erna memundurkan satu langkahnya. "Menikahlah segera, Hendery. Aku sudah menunggu ratusan tahun untuk ini,"

Erna tercengang saat mendengar ucapan pohon bernama Joan itu. Dia melirik Hendery, yang masih memandang lurus ke arah pohon dengan tatapan tajam penuh emosi.

"Aku hanya mencegah agar dia tak mati sepertimu. Aku tidak berniat menikahinya," ucap Hendery tegas, dan Erna justru mengangguk setuju.

Erna tak bisa membayangkan jika dia harus menikah dengan lelaki kejam yang gila seperti Hendery.

"Tidak, Hendery. Kamu ... mencintainya ... " sanggah Joan, sangat lembut seakan suaranya melayang di udara.

Erna sekali lagi melirik Hendery untuk melihat reaksinya, dan benar, Hendery sedang balik melirik Erna dengan ekor matanya yang indah. Hati Erna tiba-tiba berdesir.

"Dia tidak akan bisa tenang, Hendery. Amethyst akan terus mengejarnya, karena merasa telah menemukan mainan baru. Dia akan terus mengejar calon pengantinmu ... hingga ... dia mati," Joan terus berbicara, seakan dia adalah seseorang yang bisa meramal masa depan.

"Dia aman tinggal di sini bersamaku," Hendery tetap menolak.

"Dia seorang pemberontak, tak mungkin mengikuti perintahmu begitu saja untuk berdiam di sini selamanya,"

"Apa?!" Erna berseru kaget saat mendengar ucapan Joan. "Kamu mau mengurungku di sini selamanya?!" Erna berusaha meminta penjelasan Hendery.

"Ini akan membuatmu aman dari Ame,"

"Lalu, bagaimana sekolahku? Bagaimana aku bisa menyelesaikan pendidikanku? Kamu kira, aku binatang peliharaan, yang bisa kamu kurung seperti kamu mengurung Joan di dalam pohon itu?"

Hendery spontan mencengkeram kedua pipi Erna, mendorongnya keras ke dinding belakang mereka.

"Hentikan celotehanmu. Kamu tidak tahu apapun tentang Joan," ancam Hendery, mendekatkan mata coklatnya ke wajah Erna.

Hawa dingin menyebar ke seluruh punggung Erna, dan itu tandanya, Hendery sedang benar-benar marah. Lelaki itu tak mau berkedip, terus menatap Erna seakan menunggu jawaban yang keluar dari mulut Erna.

"Sudahlah, Hendery ... " ucap Joan, masih menggema. "Aku menunggu pernikahan kalian, esok hari ... "

"BESOK?!" Kompak Hendery dan Erna berseru, kaget luar biasa.

"Aku ingin, kamu tidak sendirian di dunia ini. Dan Erna, bisa menjagamu sebaik ibumu ... "

Hendery tertawa meremehkan. "Dia tidak sama dengan ibuku,"

"Kamu memilihnya karena sama dengan ibumu,"

The Forbidden Forest [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang