053. | Hampir Aja

48 6 1
                                    

Kemarin Gunawan terlalu lelah untuk beraktivitas setelah latihan futsal bersama teman-temannya. Ia sampai di rumah langsung merebahkan diri di kasur dan tidak sempat makan malam. Bahkan Rara menelepon untuk bertanya tentang kondisinya, tapi karena ia sudah lelap, telepon dari sang kekasih tidak diangkat sama sekali. Hal ini membuat Rara sangat kesal dan marah.

Pagi harinya, di sekolah, Gunawan berjalan di lorong sekolah membawa tas futsal nya. Pucuk di cinta ulam pun tiba, dia berpapasan dengan sang pujaan dengan wajah yang murung, "Hai ucing," sapanya. Rara hanya menatap Gunawan tanpa membalas sapaannya.

"Mau ke mana?" tanya Gunawan lagi.

"Ke lapangan," jawab Rara singkat.

"Cuek banget sihh, jangan gitu dong, nanti cantiknya ilang,"

"Apaan sih." Rara berjalan tetapi langsung ditahan oleh Gunawan, "Kamu kenapa sih? Badmood? Jutek banget jawab pertanyaan aku?" tanya Gunawan. Rara sekadar mengangkat bahunya

"Coba ngomong dong, jangan diem aja. Aku nggak ngerti kalau kamu diem doang," ujar Gunawan.

"Semalem aku telponin ke mana? Aku telfon sampe 5 kali nggak diangkat satupun," tanya Rara.

"Owh iya. Semalem aku kecapekan abis latihan futsal. Aku langsung tidur sampe tadi pagi, makanya aku nggak bisa angkat telepon kamu deh," jelas Gunawan.

"Hmmm,"

"Ehhh ... jangan marah gitu dongg. Maaf yaaa," 

"Iya,"

"Senyum dulu dong, biar manis,"

"IYA!"

Gunawan mendekati telinga Rara, "Makasih sayang."

Baru saja menutup mulut, Bu Riri menghampiri dua siswanya yang terlihat sedang berbincang, "Sedang apa kalian?" sambar Bu Riri.

Gunawan menarik badan nya menjauh dari telinga Rara, "Eh ibu, Gapapa, Bu. Tadi Rara mau kasih tau dia supaya dia nggak buat masalah lagi pas classmeeting," jawab Rara.

"Emang agak lain ini anak. Orang gua nggak nagapain-ngapain juga," sahut Gunawan.

"Keliatan akrab sekali kalian," ucap Bu Riri.

"Yaa ... Akrab lah bu. Kan hampir setiap hari Kak Gun dihukum. Jadinya saya tau banget dia kayak apa," 

"Ibu lihatnya kalian bukan seperti teman. Justru seperti pacaran,"

"Nggak," ucap Gunawan dan Rara berbarengan.

"Kompak sekali jawaban kalian,"

"Mana mungkin Rara mau pacaran sama kakak kelas nakal kayak Kak Gun? Kayak nggak ada cowok lain aja," jawab Rara.

"Saya juga nggak mau pacaran sama anak OSIS kali, Bu. Ibu tau sendiri saya anti OSIS, karena OSIS sering ngehukum saya. Ih amit-amit," jawab Gunawan.

Bu Riri hanya mengangguk ringan. Gunawan harus mencari alasan agar mereka tidak semakin lama terjebak oleh Bu Riri, "Yaudah, Bu, saya masuk dulu. Mau siap-siap soalnya saya tanding futsal, Assalamualaikum,"

"Saya juga izin pergi ya, Bu. Mau urus absen sama cek sound di lapangan futsal. Permisi, Bu, assalamualaikum."

"Ya, Waalaikumsalam." Mereka berdua kini bebas dari tatapan heran Bu Riri. 

Rara yang gemetar saat, Bu Riri menghampiri mereka, masih dalam pikiran yang berantakan dan tidak fokus. Sedangkan Gunawan di kamar mandi juga merasakan hal yang sama.

30 menit kemudian ....

Kebetulan, tim futsal Gunawan akan membuka pertandingan futsal melawan 12 IPS 1. Alhasil Gunawan sudah bersiap di pinggir lapangan. Rara yang sudah bersiap untuk membuka lomba, berdiri tidak jauh dari lapangan. Gunawan melihat Rara berdiri dan menyapanya lewat lambaian tangannya. Rara tersenyum mendapatkan lambaian tangan dari sang kekasih, Gunawan juga mengambil gambar Rara dengan hp nya sambil menunggu teman-temannya datang.

Datang Faul dan Ridwan yang langsung duduk di samping Gunawan, "Kok cuma lu berdua? Yang lain mana?" tanya Gunawan.

"Masih ganti baju,"

"Owhh,"

"Udah pemanasan belum lu?" tanya Faul.

"Nunggu kalian lah. Yaudah kuy, sekalian nunggu yang lain juga." Mereka memulai pemanasan agar ketika tanding tidak ada yang cidera.

Di tengah lapangan, Rara sudah berdiri memegang sebuah mic. Ia sendiri yang akan membuka acara pada pagi hari ini, "Assalamualaikum, selamat pagi semuanya. Gimana nih semagat pagi? Pastinya semangat dong. Aku mau kasih info nih, kalau  mulai hari ini kita akan menyaksikan pertandingan pertandingan seru!" Semua siswa dan siswi bersorak ria, "Nahh pagi ini akan dibuka oleh pertandingan futsal. Kira-kira laga pembuka akan dimainkan oleh siapa yaa? Wah ternyata pertandingan futsal akan dibuka oleh kelas 12! Antara si juara bertahan kita, 12 IPS 1 dan 12 IPA 1. Mana nihh suaranya kelas 12?!"

"HOOAAHH ...!" jawab semua penonton Rara.

"Jangan lupa kasih semangat untuk tim yang kalian dukung. Dan jangan lupa jam 10 nanti ada lomba cerdas cermat babak penyisihan yaa! Selamat menyaksikan!" Setelah melakukan pembukaan acara, Rara pergi ke sisi lapangan untuk melihat kekasihnya bertanding. 

Pritttt ... Pertandingan pun dimulai. Banyak siswa dan siswi yang menonton laga seru ini. Rachel beserta teman-teman nya pun sudah menyaksikan teman sekelas nya sekaligus orang yang ia cintai bertanding.

"GUNAWAN SEMANGAT SAYANG, KAMU PASTI BISA!" teriak Rachel dari sisi lapangan.

"Rachel, apa-apaan sih?! Seharusnya lu dukung IPS 1, bukan Gunawan. Dia kan anak IPA!" kesal Felly, teman Rachel.

"Ihh bodo amat, terserah gue dong mau dukung siapa. AYO GUNAWAN!!"

GOAL ... Menit-menit awal Gunawan berhasil mencetak angka pertama untuk 12 IPA 1. Semuanya senang dan memuji kepiawaian Gunawan dalam menendang bola indah ke gawang lawan. Gunawan menatap Rara berharap sang kekasih melihat dirinya, dan benar saja, Rara mengacungkan jempol ke Gunawan pertanda ia bangga dengan kekasihnya.

Tetapi beberapa menit kemudian ... GOAL ... Lawan berhasil bangkit dari kekalahan pertama dan kini mereka menyamakan kedudukan, "Aduh maaf, kecolongan," ucap Ridwan yang bertugas sebagai kiper.

"Santai aja. Masih setengah perjalanan," sahut Gunawan.

"Ayo ayo semangat!"

Kedudukan masih imbang, tapi babak pertama sudah habis. Kini waktunya mereka beristirahat dan mengatur strategi baru agar mereka tidak kalah di game kedua.

"Guys ... Kita ketinggalan satu goal. Nggak usah overthinking, yakin aja. Inget posisi dan buka komunikasi, kita bisa menang di game kedua. Oke?" ucap Gunawan sebagai captain.

"Oke! Fighting guys!"

Rachel masih sibuk meneriaki nama Gunawan berharap Gunawan bisa melihat kehadirannya, tapi teriakan Rachel tidak membuat Gunawan menengok. Justru Gunawan melihat Rara yang sedang menatapnya dengan tatapan tulus

"Semangat." Kode yang diberikan Rara menjadi penyemangat Gunawan untuk menghadapi game kedua. Gunawan membalasnya dengan senyum.

Babak kedua sudah dimulai. Mereka kembali melanjutkan pertandingan. Persaingan terasa begitu berat sampai di 5 menit terakhir. Skor yang seimbang membuat kedua kubu berlomba untuk mencari satu skor penentu. Faul mencoba mencari teman di area lawan, hingga ia menemukan Gunawan sudah berada di sisi kiri. Faul mencoba mengoper bola dan ... Goal!

Prit ... seluruh pemain dari IPA 1 berlari memeluk Gunawan karena ia menutup pertandingan dengan sangat dramatis. Ketika melakukan seleberasi, Gunawan salah langkah dan membuat kakinya keseleo parah

.....

Wih seru ya lomba Futsal, apalagi disemangatin sama ayang tercinta. Uhuy! Eh eh eh, sebentar ... itu Gunawan keseleo pas selebrasi? WHAT?! Wah, kita harus cek keadaannya Gunawan nih! DI part selanjutnya ya! SEE YOU!

It Ends With UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang