Sesampainya di rumah, Gunawan disambut oleh Dila yang juga terlihat sangat panik, "Indy ... Indy gimana keadaan Rara?! Dia gapapa kan?!" tanyanya.
"Udah gapapa mah. Tadi dia udah sadar dan harus di rawat karena dia kena tipes," jawab Gunawan.
"Ya Allah, kenapa bisa, Ndy?! Dia kecapekan apa gimana?"
"Aku nggak tau, tapi kayaknya karena kecapekan,"
"Kasihan Rara. Yaudah, sekarang kamu tidur. Kamu pasti capek juga kan?"
"Nggak terlalu mah, belum ngantuk juga,"
"Yaudah, kamu masuk kamar aja. Jangan begadang," suruh Dila.
"Iya, mah." Gunawan masuk kedalam kamar dan langsung merebahkan dirinya ke kasur kesayangannya.
Di kamar Gunawan merasa memang ada yang aneh dari Rara pas pulang dari mall tadi, ia pikir itu hanya alasan Rara saja, tapi ternyata memang Rara sakit. "Berarti tadi dia di mall pusing itu beneran?! Njir gua pikir bohongan karena ngeprank gua. Dodol banget dodol! Mana hari seminggu besok bulan bahasa lagi ... Gila ya lu, Ra, udah tau lu gampang sakit, pake segala jadi ketua OSIS lagi ..."
Karena tak ada lagi yang harus dikerjakan, akhirnya Gunawan memilih untuk tidur.
***
Pagi yang ... sebenarnya agak sedikit sedih karena Gunawan harus kembali menerima kenyataan sang kekasih sedang di rumah sakit.
Tok ... Tok ... Tok ... Dila masuk untuk membangunkan sang bujang karena ia mendapatkan sebuah ide, "Indy. Bangun Ndy,"
Gunawan hanya menggeliat. "Indy, Ayo bangun ih," ucap Dila lagi.
"Ada apa sih mah? Ngantuk tauu ..." ucap Gunawan dengan suara khas bangun tidur.
"Mama mau jenguk Rara. Mau ikut nggak?"
"Hmmm ..."
"Mama tunggu di luar ya. Jangan lama-lama, nanti keburu siang." Dila pergi keluar kamar agar ia juga bisa bersiap-siap.
Butuh waktu untuk mengumpulkan nyawa Gunawan. Dia duduk hampir 10 menit untuk membuat nya siap menjalani hari ini. Setelah itu, ia langsung mandi dan juga bersiap ke meja makan untuk sarapan siang.
***
Ternyata yang duluan selesai bersiap adalah Gunawan. Yaa ... biasalah cewek.
"Yuk, kita beli buah dulu," ajak Dila yang baru saja keluar kamar.
"Mama heboh banget mau jenguk Rara? Kenapa sih?" tanya Gunawan.
"Kan Rara anak mama juga. Mama wajib jenguk dan perhatian dong sama dia,"
"Maksudnya anak?" tanya Gunawan heran.
Dila menjawab dengan helaan nafas, "Emang kamu nggak mau mama doain kamu nikah sama Rara?"
"Iya iya mau, MAU BANGET, NGGAK USAH DI TANYA MAH," jawab Gunawan sumringah.
"Nah. Yaudah, ayok buruan."
"SIAP!" Mereka segera masuk ke dalam mobil. Sebelum ke rumah sakit, mereka mampir ke toko buah di dekat rumah sakit. Setelah selesai, mereka langsung menuju rumah sakit.
***
Di ruangan rawat, Latifa sedang menyuapi Rara. Ingat dengan kehadiran Gunawan semalam, Rara pun bertanya, "Mahh, semalem kak Gun tau darimana aku di rumah sakit? Kok dia busa dateng?"
"Owhh, semalem itu dia telpon ke hp kamu. Mama angkat dan mama kasih tau kamu lagi di rumah sakit. Dia langsung ke sini," jawab Latifa.
"Ihh mama. Jangan kasih tau kak Gun kalau aku masuk rumah sakit,"
"Loh kenapa sayang?"
"Aku nggak mau dia khawatir. Terus juga kemarin kan ulang tahun dia, masa aku ngerusak hari istimewanya dia? Kan pasti dia jadi kepikiran," jelas Rara.
"Gapapa sayang. Udah, kamu lanjut makan lagi ya. Biar cepet pulang." Latifa lanjut menyuapi Rara makan pagi
Tok ... Tok ... Tok .... "Papa mah?" tanya Rara.
"Kalau papa, nggak mungkin ketuk pintu, Ra," ucap Latifa.
Pintu kamar Rara terbuka secara perlahan, menghadirkan Gunawan dan Dila, "Assalamualaikum ..." sapa mereka.
"Waalaikumsalam,"
"Hai, Ra, tante ..." Gunawan mencium tangan Latifa, "Tante, kenalin, ini mama aku," ucap Gunawan.
"Salam kenal, ibu. Saya Dila, mama nya Gunawan," ucap Dila.
"Owh iya ibu, saya Latifa, mama nya Rara. Salam kenal," balas Latifa.
"Tante ..." Rara juga mencium tangan Dila.
"Duhh maaf ya, kita dateng dadakan, soalnya nggak sempet ngabarin kalau mau jenguk Rara," ucap Dila.
"Iya gapapa bu. Rara juga pasti seneng dijenguk sama ibu dan Gunawan," jawab Latifa.
"Gimana Rara? Udah enakan sayang?" tanya Dila.
"Udah tante. Insyaallah besok Rara juga udah masuk sekolah,"
"Alhamdulillah kalau begitu. Jangan sakit lagi ya,"
"Iya tante,"
Gunawan menaruh buah yang tadi mereka beli di meja rumah sakit, "Owh iya ini, ada buah buat Rara sama ibu," ucap Dila.
"Terima kasih, Bu, Gunawan," ucap Latifa.
"Sama-sama."
Gunawan mendadak merasa canggung di depan orang tuanya, bahkan untuk bertanya kepada Rara pun ia bepikir lebih dulu, "Kamu udah makan?" tanyanya.
"Udah kak. Barusan aku makan bubur,"
"Owh .. Ya."
Pada saat itu, mereka berbicara panjang lebar mengenai kondisi Rara. Sampai-sampai, tak terasa jam besuk mereka sudah habis, "Rara, ibu. Kami pamit pulang dulu ya. Sudah sore, Rara juga butuh istirahat," ucap Dila.
"Gapapa tante, aku udah sehat kok," sahut Rara.
"Sayang, kamu harus istirahat ya, biar cepet sembuh," pesan Dila.
"Bener kata mama. Kita pulang dulu ya," ucap Gunawan.
"Buru-buru banget pulang nya. Emang Gunawan nggak mau deket sama Rara?" ledek Latifa.
"Ish mama,"
"Ya ... bukan nggak mau sih tan. Cuma, nggak enak aja lagi di rumah sakit malah pacaran," jawab Gunawan.
Rara langsung menatap tajam Gunawan dengan kesal, " Kakak ..."
"Dasar bucin," gumam Dila.
"Setidak nya Indy pacaran terang-terangan ya mahh, nggak diem-diem," jawab Gunawan.
"Maafin Gunawan ya, Ra. Emang begini anak nya," ucap Dila.
"Iya gapapa tante. Ikhlas kok kak Gunawan begitu,"
"Yasudah, kita pulang dulu ya," pamit Dila.
"Terima kasih yaa, sudah menjenguk Rara di sini," ucap Latifa.
"Gapapa bu. Rara udah saya anggap seperti anak sendiri," jawab Dila.
"Calon mantu ya mah?" tanya Gunawan.
"Aamiin ..."
"KAKAK ..." teriak Rara.
"Kami pamit yaa, assalamualaikum." Gunawan pamit ke Latifa dan mencium tangan nya, begitupun dengan Rara kepada Dila, "Waalaikumsalam,"
.....
Enak banget Rara dijenguk sama calon mertua. HAAHH, MIMO IRI :( Semoga Rara cepet sembuh yaa, biar balik lagi ke sekolah dan biar Gunawan juga nggak sendirian di sekolah, AAMIIN. Eh tapi ... temen-temen Rara pada tau nggak ya Rara di rumah sakit? DI PART SELANJUTNYA! SEE YOU!
KAMU SEDANG MEMBACA
It Ends With Us
FanfictionJabatan Tiyara Ramadhani atau yang biasa disapa dengan Rara yang menjadi ketua OSIS di SMA Global Azkara menyulitkan dirinya untuk jatuh cinta. Gunawan Muharjan juga tidak peduli dengan dirinya yang dicap anak paling nakal di sekolah, tapi kepintara...