Di hotel, Gunawan baru bangun. Dia menikmati suasana hening di hotel tanpa suara bibi, "Huaahh ... Udah pagi," gumam nya.
Gunawan segera ke kamar mandi dan turun ke restaurant untuk sarapan pagi.
Di restaurant hotel, Gunawan mengambil beberapa makanan untuk dijadikan nya sarapan. Setelah sudah, ia langsung duduk menyantap makanan itu dengan tenang.
"Andai mama sama papa masih inget sama gue, gue nggak bakal lari begini."
Gunawan makan sambil melihat handphone nya. Ratusan chat whatsapp, puluhan miscall pun ia lihat, tapi dia tidak melihat satupun chat atau panggilan dari sang kekasih, "Even Rara aja nggak nge chat gua untuk sebatas say hi or morning. Emang gue nggak penting di mata semua orang!"
Setelah selesai makan, Gunawan kembali ke kamar nya. Mengambil sebuah kertas dan menuliskan apa yang tersirat dari perbuatannya.
Dunia itu luas, bumi itu indah. Tapi kehidupan tidak melulu menyenangkan.
***
Sudah waktunya pulang sekolah. Rara sangat ingin ikut dua sekawan itu mencari Gunawan. Dirinya ditemani oleh Randa sudah menunggu kehadiran Ridwan dan Faul di parkiran, tapi Daffa menghampiri Rara untuk berbicara .
"Rara ... untung lu belum pulang," ucap Daffa.
"Kenapa, Daf?"
"Kita mau ada rapat buat acara bulan bahasa nanti. Kita mau bahas sponsor yang dukung acara kita,"
"Aduh, Daf, gue lagi nggak bisa. Diundur besok aja ya rapat nya," suruh Rara.
"Nggak bisa, Ra. Soalnya besok kita udah tentuin runtutan acara nya dan udah ngasih kabar ke sponsor nya. Sponsor nggak mau lama-lama."
Rara sangat bimbang kali ini. Dia ingin mencari tahu sebab dari Gunawan pergi dari rumah, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan tanggungjawabnya.
"Mending lu rapat dulu deh, kan dia ada temen-temen nya,"ucap Randa.
"Yaudah kita rapat sekarang. Nda, lu pulang aja ya, maaf jadi nungguin gue gini," ucap Rara.
"Oke, Ra."
"Ayo, Daf." Rara pergi bersama Daffa ke ruang OSIS. Randa pun pulang sendirian.
Faul dan Ridwan siap untuk pergi ke rumah Gunawan, tapi mereka tau ... Rumah Gunawan adalah rumah yang penuh kekerasan.
"Cong, kalau ada nyokap bokap nya gimana? Gua males kalau ada mereka," ucap Ridwan.
"Kan semalem bibi ngomong, orang tua nya lagi pergi, Wan,"
"Ya semoga nggak ada mereka deh," gumam Ridwan.
"Ayo buruan, ish. Malah bengong,"
"Iya iyaa ..."
***
Rapat sudah di mulai. Semua anggota fokus memperhatikan presentasi untuk calon sponsor, tapi tidak dengan Rara yang masih kepikiran dengan sang kekasih, "Kak Gun, plis Rara mohon ... Kamu pulang ke rumah, jangan kabur-kabur begini. Aku khawatir sama kamu, chat aku belum dibales, telfon aku nggak di angkat. Aku minta maaf kalau aku salah kemarin. Ya Allah, jaga dia dimanapun dia berada." ucap nya dalam hati.
"Bagaimana? Apakah kalian setuju dengan persyaratan kami?" tanya Sponsor
Pertanyaan dari calon sponsor pun tidak digubris oleh Rara.
"Ra ..." senggol Juli.
"Hmm ... iya? Maaf, ya, kami setuju dengan persyaratan kalian." Rara mulai menenangkan dirinya untuk kembali fokus terhadap rapat yang mereka lakukan. Walaupun di otak nya, hanya ada nama Gunawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Ends With Us
FanfictionJabatan Tiyara Ramadhani atau yang biasa disapa dengan Rara yang menjadi ketua OSIS di SMA Global Azkara menyulitkan dirinya untuk jatuh cinta. Gunawan Muharjan juga tidak peduli dengan dirinya yang dicap anak paling nakal di sekolah, tapi kepintara...