025. | Pergi dari Rumah

97 12 0
                                    

Pukul 9 malam, Gunawan pulang dan ingin berbicara kepada Dila dan Bryan soal sekolah nya, tapi ketika ia masuk ke rumah, hanya bibi yang menyambutnya, "Tuan, tuan dari mana saja? Kenapa baru pulang? Bibi khawatir," panik Bibi.

"Aku abis main ke rumah temen," jawab Gunawan.

"Astagfirullah. Bibi pikir tuan kenapa-kenapa jam segini baru pulang."

"Owh ya, mama sama papa mana? Udah pada tidur?" tanya Gunawan.

"Ibu sama bapak sedang pergi tuan, ke Bogor. Memangnya tuan tidak diberi tahu sama ibu?"

"Anak buangan mana mungkin di inget. Udahlah, males gua di rumah," gumam Gunawan sambil berjalan ke arah motor nya lagi.

"Tuan, tuan mau kemana?"

Gunawan pergi dengan motor nya entah ke mana, seragam sekolah pun masih ia pakai, tas nya juga masih betengger di punggung nya. Ia tidak tahan dengan kesibukan Dila dan Bryan hingga tidak memperdulikan dirinya.

"Ya Allah, tuan mau ke mana lagi? Kalau dia nggak pulang ke rumah gimana ini, Ya Allah." 

Sampai satu jam Gunawan tidak kembali ke rumah. Bibi di rumah langsung menghubungi Dila, Bryan, Ridwan, dan Faul, tapi yang menjawab Bibi hanyalah Faul.

Tring ... Tring... Tring... 

- Percakapan di telepon -

"Halo, Bi," sapa Faul

"Tuan, maaf ... tuan Indy ada nggak ya sama tuan?" tanya Bibi.

"Nggak, Bi. Gunawan sempet main ke sini, tapi dia udah pulang kok. Kenapa bi?" tanya Faul.

"Tadi tuan sudah pulang, tapi dia pergi lagi. Bibi nggak tau ke mana, mungkin ke rumah tuan Faul," jawab Bibi.

"Tumben tuh anak keluar malem-malem."

"Bibi takut tuan nggak pulang ke rumah, soalnya tuan bilang kalau dia malas di rumah karena bapak sama ibu pergi nggak bilang sama tuan. Dia kelihatan marah banget, tuan. Bibi khawatir sekali," lanjut Bibi.

"Marah? Mampus ... yaudah, bibi tenang aja ya. Semoga Indy nggak lama-lama perginya. Kalau sampe dia nggak pulang ke rumah, kabarin aku ya bi. Aku bantu telfonin dia," ucap Faul.

"Baik, tuan. Terima kasih."

- Percakapan di telepon berakhir -

Faul mematikan telefon nya dan langsung mengirim puluhan pesan kepada Gunawan. Faul sadar Gunawan habis marah dengan sang kekasih, ditambah dengan orang tuanya yang pergi tiba-tiba, menjadikan Gunawan mengalami emosi yang berlebihan. "Ada-ada aja lu, Gun ... angkat sih telfon gua!"

***

Gunawan memberhentikan motor nya di sebuah hotel yang dekat dengan mall, dia berniat untuk bermalam di sana. Tidak mungkin dia mengunjungi Faul ataupun Ridwan, pasti orang tuanya akan mudah menemukan nya. Selesai check in, Gunawan bergegas ke kamar nomor 93 dan melepas semua emosi di sana,

"Kapan sih gua bisa hidup tenang? Tanpa hal yang nggak bikin gua emosi, dan mereka anggap kehadiran gua? Lama-lama gue jadi orang paling goblok!" gumam nya.

Gunawan benar-benar lelah dengan kehidupan yang jalani nya saat ini. Dia seperti orang asing di dalam keluarga nya sendiri, karena ketidakpedulian Dila dan Bryan kepada dirinya.

"Bodo, besok gua nggak sekolah! Terserah lu pada mau cari gua atau nggak! Yang jelas, gue nggak akan pulang!" Gunawan terus melampiaskan emosi lewat mulut nya. Sampai-sampai, air mata kekecewaan sudah mengalir dari matanya.

It Ends With UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang