[ 16 ] • The Greeting

52 5 0
                                    

Yang menjadi lawan bicara Demonic Angel dan Ivanovich pada malam pertemuan yang telah ditentukan bukanlah sang kepala mafia Hobertson, melainkan putranya. Ivanovich sudah menyediakan dua gedung berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. Satu gedung lainnya memang dijadikan sebagai tempat pertemuan. Namun, hal itu hanya untuk memalsukan pertemuan yang asli di gedung ini.

Lantas, di gedung lainnya, tepat di sisi kanan Pier 39 Street, ayah dari Jason Hobertson alias kepala Kemafiaan Hobertson saat ini sedang berada di sana dengan beberapa anak buah Ivanovich dan Demonic Angel yang akan ditumbalkan. Mereka semua tidak mengetahui rencana yang telah matang, bahwa gedung di Pier 39 Street akan dikepung oleh FBI malam ini.

Tentu saja Jason Hobertson sudah mengetahui hal tersebut. Lev dan Gaby telah merayu sang anak bungsu tersebut dan menjamin bahwa Kemafiaan Hobertson akan jatuh ke tangannya jika sang ayah telah tertangkap FBI. Lantas, ketiga belah pihak itu menjalin kerja sama. Sedang kedua kakak dari Jason harus menghadapi aparat FBI di sana bersama ayah mereka.

Cara ini memang sengaja diambil, berurusan dengan tua bangka Hobertson dikiranya tak akan membuahkan hasil bagus sehingga memilih untuk memanfaatkan anak bungsu mereka agar rencana penguasaan dan pemindahan markas bisnis bisa terlaksana. Selain itu memang, Jason lebih mudah diajak bekerja sama dan setuju-setuju saja dengan segala hal yang ditawarkan oleh pihak lawannya.

Pertemuan dan kerja sama bisnis ini akan semakin menarik.

"Kalau begitu tanda tangani di sebelah sini, Tuan Hobertson," ucap Gaby yang kemudian menyerahkan sebuah dokumen penting pada pemuda itu.

Jason mengernyitkan kening, ia tidak mengerti dengan apa yang tertulis dalam dokumen tersebut. Jelas, Lev sengaja membuat dokumen dengan bahasa Rusia karena kartel mereka memang berdomisili di sana.

"Jangan khawatir, itu adalah surat kerja sama agar kau juga bisa mendistribusikan opium milikmu ke Rusia." Lev ikut menambahkan.

"Kalian tidak sedang menipuku, kan?" Jason bertanya dengan pandangan menyelidik.

"Bukankah ada dokumen lain yang juga berbahasa Inggris?" Hendrick balas bertanya.

Jason kemudian memeriksa sebuah map berwarna biru tersebut dan mendapati tak hanya satu dokumen di dalamnya. Ada beberapa kertas yang setelah dibolak-balik olehnya perlu ditandatangani di beberapa tempat yang tertera. Memang ada yang berbahasa Rusia dan dokumen kerja sama yang lain juga berbahasa Inggris.

Sepertinya memang tidak perlu dikhawatirkan dari dokumen-dokumen tersebut. Penggunaan bahasa Rusia mungkin dimaksudkan agar sah jika suatu saat Hobertson sudah memperluas bisnis ke negara itu. Tentunya, ia masih perlu menguasai pasar gelap Amerika terlebih dahulu untuk bisa mendistribusikan barang ke luar dari Amerika Serikat. Dan salah satu caranya adalah dengan bergabung bersama Demonic Angel dan Ivanovich sebagai kesatuan.

Jason kemudian tertawa-tawa sambil mengangguk. Ia merasa cukup bangga pada dirinya sendiri karena telah berhasil menyingkirkan sang ayah dan kedua kakaknya hingga menjadi posisi pimpinan Kemafiaan Hobertson saat ini. Tak hanya itu, ia bahkan bisa bekerja sama dengan Demonic Angel yang merupakan organisasi kriminal besar dengan Nevada sebagai markas sebelumnya. Juga Ivanovich, Kartel terbesar di Rusia yang juga menaungi banyak mafia di negara mereka. Jason merasa besar kepala menjadi bagian dari orang-orang penting di depannya.

Usai penandatanganan kerja sama dan pengesahan Hobertson sebagai mafia bawahan, mereka mengakhiri pertemuan dan keluar dari gedung tersebut. Namun, siapa sangka jika yang berada di luar dan sedang menunggu mereka bukanlah para anak buah yang berjaga? Melainkan aparat berseragam serba hitam dan bersenjata lengkap dengan lambang D.E.A pada bagian dada dan punggung mereka.

"KEPARAT!" Hendrick mengumpat dalam sebuah teriakan.

Tangannya mengangkat ke udara sebagai bentuk isyarat pada anak buahnya agar menyerang. Akan tetapi, tidak ada satupun anak buahnya di luar yang bergerak. Hendrick menoleh ke kanan kirinya dan menyadari bahwa seluruh anak buahnya yang berjaga di depan gedung tersebut adalah anggota D.E.A yang sedang menyamar.

Mereka terkepung. Tidak ada jalan lain selain hanya mengangkat tangan dan menyerahkan diri. Namun, benarkah demikian? Hendrick bukanlah orang yang akan menyerah dengan mudah.

Tepat ketika Hendrick menyerahkan diri, ia memintal lengan salah satu aparat dan dengan mudah mengambil senjatanya. Tembakan yang berasal dari lawan pun tidak mengenainya. Setelah menumbangkan satu orang, ia menjadikan orang tersebut sebagai tameng hidup sedangkan punggungnya ditempelkan pada salah satu pilar di halaman gedung sana.

Dalam hitungan sepersekian detik, Hendrick sudah berhasil mengambil sebuah bom asap dari kantong salah satu aparat D.E.A yang telah ditumbangkannya. Ia menarik pemantik bom tersebut dan melempar ke arah aparat yang berkumpul dengan todongan senapan mereka. Lemparan bom itu menggelinding hingga ke bawah mobil dan langsung meledakkannya.

Tak ayal, banyak orang pun terkena ledakan hingga terlempar cukup jauh. Hendrick tidak hanya melepaskan satu bom, tetapi bom berikutnya pun ia lemparkan ke sembarang arah. Suasana di gedung tersebut menjadi kacau, jarak pandang terbatas akibat kepulan-kepulan asap yang membubung tinggi. Juga kebakaran yang ditimbulkan dari ledakan pun begitu cepat menyebar ke segala arah.

"Ukhuk!" Hendrick terbatuk. Ia masih bersembunyi di balik pilar dan berusaha sebisa mungkin berada di titik buta.

"Ayah!" Panggilan dari Hazel terdengar. Lantas Hendrick bergabung saat mengetahui lokasi keberadaan putranya.

Rupanya, tidak hanya Hazel, Lev dan Gaby juga ada bersama di sana.

"Ayahku dan Demonic Angel akan menghadang D.E.A. Tim bantuan akan segera datang. Prioritas kita saat ini adalah meloloskan diri," kata Gaby dengan terburu-buru.

"Ada lorong yang menjadi jalur pelarian di bawah tanah gedung ini. Kita akan lewat sana, Ayah." Lev menambahi.

Berbicara panjang lebar hanya akan membuat pertahanan mereka ditembus musuh. Lantas mereka kemudian berpencar kembali untuk memberikan serangan tambahan sebagai pengalihan. Pertemuan antar sesama kriminal tentu saja sama-sama bersenjata lengkap dalam mengantisipasi hal-hal seperti ini bisa terjadi.

Dengan sesekali memanfaatkan titik buta yang ada, baik Gaby atau Lev, Hazel dan Hendrick pun saling melemparkan tembakan ke arah D.E.A di depan sana. Juga Jason yang baru saja dibuai kebanggaan akan menguasai pasar Amerika pun dilanda kepanikan luar biasa. Pertarungan antara aparat dan kriminal kelas atas memang sangat berbahaya. Beruntung Jason mengenakan rompi anti peluru yang begitu tebal. Jika tidak, ia sudah mati karena ada enam peluru yang berhasil mengenai bagian dada.

Jumlah aparat musuh memang banyak. Akan tetapi, bukan berarti anak buah mereka sampai tidak ada sama sekali meski ada puluhan anak buah palsu di pihak mereka. Para penjaga dari pihak Demonic Angel, Ivanovich, dan Hobertson yang semua mengawal di dalam pun langsung menyerbu keluar. Tidak hanya perang di luar, tetapi seluruh gedung yang memang sudah diisi oleh banyak anak buah mereka mulai bermunculan dari jendela. Mereka menjatuhkan banyak granat dan bom hingga tampak seperti hujan ledakan.

"Hazel!" Hendrick berteriak kencang melihat putranya terkena dampak ledakan.

Sedang Lev dan Gaby berada di sudut halaman depan sehingga masih aman dari lokasi ledakan. Bersembunyi di balik sebuah patung berukuran tiga kali lipat lebih besar dari ukuran manusia membuat keduanya tidak terlihat. Namun, bukan berarti benar-benar aman. Senapan dengan infra merah pendeteksi panas tetap akan menampilkan siluet keduanya jika moncong senapan itu mengarah ke patung yang menjadi tempat bersembunyi mereka.

.
.
.

One Year With Criminal
The Greeting

.

🌹❤️🌹

— Resti Queen —

One Year With Criminal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang