Dari atas atap sekolah, Erna melempar pandangan ke hamparan luas pemandangan hutan terlarang yang ada di bawahnya.
Pikirannya mengelana ke banyak hal. Termasuk segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya dan Hendery di masa depan–setelah dia membuat perjanjian dengan Katon.
Erna tidak menyangka akan hidupnya kini. Setahun lalu, dia datang sendirian, dan tak pernah berharap lebih selain bisa terus bertahan hidup di dunia ajaib ini.
Sampai dia harus menjadi jahat agar bisa bertahan. Tunggu, atau mungkin jahat adalah karakternya yang tersembunyi?
Segala perbuatannya pada Karin, tidak akan pernah bisa dimaafkan. Maka dia setuju saja, ketika Katon memberikan penawaran berupa hidup selamanya–bersama Hendery di hutan terlarang. Erna tahu Katon membencinya dan tak ingin dia mengganggu Karin.
“Merenungi nasib?” tegur Hendery, yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Erna sambil mengunyah apelnya.
“Hendery!” Mata Erna membelalak. Dia ingin tersenyum lega karena Hendery selamat. Namun cukup gengsi untuk mengutarakannya. “Kamu selamat?” Justru itu kata yang keluar dari mulut Erna.
“Kamu yang mengemis pada Katon untuk menyelamatkanku. Apa kamu pikir, aku selemah itu?”
Erna tidak menghiraukan. Dia justru sibuk mencari-cari bekas luka apapun yang barangkali bertengger di badan Hendery.
Tapi sepertinya pria itu selamat dan baik-baik saja.
“Bagaimana Ame? Shaan?”
“Kamu mencemaskan mereka?” Hendery tertawa. “Sebelumnya kamu mencemaskanku, sekarang kamu mencemaskan mereka? Sebenarnya kamu ini membela siapa, sih?”
“Kamu tidak membunuh mereka, kan?” tanya Erna memastikan. “Kemenanganmu itu hanya ada satu arti. Lawanmu mati,” Erna terngiang akan peristiwa tewasnya Stefani di tangan Hendery–dengan cara yang mengenaskan.
Hendery menggigit sisa apel yang terakhir. “Aku tidak pernah setengah-setengah. Segalanya akan kuselesaikan hingga tuntas,” ucap Hendery. “Hanya satu kegagalanku. Membunuh Katon,”
"Kalau dia mati, kamu tidak selamat hari ini," timpal Erna, sedikit kesal dengan kecongkakan Hendery. "Setidaknya jangan anggap dia musuhmu. Dialah yang selalu membantumu, membantu kita!"
Hendery menyeringai. "Dia akan tetap musuhku–" Kemudian melirik Erna. "Sampai dia mati," Seringaian itu berubah makin lebar.
Erna membuang muka. Setengah mati dia menurunkan harga dirinya untuk menyelamatkan Hendery, tapi Hendery justru bersikap congkak seakan dia tidak butuh bantuan Erna.
Ucapan terima kasih pun tidak dia dapat.
"Tapi, ada satu yang kubenci," tukas Hendery, setelah keduanya lama diam.
Erna menoleh–meski masih cukup kesal.
Dan saat Erna menggerakkan kepalanya, Hendery tiba-tiba mengecup bibir Erna.
Dia menyeringai lebar, menatap Erna seakan ingin tahu reaksinya. "Jangan pernah lagi menolongku. Aku benci selalu berhutang budi padamu," Dia mendorong tengkuk Erna, agar dia mudah menjangkau bibir ranum wanita itu.
Mereka berdua saling melumat bibir masing-masing. Hendery menggenggam kepala Erna dengan kedua telapak tangannya, menikmati ciuman itu dengan seksama.
Spontan dia mengangkat tubuh Erna, yang secara otomatis melingkarkan kakinya ke pinggang Hendery.
"Sudah siap untuk menghabiskan hidup bersamaku? Selamanya, di hutan terlarang?" Hendery menyeringai.
Seringaian yang seram, tapi membuat hati Erna tenang.
-END-
Terima kasih sudah membaca series yang kedua ini sampai akhir.
Jangan lupa buat baca series yang ketiga ya dari Spin off The Devil's Love Trap, episode POV Stefani Maura "The Lovers Lover"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Forest [END]
Fantasi18+ SPIN OFF THE DEVIL'S LOVE TRAP [Hendery x Erna] Erna tak harus mati, setelah Hendery menandainya sebagai calon pengantin. Namun bukan berarti penderitaan Erna berhenti sampai disitu. Dia harus menghadapi kegilaan keluarga Damon, yang terang-tera...