Mereka sudah berada di jalan pulang sebab jalan-jalan aneh mereka sudah mereka lewati dengan mesra.
Di tengah perjalanan Rara masih mengunyah popcorn yang tersisa dari bioskop tadi, "Jadi beli ice cream nggak?" tanya Gunawan.
"Tadi katanya udah janji ..." ucap Rara dengan nada melasnya.
"Iya, iya ... aku nggak lupa kok," balas Gunawan dengan senyumnya.
"Tapi aku ngantuk ..." ucap Rara.
"Ya udah bobo aja."
"Ahh nanti nggak jadi beli ice cream nya," jawab Rara.
"Nggak ... udah bobo gih, nanti kalau udah ada ice cream nya, aku bangunin," suruh Gunawan.
"Awas ya kalau nggak di bangunin ... aku ngambek 7 hari," ancam Rara.
"Iya, sayang ... bobo yaa," ucap Gunawan sambil mengelus kepala Rara. Perlahan Rara memejamkan matanya. Ia sangat lelah karena semalam ia menyelesaikan tugas barunya sebagai ketua OSIS.
***
Ternyata Gunawan mengajak Rara ke restoran cepat saji, Mcd. Memang di sana terkenal dengan ice cream nya yang enak, yaitu Mcflurry. Pesan 2 ice cream untuk sang pujaan, lalu melipir ke parkiran dan menyantap dessert lezat itu
"Rara, sayang ... bangun. Aku udah beli ice cream nya nih," ucap Gunawan sambil menggoyangkan lengan Rara untuk membangunkannya.
"Sayang ... Nanti ice cream nya cair loh." Gunawan sampai mengelus pipi Rara untuk membuat Rara terbangun dari tidurnya.
Akhirnya Rara membuka matanya. Ia langsung menegapkan badannya agar cepat sadar, "Nih, ice cream nya." ucap Gunawan sambil memberikan ice cream milik Rara.
"Makasih, Kak." Nada bicaranya masih sangat lemas.
"Cepet dimakan, nanti jadi susu," suruh Gunawan.
Karena baru bangun, pergerakan tangan Rara belum normal. Ice cream lah yang membuat ia bangun, satu suapan membangkitkan rasa bahagia nya.
"Seneng?" tanya Gunawan.
"Seneng ..." jawab Rara sumringah.
***
"Alhamdulillah, udah abis ... makasih ya, Kak" ucap Rara.
"Sama-sama, sayang."
Rara melihat ke handphone-nya sejenak sebab ia takut Latifa menghubungi dirinya, "Ada apa?" tanya Gunawan.
"Gapapa, cek aja takutnya mama ngechat aku," jawab Rara.
"Enak ya, masih diperhatiin sama mama ... Ya namanya juga anak perempuan, pasti dijagain. Beda sama anak laki-laki yang dibiarin begitu aja."
Rara menyadari ada yang aneh dari penjelasan Gunawan barusan. Hal itu mendorong Rara untuk bertanya tentang orang tua kepada Gunawan, "Maksudnya?" tanya Rara.
"Nggak penting bahas orang tua di depan kamu. Mending kita bahas tentang kita," ucap Gunawan untuk mengalihkan perhatian Rara.
"Kalau kamu anggap aku sebagai pasangan, seharusnya kamu bercerita semua yang mengganjal di hati kamu." Gunawan bingung. Hatinya ingin bercerita, tapi ia tidak mau dianggap lemah oleh Rara, "Kalau kamu nggak mau cerita, gapapa. Aku nggak bakal paksa kamu untuk cerita semua masalah kamu," lanjut Rara.
Gunawan membuang nafas berat. "Aku sendiri, kurang waktu sama mereka. Bukan aku yang nggak mau sama mereka, tapi mereka yang terlalu sibuk sama kerjaan nya. Aku mau kayak kalian, yang bisa sama orang tua, setidak nya kalau nggak bisa dua-duanya, salah satu aja udah seneng kok. Ditinggal paling sebentar seminggu, di rumah cuma dua harian, abis itu pergi lagi keluar kota." ungkap Gunawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Ends With Us
FanfictionJabatan Tiyara Ramadhani atau yang biasa disapa dengan Rara yang menjadi ketua OSIS di SMA Global Azkara menyulitkan dirinya untuk jatuh cinta. Gunawan Muharjan juga tidak peduli dengan dirinya yang dicap anak paling nakal di sekolah, tapi kepintara...