Kekacauan dalam ruang pertemuan itu memanas kala pimpinan penyergap dari aparat FBI mulai meluncurkan serangan dengan granat. Peledak aktif itu tak butuh waktu lama untuk bereaksi setelah berbenturan dengan lantai. Ledakan pun terdengar, membuat ruangan bergetar dan api dari ledakan mulai melahap kayu-kayu di sekitar. Suasana di sana menjadi tak terkendali dengan banyaknya korban yang berjatuhan.
Namun, Lev tentu tidak peduli. Bukankah seorang bawahan memang harus melindungi atasan? Tidak ada yang perlu untuk dikhawatirkan bagi Lev selain hanya keselamatannya sendiri. Dan Gaby mewujudkan itu untuknya.
Masuk ke dalam ruang bawah tanah dan terhindar dari ledakan. Dornan berperan sebagai penunjuk jalan. Saat sudah tiba di sebuah lorong bercabang, Dornan menjelaskan tentang ujung dari lorong tersebut. Ada yang mengarah pada sebuah Casino di Vegas, ada juga yang mengarah ke sebuah rumah pinggir jalanan.
"Baiklah, kalau begitu, kau sudah tidak diperlukan lagi di sini," tutur Gaby secara tiba-tiba.
Dornan baru saja menarik napas hendak berbicara. Belum ada sepatah katapun yang keluar dari mulut lelaki itu. Ia mundur beberapa langkah ke belakang, tangannya memegangi bagian perut yang tertusuk sebuah pisau, darah segar mengalir dari sana dan Dornan hanya bisa memekik kesakitan. Pria paruh baya itu menatap tak percaya, Gaby–gadis yang diselamatkannya agar terbebas dari kepungan FBI justru menikamnya dengan kejam.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Lev berteriak kesal. Gaby terlalu banyak bertingkah seenak hati di sini.
Akan tetapi, ketika Lev mencoba melangkah untuk membantu Dornan, Gaby menahan lengannya sambil berkata, "Sudah kukatakan sebelumnya bahwa bekerja sama dengan pria tua ini tak akan banyak memberikan perubahan."
"Maka dengan begitu kau bebas untuk melenyapkannya?" tanya Lev dengan emosiyang jelas ditunjukkan di wajahnya.
"Kau berbicara seolah kau tidak pernah membunuh saja, Tuan Ivanovich." Benar. Jadi untuk apa Lev kuatir pada Dornan? Kematian Dornan akan memudahkan ia untuk mengambil alih bisnis yang dikerjakan Dornan saat ini mengingat putra Dornan sendiri tidak kompeten. Kematiannya bisa dimanfaatkan oleh Lev sebaik mungkin.
Gaby kemudian bergerak ke sisi Dornan, ia meletakkan sebuah benda berukuran kecil dan pipih. Mirip sebuah ponsel dalam ukuran kecil dengan touchscreen yang ditekan-tekan oleh gadis itu.
"Aku sudah memasang bom dengan sensor sentuhan. Jika FBI tiba di sini, mereka pasti akan memeriksa Dornan terlebih dahulu," jelas Gaby dan kembali menghampiri Lev setelah melakukan aktivitasnya itu.
Seakan bisa menangkap maksud dari perkataan Gaby, Lev membalas, "Maksudmu, kau ingin kita meninggalkan Dornan di sini sebagai umpan?" Gaby menjawab dengan anggukan. Lev tertawa ringan. Gaby rupanya adalah gadis yang menarik dan cerdas.
Selanjutnya, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Mengambil langkah cepat melewati lorong yang telah diinformasikan oleh Dornan. Membawa mereka tiba di sebuah pintu yang tembus dengan sebuah rumah kosong di pinggir jalan.
Lev melihat ke sekitar, rumah kosong tempat ia keluar ini berada di samping trotoar. Dan entah sejak kapan, sudah ada satu mobil dengan satu orang asing berkacamata tengah menunggunya di depan.
"Nona Gaby," sapa pria itu pada Gaby yang menganggukkan kepala. Lev dibuat tidak paham dengan interaksi keduanya. Yang pasti, Lev hanya ikut masuk ke dalam mobil tersebut kala Gaby menarik lengannya.
"Jangan khawatir, dia anak buahku." Gaby menjelaskan. Namun, Lev justru semakin memiliki segudang pertanyaan. Kapan Gaby menghubungi anak buahnya untuk berada di ujung lorong jalan kabur? Mengapa mobil Gaby seolah memang sudah siap berada di sana sejak awal? Apa yang dilakukan Gaby saat ini terlalu sistematis untuk dikatakan sebagai kebetulan.
"Jangan bilang kau–"
Bugh!
Lev tak lanjut bicara. Benturan terjadi membuat kepala Lev terbentur ke punggung kursi di depan. Mobil FBI dengan sirene polisi sudah mengejar di belakang. Umpatan-umpatan pun terus diluncurkan. Sementara sang sopir sibuk untuk menghindari kepungan.
Benturan, gesekan antar mobil, tabrakan, keriuhan dan kecelakaan di jalan raya pun menjadi warna tersendiri pada malam mereka yang saling kejar-kejaran. Sang sopir patut untuk dikatakan jenius ketika menggunakan crossing sebagai pengalihan. Memutar arah mobil sembilan puluh derajat dan memasuki daerah gang sehingga mobil FBI di belakang mengalami kecelakaan.
Tabrakan beruntun pun terjadi. Pengendara umum dan aparat yang terlibat di sana menjadi lebih ramai. Kondisi jalanan macet sehingga pengejar pun tak lagi mampu untuk melanjutkan. Lev tertawa terbahak-bahak di dalam mobil. Kemenangan mutlak.
"Kau menyukainya, Tuan Ivanovich?" tanya Gaby dengan seringai mengembang.
"Cool." Lev berkomentar. "Panggil aku Lev," tambahnya.
"Sepertinya kita perlu untuk menjadwalkan pertemuan selanjutnya, Lev," kata Gaby tak ingin berbasa-basi.
Setidaknya dari kejadian di malam ini, Lev menjadi mengerti bahwa Gaby bukanlah orang sembarangan. Membunuh seorang mafia meski dari kelas kecil seperti Dornan cukup membuktikan bahwa Gaby sendiri adalah seorang kriminal. Dan tatto di lengan kiri gadis itu yang mampu membuat Dornan dan anak buahnya pun masih misterius. Insting Lev mengatakan bahwa ia tak boleh menjadikan Gaby sebagai musuh di masa depan.
"Besok jam 8 malam, di The Great Casino ruang VVIP lantai dua nomor 18." Lev memberikan sebuah kartu nama yang akan membuat Gaby bisa langsung masuk esok ke dalam ruang yang disebutkan.
"Gaby dari Demonic Angel. Pastikan kau ingat itu dan tidak akan menyesal telah menjadikanku sebagai rekan," ucap Gaby bersamaan dengan mobil yang menepi.
Lev segera keluar dari mobil Gaby, berdiri di pinggir jalan sambil masih melihat si gadis yang melambaikan tangan. Barulah kemudian ia menghubungi salah satu anak buahnya untuk meminta jemputan. Tak butuh waktu lama, orang kepercayaan Lev itu datang dengan membawa sebuah mobil sedan hitam.
Lev masuk ke dalam. "Cari tahu sebanyak mungkin tentang Gaby Miller Houghton dari Demonic Angel," perintahnya yang mendapatkan sebuah anggukan.
Dan mobil Lev pun melintas nyaman di jalanan. Dengan mata memandang keluar melalui kaca mobil, berita-berita tentang kecelakaan akibat tabrakan beruntun pihak FBI di salah satu crossing jalanan Las Vegas pun memenuhi layar LCD gedung-gedung tinggi.
Lev tersenyum dalam diam. Nama Gaby dan Demonic Angel terpatri dalam ingatan. Dan kejadian di malam ini, tentu tak akan Lev lupakan.
"Jangan berpikir bahwa aku tak mengetahui rencanamu ini, Gaby," gumam Lev lalu tertawa pelan.
Ruang pertemuan rahasia dengan Dornan yang bocor, kedatangan FBI, jalur pelarian yang mudah, dan pria yang telah menunggu di jalur kabur. Lev yakin itu bukanlah kebetulan. Dan segalanya terjadi setelah Gaby datang.
Sungguh skenario yang sangat menguntungkan sampai Lev membuat kesimpulan. Gaby menginginkan Ivanovich bekerja sama dengan Demonic Angel dan menyusun rencana ini untuk mendapatkan yang namanya kepercayaan.
.
.
.One Year With Criminal
The Crossing
🌹❤️🌹
— Resti Queen —
KAMU SEDANG MEMBACA
One Year With Criminal [END]
ActionMosalev Ivanovich tidak pernah menyangka jika kedekatannya dengan Gaby Miller Houghton, seorang gadis yang mengaku sebagai putri dari pimpinan organisasi kriminal kelas kakap Amerika bernama Demonic Angel akan membawanya pada fakta-fakta besar yang...