Lev dan Gaby terpaksa keluar dari tempat persembunyian untuk mengejar Hendrick yang mencoba untuk menyelamatkan Hazel dengan berlari ke arah lokasi terjadinya ledakan. Hazel yang terkena dampak ledakan itu pun terpental cukup jauh, jatuh ke lantai yang telah retak dan kemudian tertimbun oleh reruntuhan pilar.
Umpatan demi umpatan nyaring pun terdengar dari mulut Hendrick. Pria paruh baya yang masih terlihat segar itu pun berekspresi marah dan melemparkan banyak granat sekaligus ke arah aparat yang masih tak kunjung menyerah dalam memberikan kepungan. Sayangnya, kondisi sekitar yang sudah hancur dan kebakaran besar membuat ia tidak bisa memperpendek jarak ke lokasi Hazel tertimbun.
"Hazel!" Teriakan Hendrick masih terus terdengar di tengah-tengah suara ledakan dan adu tembak.
Lantas, ketika Hendrick mencoba berlari ke sana, tangan pria itu justru dicegat oleh Lev dan ditarik mundur secara paksa. Hendrick jelas meronta-ronta, otaknya berkata bahwa menyelamatkan Hazel harus menjadi prioritas di atas segalanya. Namun, Lev dan Gaby sama-sama menarik lengan Hendrick dan membawa pria itu menjauh.
Sedangkan anak buahnya yang lain terus gencar menyerang agar para pimpinan bisa mundur sementara. Selain jalur kabur dari ruang bawah tanah yang ditentukan, mereka juga memiliki banyak helikopter di rooftop gedung yang siap membawa mereka pergi kapan saja. Helikopter-helikopter yang ada di sana akan digunakan untuk anak buah Demonic Angel dan Ivanovich agar bisa kabur tanpa harus keluar dari gedung yang sedang dikepung banyak petugas.
Jason? Abaikan ia. Tanda tangan berisi penyerahan seluruh bisnis Hobertson sudah dilakukan sebelumnya. Maka, ketika melihat Jason sedang kesulitan melawan puluhan orang sekaligus, Lev, Gaby, dan Hendrick tidak mempedulikannya. Mereka masuk kembali ke dalam gedung dan langsung berlari menuju ke sebuah ruangan yang akan mengantar mereka pada pintu rahasia. Ketiganya meninggalkan Jason dan anak buah lainnya yang masih terus berjuang di luar sana.
"Hazel masih ada di luar sana!" Hendrick berseru ketika mereka telah tiba di ruangan yang dituju.
"Kita bisa menyelamatkannya lain kali, Ayah." Jawaban Lev rupanya memancing emosi pria itu. Kerah baju Lev pun ditarik kuat dan satu kepalan tangan siap dilayangkan Hendrick pada wajahnya. Namun, Gaby buru-buru menahan Hendrick sebelum pukulan tersebut dilayangkan.
"Tuan Ivanovich, tidak ada gunanya kita berkelahi di sini." Gaby memperingatkan.
Hendrick menarik kembali tangannya. Emosinya masih berkobar, tampak jelas dari hembusan napasnya yang tidak beraturan. Tatapan tajam pun masih beberapa kali ia lemparkan pada Lev yang berwajah datar.
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Hazel, kau akan bertanggung jawab atas hal ini, Lev," kata Hendrick penuh penekanan.
"Mengapa aku harus bertanggung jawab atas ia? Hazel bahkan tidak begitu berarti meski ia mati atau tertangkap D.E.A." Ucapan Lev kembali membakar emosi yang sempat teredam.
Mata nyalang Hendrick pun kembali menyorot Lev. Tak luput juga leher Lev yang langsung dijangkau untuk dicekik oleh pria itu. Lev tidak melawan, ia hanya terdiam ketika dirinya terdorong hingga jatuh telentang di lantai dan ayah palsunya itu mencekiknya dari atas.
"Hentikan semua ini, Tuan Ivanovich!" Gaby berteriak, mencoba memisahkan perkelahian dua orang tersebut.
"Kau tidak layak hidup setelah ini, Lev." Hendrick mengutarakan itu dengan amarah yang berkobar.
"Hentikan, Tuan Ivanovich! Kesempatan menyelamatkan Hazel bisa semakin berkurang jika Lev mati di sini!" Suara teriakan Gaby lagi-lagi mengalihkan perhatian Hendrick. Pria itu tidak jadi mencekik mati Lev pada saat itu.
Sungguh, jika sudah menyangkut tentang Hazel, pria itu tidak bisa berpikir dengan jernih. Dari adegan yang seperti ini, Lev jadi semakin yakin bahwa memang benar Hazel adalah anak kandung Hendrick yang sebenarnya. Terbukti dari bagaimana ayah palsunya itu mau membunuhnya hanya karena berbicara buruk tentang Hazel.
"Aku melihat kronologi Hazel ketika tertimbun oleh reruntuhan. Sepertinya ia menggelinding pada tangga lantai dan reruntuhan pilar itu hanya setengah bagian yang mengenainya. Aku bisa sangat yakin bahwa Hazel selamat." Gaby menjelaskan.
"Meski begitu, Hazel akan dibawa oleh aparat gila itu!" Hendrick berseru emosi.
"Jangan khawatir, Tuan Iva–"
"Jangan khawatir katamu? Saat anak–" Terdiam. Hendrick terdiam dan sengaja tidak melanjutkan ucapannya. Ia terbatuk dan mencoba bersikap biasa-biasa saja. Kemudian ia kembali lanjut berkata, "Menurutmu aku tidak boleh khawatir saat anak itu dibawa aparat terkutuk itu?"
"Tidak begitu, Tuan Ivanovich. Hazel sebelumnya sudah pernah menyelamatkanku ketika tertangkap oleh D.E.A. Ayahku tidak ikut dalam hal ini jadi kita masih memiliki harapan jika menggabungkan kekuatan, kita bisa menyerang markas D.E.A di San Fransisco dan mendapatkan Hazel kembali." Berkat penjelasan itu, Hendrick sudah bisa sedikit mengontrol emosinya.
"Cih! Kau harus bertanggung jawab atas semua ini, Lev." Hendrick lagi-lagi bertutur hal yang sama.
"Serahkan padaku, Ayah. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu kali ini." Mendengar jawaban Lev, Hendrick mengerutkan kening.
"Serahkan padaku, Ayah." Kalimat Lev tersebut terngiang-ngiang dalam kepala Hendrick. Sebelumnya, Lev juga mengucapkan hal yang sama ketika meminta izin pergi bersama Gaby sebagai kelompok untuk melakukan observasi lokasi. Mereka juga yang telah menyampaikan tentang keberadaan FBI yang menyamar dan melakukan pergantian rencana dengan mengorbankan pimpinan Hobertson sebelum Jason.
Meski telah menyerahkan segalanya pada Lev dalam rencana bisnis ini, nyatanya segalanya masih berakhir dengan kegagalan. Namun, kali ini tidak benar-benar bisa dikatakan sebagai gagal mengingat mereka telah berhasil mengelabuhi Jason Hobertson dan mendapatkan hak pengalihan bisnis yang dimiliki oleh Kemafiaan tersebut. Akan tetapi, Hendrick masih merasa janggal dengan apa yang terjadi. Berhasil menghindari FBI tetapi masuk dalam kepungan D.E.A. Semua karena rencana Lev.
"Serahkan padamu dan berujung menjadi sasaran kepungan D.E.A. Inilah hasil yang didapatkan ketika aku menyerahkannya padamu." Hendrick mengejek, senyum miring tampak jelas di wajah sedikit keriputnya.
"D.E.A berada di luar prediksiku, Ayah. Kami sudah melakukan observasi menyeluruh dan hanya ada petugas pengintai dari FBI di San Fransisco." Lev menanggapi, ada kekesalan besar dalam hati Lev tetapi tidak diungkapkan.
"Cih! Omong kosong. Kau hanya beralasan untuk kesalahan yang kau perbuat. Hazel justru lebih baik dalam menangani banyak hal hingga posisi pimpinan kartel berikutnya memangs sudah benar jika kuserahkan padanya." Perkataan Hendrick membuat Lev mengepalkan kedua tangannya.
Hendrick menyerahkan posisi pimpinan kartel bukan semata-mata karena Hazel berbakat atau lebih pandai darinya. Akan tetapi karena Hazel adalah putra kandungnya. Namun, Lev masih harus tetap diam dan berpura-pura tidak tahu atas rahasia yang sedang dimainkan oleh Hendrick dan Hazel di belakangnya.
"Sebaiknya, kita pergi dulu dari sini dan mendiskusikan langkah berikutnya. Selain memulihkan kondisi kita, kita juga perlu melakukan misi penyelamatan Hazel, bukan?" Gaby mengubah topik.
Berkat itu juga ketiga orang dalam ruangan tersebut kembali bekerja sama. Dengan menggunakan kunci yang dimiliki oleh Lev, ada sebuah pintu rahasia di balik rak buku besar yang mengarah pada terowongan bawah tanah dan tembus ke lokasi lain di Lombard Street.
Ketiganya pun masuk melalui pintu tersebut dan berjalan tergesa. Tidak lupa juga Lev sudah menghubungi seseorang untuk menunggu mereka di pintu keluar terowongan.
.
.
.One Year With Criminal
The Menacing.
🌹❤️🌹
— Resti Queen —
KAMU SEDANG MEMBACA
One Year With Criminal [END]
AçãoMosalev Ivanovich tidak pernah menyangka jika kedekatannya dengan Gaby Miller Houghton, seorang gadis yang mengaku sebagai putri dari pimpinan organisasi kriminal kelas kakap Amerika bernama Demonic Angel akan membawanya pada fakta-fakta besar yang...