Erna terus membungkuk, di depan Katon dan Karin. Menurunkan egonya sendiri, dengan jantung berdebar memikirkan kondisi Hendery.
Meskipun Erna telah melakukan perbuatan paling mengerikan padanya, tapi Karin tetap saja tak tega. Dia genggam tangan Katon, demi meyakinkan suaminya untuk mengabulkan permintaan Erna.
Namun saat Karin melirik Katon, mata lelaki itu berubah hitam legam–pertanda dia sedang marah. Karin hanya bisa melipat bibir, tak bisa banyak bersikap saat melihat perubahan dalam diri Katon.
“Apa kamu tahu, berapa banyak kerusakan akibat perbuatanmu?” tanya Katon pada Erna, dengan suara menggema.
Erna menelan ludah. “Aku tahu–” Nadanya tercekat. “Dan aku berjanji, tidak akan pernah muncul dihadapan kalian,”
“Lebih dari itu,” sahut Katon cepat.
Pelan-pelan Erna mengangkat kepalanya, mencari tahu maksud dari Katon.
“Kalian harus berjanji padaku, tinggallah selamanya di dalam hutan terlarang, tanpa pernah keluar,”
“Katon–” Karin tersentak.
Namun keputusan Katon telah bulat. Terlalu banyak nasib buruk menimpa Karin, yang diakibatkan dari ulah Erna. Dia tentu tidak ingin melakukan kesalahan yang sama–seperti Karin dengan mempercayai Erna kembali.
“B-baik. Aku … aku berjanji,” Erna menjawab, meski berat. Tapi keselamatan Henderylah yang paling penting untuknya.
***
Hendery menghindari pedang besar milik Shaan, yang dilempar dengan sangat cepat ke arahnya. Dia duduk di atas ranting pohon besar, dengan tawa keras seakan mengolok Shaan.
“Kau berani membanggakan pedang yang keluar karena Serena? Dia mantan istrimu,” olok Hendery.
“Diam!”
“Apa kau berencana merebut Serena dari Ken? Itu sama saja menelan permen yang sudah kau buang,”
Pedang Shaan menebas pohon tempat Hendery bersandar, yang mengakibatkan Hendery harus melompat pergi dari pohon itu.
“Sialan!” Dalam titik lemahnya, Hendery tidak menyadari jika Ame telah berdiri di belakangnya, meninju kepalanya sekeras mungkin.
Hendery jatuh berdebam, berguling di tanah. Namun dengan cepat dia bisa berdiri.
“Kalian memang tak akan pernah bisa menang melawanku, kecuali bersama-sama,” ejek Hendery. “Selamanya lemah, akan tetap lemah,”
Shaan menggertakkan giginya, geram luar biasa. Dengan isyarat mata, dia menyuruh Ame untuk maju.
Ame hendak meninju kembali wajah Hendery, namun kali ini Hendery lebih siap. Dia dengan cepat menghindari setiap pukulan Ame, beserta tebasan pedang besar milih Shaan.
“Keluarkan pedangmu!” jerit Shaan murka.
Hendery tertawa. “Pedangku bukan untuk melawan orang-orang seperti kalian,”
Pertarungan saling kejar-mengejar, menghindar dan melawan, itu berlangsung lebih lama dari dugaan Hendery.
Hingga tanpa terasa, nafasnya mulai tersengal. Setitik bulit keringat turun dari keningnya. Dalam kondisinya yang hendak mengatur nafas, Hendery lemah. Dia tidak sadar saat Ame datang dan berhasil mengunci pergerakannya.
Wanita itu memegangi kedua tangan Hendery, setelah mengerahkan seluruh kekuatan terakhirnya.
“Kak, ayo bunuh dia!” seru Ame, meringis menahan daya Hendery yang memberontak.
Shaan dengan sigap maju. Setelah mengulaskan senyum licik penuh kepuasan, dia mengayunkan pedangnya untuk menebas kepala Hendery.
Tapi pergerakan pedang itu harus terhenti karena pedang besar lainnya tiba-tiba datang menabraknya. Keduanya jatuh berdebam ke tanah begitu saja.
Shaan berusaha mencari arah datangnya pedang itu, dan mendapati sosok Ken–serta Katon berdiri beberapa ratus meter dari mereka.
Kilatan kemarahan tampak jelas di wajah Ken Bagaskara. Rambut panjangnya berkibar sekilas, tertiup angin yang tiba-tiba datang.
“Beraninya kau memikirkan Serena, setelah sukarela memberikannya padaku,” gumam Ken, dengan mata tajam ke arah Shaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Forest [END]
Fantasia18+ SPIN OFF THE DEVIL'S LOVE TRAP [Hendery x Erna] Erna tak harus mati, setelah Hendery menandainya sebagai calon pengantin. Namun bukan berarti penderitaan Erna berhenti sampai disitu. Dia harus menghadapi kegilaan keluarga Damon, yang terang-tera...