045. | Suprise Kedua

60 9 0
                                    

Sesampainya di rumah Rara, Ridwan dan faul menunggu dari kejauhan, sementara Gunawan, membantu Rara berjalan karena ia takut Rara pusing kembali.

Tok... Tok... Tok... Latifa menyambut ketukan pintu itu, "Ehh sayang. Udah pulang?"

"Udah mah,"

"Tante," Gunawan langsung mencium punggung tangan Latifa.

"Selamat ulang tahun Gunawan. Semoga menjadi anak yang baik, dan berbakti sama orang tua ya. Doa terbaik untuk kamu," ucap Latifa.

"Aamiin, makasih tante,"

"Sama-sama. Rara kenapa sayang? Kok pucet muka nya?" tanya Latifa.

"Ini tante, tadi Rara pusing katanya, jadi Gunawan ajak pulang aja deh. Istirahat ya. Tante, Gunawan pulang dulu ya. Makasih kado nya," pamit Gunawan.

"Iya, sama-sama Gunawan."

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Pamit pulang, Gunawan segera kembali menghampiri Ridwan dan Faul untuk kembali menukar kendaraan mereka.

***

Gunawan masuk ke kamar nya, tapii ia sangat terkejut mendapatkan kotak besar di kasur nya. Apaan nihh? Gede banget kotak nya?" 

Dia pun membuka kado besar itu. Ternyata, isinya adalah sebuah frame foto Gunawan beserta ucapan Happy birthday. Selain itu, ada juga jam tangan, sling bag, headphone  dan yang terakhir adalah sebuah kunci, tapi Gunawan tidak tahu untuk apa kunci itu.

"Dari siapa ini? Banyak banget ... ada surat nya lagi,"

Selamat ulang tahun anak ku tercinta. Mobil nya belum dateng yaa, Soalnya papa lagi modif mobil sesuai sama kemauan kamu. Jadi papa sama mama taruh kunci nya dulu hehe. Semoga indy suka. We love you indy ❤

"Owh, dari mama papa. Kirain dari siapa ... Hah?! Mobil?!" Gunawan baru sadar bahwa kunci tersebut adalah kunci mobil, "Sebenernya gue nggak terlalu butuh mobil, tapi gapapa lah, udah dibeliin. Makasih papa mama." gumam nya.

Gunawan segera mencoba kado yang ada. Mulai dari yang diberikan Rara sampai yang diberikan orang tua nya.

"Haaahhh alhamdulillah. Di tahun ini, aku dapat kembali perhatian nenek yang hilang. Perempuan yang menerima aku tanpa syarat. Hingga teman-teman yang ada disetiap keadaan. Terimakasih Ya Allah," ucapnya.

***

Setelah menghabiskan waktu bersama sang kekasih, kini Rara akan menghabiskan waktu bersama orang tuanya setelah beristirahat.

"Hey ra. Udah enakan?" ucap Gilang.

"Belum, masih pusing. Terus tadi muntah juga," jawab Rara.

"Kenapa sampe muntah, Ra? Kamu makan apa tadi?" tanya Latifa.

"Rara makan biasa kok mah, nggak yang macem-macem," jawab Rara.

"Udah minum obat?"

"Udah pah,"

"Kamu cape kali, Ra. Makanya pusing begini," ucap Latifa.

"Nggak mah, orang nggak ngapa-ngapain kok, cuma ke Upnormal abis itu nonton,"

"Nonton apa?" tanya Gilang

"F9,"

"Ih nggak ngajak papa. Papa juga mau nonton kali," kesal Gilang.

"Hehehe, nanti kita nonton lagi pah. Seru tau film nya,"

"Iya, iyaa ..." 

Teringat atas tugas yang belum ia kerjakan, Rara ingin kembali ke kamar, "Rara mau ke kamar dulu. Nyelesain tugas-tugas yang belum kelar,"

"Okee, tapi kalau pusing nanti aja ya nugasnya," ucap Gilang.

"Iya."

Baru saja melangkah, Rara merasakan pusing yang sangat berat, sehingga langkah nya terhenti. Latifa dan Gilang tidak menyadari itu, "Astagfirullah, gelap banget mata ku. Jangan sampe tumbang Ya Allah ...." Tapi tubuh mungil Rara tidak kuat menahan rasa sakit yang sangat menyiksa itu. Akhirnya.... GUBRAK.... Hidung Rara juga mengeluarkan darah segar.

Gilang melihat tubuh Rara sudah berada di ubin. Ia langsung menghampiri tubuh Rara. "Astagfirullahaladzim sayang... Sayang bangun sayang,"

"Pah, Rara mimisan pah!" panik Latifa.

"Ambil kunci mobil, kita bawa ke rumah sakit,"

"Iya iya."

***

Gilang langsung membawa Rara ke UGD. Di sana, Rara sudah mendapatkan penanganan dokter.

"Pah, kita kabarin temen-temen nya Rara nggak pah?" tanya Latifa.

"Ga usah dulu. Tunggu apa kata dokter, baru kita kasih tau temen-temen nya," ucap Gilang.

"Mama nggak mau Rara kenapa-kenapa," Latifa meneteskan air matanya karena benar-benar khawatir.

Ceklek... Pintu UGD terbuka lebar dan keluarlah seorang dokter yang menangani Rara. "Dok, dokter gimana keadaan anak saya?" tanya Gilang.

"Anak bapak terkena tipes dan ia harus dirawat beberapa hari karena keadaan nya sangat parah pak,"

"Astagfirullah, Rara ..." Latifa tak kuasa menahan air matanya.

"Pasien segera dipindahkan ke ruang rawat ya pak. Permisi."

"Terima kasih dok,"

Latifa masih bingung dan terus menangis, "Pah, Rara kena tipes, pah,"

"Iya mahh, papa tau. Sekarang kita berdoa ya, semoga Rara cepet sembuh,"

"Aamiin," lirih Latifa.

Rara dipindahkan ke ruang rawat. Gilang dan Latifa yang tidak tega melihat anak semata wayang nya memakai selang oksigen dan infus, hanya bisa beristigfar memohon agar anak nya bisa cepat pulih.

***

Di ruang rawat, Gilang dan Latifa menatap Rara yang masih belum sadar, "Rara, sayang. Cepet sembuh yaa, jangan sakit. Mama khawatir kalau keadaan kamu begini," ucap Latifa sambil mengelus kepala Rara.

"Mahh, papa tinggal sebentar ya. Mau ke administrasi dulu," 

"Iya pah. Hati-hati."

Latifa menemani Rara seorang diri. Sambil mengelus kepala Rara dan juga berdoa, tapi dering telfon dari hp Rara membuat Latifa terbangun dari duduk nya.

Tring... Tring... Tring.... "Gunawan?" 

Latifa pun mengangkat telepon itu dan juga ingin mengabarkan kondisi Rara saat ini.

- percakapan di telepon -

"Halo sayang ..." sapa Gunawan.

........

Ini mah bukan suprise kedua, tapi ... eh bener deng, tapi masa suprise nya kayak gitu?! Nggak banget deh. Terus gimana reaksi nya Gunawan pas tahu Rara masuk rumah sakit?! Aaaa lagii ulang tahun malah begitu :( DI PART SELANJUTNYA! SEE YOU!

It Ends With UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang