042. | Maaf yaa

93 10 0
                                    

"Ya tapi lo juga harus sadar diri! Dia udah punya pacar, yaitu gua!" Gunawan mulai marah dan tersinggung dengan perkataan Aldo. Muak dengan suasana, Gunawan memilih untuk pergi. "Kalau udah nggak ada urusan lagi, gue cabut!" Ketika Gunawan berjalan. Tiba-tiba ....

Happy birthday! Gunawan terkejut dengan kehadiran sahabat serta kekasih nya itu. Rara berdiri di hadapan nya membawa kue yang sangat cantik. 

"Selamat ulang tahun browdi. Panjang umur, sehat selalu dan semoga makin-makin dahhh wkwkwkwk," ucap Ridwan.

"Selamat ulang tahun cumi lada hitam. Wish you all the best!" ucap Faul.

"Emang nyebelin ya lu berdua! Gue pikir kalian lupa sama ultah gua. Main ngilang aja lagi kek setan. Udah ditelponin, tetep aja nggak diangkat," kesal Gunawan.

"Maaf, nih, otak nya si cumi baberque," jawab Faul sambil menunjuk Ridwan.

Setelah bercengkrama dengan dua sahabatnya, kini giliran Rara yang mengucapkan doa untuk Gunawan, "Kakak ... Selamat ulang tahun. Semoga di umur kakak yang ke 18 ini, semakin baik dari tahun sebelumnya, sehat selalu, rezeki nya semakin luas, dan apa yang diinginkan kakak semoga dapat. Aamiin."

"Makasih sayang." Gunawan memberikan senyuman manis nya kepada sang kekasih.

"Ayo dong, tiup lilin nyaa dong," seru Faul, "make a wish jangan lupa," lanjutnya.

Gunawan berdoa lalu meniup lilin yang berada di hadapan nya. Sorak dari teman-teman nya menyinari ulang tahun Gunawan kali ini. Lalu Gunawan memeluk Rara, "Makasih yaaa. Kamu yang terbaik di hati aku," ucap nya.

"Sama-sama, kak."

"I love you,"

"I love you more."

Dua jantung yang bertemu, berdegup kencang sehingga mereka menikmati pelukan itu.

"Heh hehh!! Udah kali pelukan nya. Belom muhrim," ucap Faul.

Gunawan melepaskan pelukan nya akibat celetuk dari Faul, "Daripada peluk kalian? Ogah!" Semuanya tertawa.

"Kak Aldo, makasih ya kak," ucap Rara.

"Iya sama-sama kak. Saya kembali bekerja dulu. Selamat ulang tahun kak Gunawan," ucap Aldo.

"Iya makasih."

Aldo pergi dari hadapan Gunawan, sampai Gunawan sadar ada yang salah dari ucapannya. "Hah? Kerja? Maksudnya?"

"Gampang percaya lu sama orang baru. Mana ada sih dia temen nya Rara? Aneh wkwkwk," jawab Faul.

"Apaan si? Gue masih nggak ngerti. Bukan nya dia kuliah di Aussy?"

"Itu semua bohong kak. Kak Ridwan bilang sama aku buat cari stranger biar kak Gun cemburu. Ketemulah sama kak Aldo, karyawan di sini," jelas Rara.

"Hah?! Jadi itu semua bohong?! Tentang dia dan kamu?! Tentang kuliah nya di Aussy?!"

"Iya dongg, keren kan ide gue?" tanya Ridwan.

"Ihh pea," Gunawan mentoyor kepala Ridwan, "Sumpah nggak lucu,"

"Tapi kesel kan lu?!"

"Ya iyalah! Pake bilang sayang sama Rara lagi! Untung nggak gue beratemin," kesal Gunawan.

"Jangan gitu lah kak," ucap Rara.

"Tapi kok dia tau semua yang gua tanya?" heran Gunawan.

"Udah di briefing lah. Gue kan daritadi di sini ngeliatin lu pada," ucap Faul.

"Kok gue nggak tau?"

"Mode menyamar, jadi lumut wkwkwk." jawab Faul.

"Owh... ceritanya dikerjain nih gua?"

It Ends With UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang