Jebat menjatuhkan telefon pintarnya dengan mata memaku ke arah luar jendela yang gelap gelita dengan malam. Bernafas berat pun ia meliarkan mata sekeliling.
Kata-kata Ameer masih terngiang di kepala. Semuanya menusuk hati dengan hebat. Hampir saja dia memotong semua kata-kata itu dan mengakui perasaannya.
Namun, sialnya dia tidak bisa melakukan itu dan cuba mencapai kembali kepercayaan Ameer untuknya. Hah! Selama ini Ameer percaya padanya? Bertemu pun tidak.
Jebat mundur sehingga ke ranjang. Menghempas punggung di sana dengan ekspresi benar-benar kaku dan datar. Tetapi, isi matanya menunjuk apa yang dia rasa saat ini.
Terkejut berat dan bagai dihempap berkali-kali dengan batu besar pada tubuhnya.
Jebat mendongak langit. Menatap siling yang terukir. Lama. Kemudian, Jebat menoleh ke dinding kepala ranjang yang dipajang dengan bingkai gambar besar. Menunjukkan wajah gadis kesayangan.
Jebat ketap bibir. Melihat lama gambar itu dengan perasaan menggebu. Tiba-tiba, Jebat bangun masuk ke kamar persalinan dengan ekspresi datar tanpa emosi.
Jejaka itu sudah punyai tekad.
Memiliki gadis kesayangan kembali
SEBULAN KEMUDIAN
Di balik jendela yang terbuka bersama langsir jarang berterbangan kerana angin pagi, terselitnya cahaya matahari untuk menyinari sebuah kamar bernuansakan putih emas itu.
Bunyi ketukan pada pintu kamar tidur, mengganggu lena seorang gadis jelita yang enak berbaring di atas ranjang bersaiz raja. Gadis jelita itu merengus bila telinganya rasa bingit dengan ketukan di luar.
"Oh my god. Stop it!" jerit gadis jelita itu mamai.
"Wake up, girl! You lupa ke you ada apa pagi ini?" suara jengkel seorang wanita di luar kedengaran.
Gadis jelita itu merengek kecil sebelum bangun dengan malas. Menggeliat lalu melihat pintu kamarnya.
"Give me 30 minutes..." Gadis jelita itu dengan malas, menolak selimut tebal yang menutup kakinya. Turun lalu menuju ke kamar mandi.
Paip sinki dibuka lalu mencuci wajahnya sehingga mata terbuka segar dan sisa kantuk hilang dari radar. Giliran gigi digosok beberapa kali sebelum dibersihkan. Sesambil itu, paip air tab mandi dibuka.
Dia ingin mandi dalam tab mandi.
Selesai, gadis jelita itu melorotkan pakaiannya sehingga tiada seurat benang. Masuk perlahan ke dalam tab mandi lalu merebahkan perlahan tubuh idealnya ke dalam air.
Menghela nafas apabila merasai air menyentuh penuh tubuhnya. Bernyanyi kecil, gadis jelita itu menggosok lembut tubuhnya dengan sabun yang sudah sedia ada di tepi tab mandi.
Usai dengan itu, si gadis jelita keluar dari tab mandi. Jubah mandi tergantung di dinding kamar mandi, dicapainya lalu disarung ke tubuh idealnya. Keluar dari kamar mandi lalu mengambil tuala bersih kecil di kabinet sisi katil.
Gadis itu membongkok untuk membalut rambut basahnya yang sudah panjang paras perut.
Kaki mengatur langkah keluar dari kamar untuk menemui seseorang yang menunggunya. Dari sini dia sudah mendengar suara kanak-kanak bersuka ria.

ANDA SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐭𝐮 𝐋𝐞𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐈𝐭𝐮
Romance𝑷𝒓𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒕𝒘𝒐 𝒇𝒓𝒐𝒎 𝑫𝒊𝒂, 𝑳𝒂𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑰𝒏𝒅𝒂𝒉 𝐓𝐄𝐍𝐆𝐊𝐔 𝐉𝐄𝐁𝐀𝐓 𝐔𝐐𝐀𝐒𝐇𝐀𝐅 𝐅𝐓. 𝐀𝐑𝐒𝐘𝐀𝐍𝐀 𝐌𝐀𝐑𝐈𝐒𝐀 𝐇𝐢𝐬 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐒𝐭𝐫𝐞𝐧𝐠𝐭𝐡 Apabila waktu memisahkan, takdir kembali menemukan mereka yang saling men...