[ 21 ] • The Fling

46 5 0
                                    

Ledakan bom yang terjadi berulang kali di jalanan Riverton, Wyoming memakan banyak korban jiwa. Aksi kejar-kejaran dari mobil yang ditumpangi Lev dengan iblis kecil yang hendak kabur darinya pun ugal-ugalan di jalan raya. Tidak hanya dengan mobil-mobil anak buah yang saling melemparkan tembakan serta granat ke sembarang arah. Namun juga, saking tabrak menabrak satu sama lain membuat jalan raya utama Riverton menggila.

Mobil-mobil warga lokal dan siapapun yang tidak tahu menahu dengan apa yang sesungguhnya terjadi harus menjadi korbannya. Kejadian tidak terduga ini juga membuat aparat setempat kelabakan. Pasalnya, bom-bom dari mobil incaran mereka juga mengenai petugas. Mobil-mobil yang berguling di atas aspal pun sudah menjadi pemandangan biasa. Juga diwarnai oleh sirene-sirene kepolisian serta kebakaran sepanjang jalan pun dapat tertangkap mata.

"Gaby, fokuskan ke titik B." Lev memerintah sambil memperhatikan layar tablet di sebelahnya.

Kali ini ia menyetir sendiri karena anak buahnya yang bertugas tidak gerak cepat saat ia memerintah. Tidak mau membiarkan musuhnya kabur, Lev segera membawa mobil dan melakukan pengejaran. Yang kemudian pada akhirnya dibuntuti oleh anak buahnya yang lain.

Tak hanya itu, Lev juga sudah memerintahkan tim hacker yang bekerja padanya untuk membajak data di kepolisian serta mengalihkan lalu lintas. Berkat semuanya, ia pun berhasil memojokkan si iblis kecil yang kabur di sebuah jembatan sepi. Mobil yang dikendarai oleh musuhnya dihadang oleh Gaby dan anak buah Demonic Angel, sedang di belakang adalah dirinya dan bawahannya yang mengejar.

Tampaknya si iblis kecil itu tidak mau mengalah dengan mudah sehingga ia tidak menghentikan mobilnya meski telah dihadang. Sayang seribu disayang, mobilnya yang mencoba untuk mencari celah di antara pasukan Gaby pun ditabrak musuh hingga terjungkal.

Lev dan rekan-rekannya turun dari mobil. Mereka menghampiri tempat berguling ya mobil target. Selain Lev dan Gaby, seluruh orang yang ada di sana menodongkan senapan ke satu arah yang sama. Yaitu ke kursi pengemudi yang telah terbalik dan seorang pria muda sedang berusaha keluar dari sana.

Namun, ketika hendak keluar dari mobil, kaki pria itu justru terjepit pada bagian kursi mobil yang rusak. Hanya setengah badannya saja yang berhasil keluar. Dilanda kepanikan luar biasa, pria itu berteriak dan meraung sakit. Beberapa kali mencoba menghentak kaki dan menggunakan tangannya untuk mendorong kursi yang menjepit. Sayang, semua usahanya gagal. Pria itu tidak bisa berbuat apapun lagi selain hanya tengkurap dengan badan setelah di luar dan setengah ke bawah di dalam mobil.

"Menyedihkan sekali," ucap Lev mengejek dan meludah pada kepala pria itu.

"Sialan kau, Ivanovich! Keparat! Kau akan segera mati setelah ini! Jangan kau pikir kekayaanmu akan terus berkobar. Aku bersumpah kau akan–" Ucapan pria itu terpotong akibat tendangan yang diterimanya pada bagian kepala.

Tawa Lev pecah, menggelegar hingga terbahak-bahak. Lev benar-benar menertawakan kebodohan pria malang yang sekarang sudah tidak bisa berbuat apa-apa. "Bagaimana caramu membunuhku? Bagaimana caranya kekayaanku hancur hanya karena ucapanmu? Kau pikir kau bisa merealisasikan sumpah serapahmu itu dengan kondisimu yang sekarang? Jangan bercanda, bodoh!"

"Apa maumu, bajingan?!" Pertanyaan retoris.

Lev kembali tertawa melihat betapa bodohnya musuhnya kali ini. Sudah jelas kedatangannya ke Wyoming adalah untuk menjadi penguasa bisnis gelap di sini dan menjadikan mafia sekelas musuhnya itu sebagai bawahan. Dengan gabungan kekuatan bersama Demonic Angel seharusnya mereka sudah tahu bahwa Lev sama sekali tidak bisa dilawan.

Namun, kedatangan Lev yang dirasa untuk menjajah tentu tidak mendapatkan respon yang baik dari petinggi-petinggi besar di negara bagian itu. Tak ayal, hal seperti ini pun terjadi. Akan tetapi, ini lebih melelahkan jika dibandingkan dengan penguasaan bisnis di negara bagian sebelumnya. Mafia kroco tidak tahu diri di sini lebih sombong daripada yang Lev duga. Nyatanya, mereka masih dengan berani menantang meski sudah tahu akan berhadapan dengan siapa.

"Sudah kukatakan aku akan menduduki Wyoming dan kau akan menjadi bawahanku. Rencana dan diskusi bisnis juga sudah kita lakukan sebelumnya." Lev menjawab, ia mengeluarkan sebatang cerutu dari sakunya dan mulai menyesapnya.

"Kau pikir aku bodoh mau diperalat olehmu, hah?!" Pria itu benar-benar tidak sadar diri dan membuat Lev muak.

"Lalu apa yang bisa kau lakukan? Tidak mau diperalat tapi dirimu lemah seperti ini. Bahkan saat diskusi bisnis dilaksanakan, kau setuju-setuju saja tanpa syarat. Lantas setelah aku pulang ke mansion di Riverton, kau melakukan penyerangan bersama anak buahmu." Lev menyesap kembali cerutunya sebagai jeda.

"Keparat!" Lelaki itu hanya bisa terus mengumpat tanpa bisa menanggapi ucapan Lev. Musuh di depannya memang berbahaya, kabar tentang Lev dan perluasan bisnisnya memang sudah ia dengar. Akan tetapi, ia terlalu gengsi untuk menjadi mafia bawahan setelah bertahun-tahun ia menjadi penguasa kriminal di Wyoming. Harga dirinya terluka saat Lev dan Demonic Angel datang dengan maksud pendudukan.

"Dan sialnya, anak buahmu tak cukup kuat untuk melawan kubu kami. Kalian terlalu lemah untuk bisa dijadikan sebagai musuh sepadan. Jika diibaratkan, kalian hanya kelas teri yang melawan kelas hiu. Ah, selera humorku tidak bagus. Pasti tidak lucu, ya, sehingga kau tidak tertawa." Lev terkekeh usai menyampaikan hal itu.

Kemudian Lev berjongkok di samping pria yang menjadi musuh singkatnya tersebut, memandanginya dengan tatapan datar, dan kemudian mematikan cerutu dengan menancapkannya di dahi si musuh.

Musuhnya pun bukan orang yang akan menjerit sakit ketika hanya mendapatkan luka sesedikit itu. Tidak ada suara bahkan ketika Lev memukulnya lagi sebagai bentuk melampiaskan kekesalan. Rasanya seperti telah membuang tenaga pada orang bodoh seperti musuhnya saat ini.

"Padahal kau tidak akan mengalami hal seperti ini dan bisa hidup aman damai di bawah kekuasaanku kalau saja kau tidak membangkang," imbuh Lev.

"Aku tidak sudi menjadi bawahanmu, Ivanovich! Lebih baik aku mati! Bunuh aku sekarang!" teriak musuhnya.

"Bunuh katamu? Itu sama sekali tidak menarik." Lev berkata.

"Apa maksudmu?" Pria tak berdaya itu bertanya dengan kerutan di kening yang mendalam.

"Beberapa hari terakhir ini aku sedang belajar cara menyiksa manusia. Itu lebih menyenangkan daripada langsung membunuh tanpa rasa sakit." Mendengar ucapan Lev yang demikian membuat pria itu ketakutan.

Terlebih ketika Lev sudah mengangkat tangan dan memberikan isyarat pada anak buahnya untuk membawakan gorok. Hal yang ia ketahui akan terjadi adalah, anak buah Lev akan menggorok kedua kakinya secara perlahan.

"Gorok kakinya dan buang ia dari jembatan dalam kondisi hidup." Perintah Lev itu mutlak dan langsung disetujui bawahannya.

Suara teriakan dari musuhnya pun semakin nyaring terdengar. Sedang Lev begitu abai dan kembali ke mobil dengan menggandeng tangan Gaby.

"Kau gila, Lev." Gaby berkomentar. Kepribadian Lev semakin lama semakin di luar kendali. Pria itu menjadi lebih gila dan agresif.

"Itu adalah hukuman normal untuk mereka yang tidak mau menurutiku, kan?"

Gaby hampir lupa bahwa manusia di sampingnya adalah seorang kriminal berat. Lantas, gadis itu tertawa kecil. "Kau berjanji akan membawaku pergi berkencan."

"Ini adalah kencan, Gaby."

Sungguh kencan yang sangat anti-mainstream. Menjadi teman kencan seorang pimpinan Kartel akan dibuat main kejar-kejaran hingga potong-potongan badan. Namun, Gaby menyukainya hingga tertawa cukup lebar.

.
.
.

One Year With Criminal
The Fling


🌹❤️🌹

— Resti Queen —

One Year With Criminal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang