003. | Air Mata Perempuan

164 20 1
                                    

Malam hari tiba. Gunawan masih mengerjakan tugas fisika yang diberikan, tapi karena sudah jam makan malam dan perutnya sudah keroncongan, akhirnya Gunawan kembali di meja makan.

Semuanya hening, tapi ada yang harus dibicarakan oleh Bryan dan Dila kepada Gunawan. "Ndy, besok Papa sama Mama pergi dulu, ya. Ke Bali, sekitaran 5 hari sampai seminggu di sana," ujar Dila.

"Tinggal aja terus," balas Gunawan yang kesal.

"Indy, Mama sama Papa itu kerja loh, bukan ninggalin kamu," jelas Dila.

"Kapan sih? Aku bisa ngerasain kayak temen-temen aku? Yang bisa bareng sama orang tuanya?" tanya Gunawan.

"Sayang, nggak semua orang tua sama. Mama sama Papa kerja untuk masa depan kamu," jawab Dila

"I dont care." Gunawan melanjutkan makan makanannya.

"GUNAWAN!! Kamu harus bisa sopan sama orang tua!" bentak Bryan.

Hentakan dari Bryan membuat Gunawan beralih ke kamarnya, membanting pintu dengan keras, pertanda ia tidak mau diganggu oleh siapa pun termasuk orang tua nya.

***

Esok hari adalah hari yang mendebarkan untuk Rara, sebab iya atau tidak hari ini dia akan terpilih menjadi ketua OSIS. Semua siswa-siswi sudah berkumpul di lapangan untuk diberikan arahan oleh Pak Fadil, "Baik anak-anak, hari ini akan ada pemilihan ketua OSIS yang dilaksanakan serentak. Mulai dari jam pertama sampai jam keempat. Diharapkan semua menggunakan hak pilih nya dan tidak ada yang golput! Mengerti semua?!" 

"Mengerti, Pak" jawab semua siswa-siswi yang berada di lapangan.

"Baik, seterusnya akan saya serahkan kepada Hari Putra dan Putri Isnari selaku MC. Silahkan."

Hari dan Putri mulai membacakan tata cara untuk pemilihan ketua OSIS, mulai dari kelas yang lebih dulu sampai cara penghitungan suara nya, tapi ... Tentu saja Gunawan tidak terlalu mendengarkannya.

"Gun, Ul, pilih siapa lu?" tanya Ridwan.

"Nggak tahu," jawab Gunawan cuek.

"Gue kayaknya pilih yang adek kelas yang kemaren nyamperin lu deh, Gun," Jawab Faul.

"Gue juga sama, soalnya visi misi nya bagus," balas Ridwan.

"Ih, najis." Celetuk Gunawan membuat Ridwan dan Faul terkejut.

"Napa sih?! Masih sensi lu sama dia?" tanya Faul.

"Harus banget ditanya?" tanya Gunawan balik.

"Pea, lu. Lu yang salah, lu yang kesel," balas Ridwan.

Pemilihan ketua OSIS pun dimulai. Pemilihan dimulai dari kelas 10, 11, dan yang terakhir kelas 12. Hal itu menghadirkan sebuah ide di kepala Gunawan, "Gua mau tidur di aula," ucapnya.

"Kan di aula ada anak-anak OSIS, culunn. Ya kali lu mau tidur disana?" tanya Faul.

"Bodo amat. Aula tempat paling enak buat tidur," jawab Gunawan.

"Ngikut dah." Akhirnya Faul dan Ridwan pun mengikuti ide gila Gunawan.

Mereka bertiga langsung menuju aula yang seharusnya menjadi basecamp anak-anak OSIS dalam pemilihan ketua OSIS kali ini.

***

Gunawan membuka pintu aula secara tiba-tiba, dimana membuat semua anak osis terkejut termasuk Juli, "Kak, maaf ada perlu apa ya?" tanya Juli sambil menghadang Gunawan, Ridwan, dan Faul.

"Gue mau tidur," jawab singkat Gunawan.

"Maaf, Kak, tapi kali ini aula di pakai buat basecamp anak-anak OSIS," jelas Juli.

It Ends With UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang