Chapter 19

284 54 3
                                    

"Kakak! Kakak! Cepat kesini!"

Rino berlari dengan cepat menuju ruang tengah. Dia hanya meninggalkan Jivan untuk mengambil air minum, tapi istrinya itu sudah berteriak memintanya kembali

"Kenapa? Ada yang sakit?"

Jivan hanya menggeleng dengan wajahnya yang lugu. Mana tega Rino memarahinya kalau begitu. Dia hanya bisa menghela napas berat.

"Terus ada apa?"

Dia duduk di sebelah Jivan. Si manis membaringkan tubuhnya di sofa, kepalanya dia taruh di paha Rino, Rino hanya diam saja saat pahanya dijadikan bantal. Tangannya memainkan rambut Jivanka yang sangat lembut dan mulai memanjang.

"Besok Jeje wisuda ya?"

Rino sebenarnya sudah tahu. Bastian dan Jeyan sudah memberitahunya lebih dulu. Hanya saja, dia memang belum sempat mengatakannya pada Jivan.

"Oh ya? Wah, gak terasa ya." Dia pura-pura terkejut.

"Besok kita datang kan ke wisuda nya Jeje?"

Rino diam, dia berpikir apakah tidak apa-apa membawa Jivan yang sedang hamil besar pergi ke suatu acara dimana akan ada sangat banyak orang disana.

"Menurut kakak, sebaiknya kita bertemu Iyan setelah acara wisuda aja, gimana?"

"Kakak... gak mau, aku mau datang ke acara wisudanya."

"Minta izin ke Ben dan Leo dulu ya. Kita telepon mereka."

Leo menjadi orang pertama yang mereka hubungi. Tidak butuh waktu lama, wajah Felix muncul di layar ponsel Rino.

"Lix!"

"Halo, Jivan. Kamu lucu banget, pipi kamu semakin bulat, aku pengen cubit!"

Jivan refleks memegang pipinya sendiri. Membayangkan betapa sakitnya jika dicubit Felix, Felix itu orang yang paling gemas padanya.

"Kak Leo mana, Lix?"

"Kak Leo lagi mandiㅡ Oh, itu dia. Kak, ada Jivan nih telepon."

Leo datang dengan rambutnya yang masih basah. Tubuh bagian atasnya tidak tertutupi apapun, dia hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang.

"Tumben banget video call, kangen banget sama kakak hm?"

"Males deh, percaya diri banget. Aku besok mau ke wisuda Jeje, boleh ya? Kata kak Ino harus minta izin kakak sama kak Ben."

"Err... kalau itu, kayanya cukup bahaya untuk kamu. Kamu lagi hamil besar, disana pasti banyak sekali orang. Kamu juga belum pernah pergi jauh-jauh lagi kan semenjak usia kandungan kamu tujuh bulan."

"Kak... please dong. Aku yakin Lix juga pasti mau kesana besok."

Leo menoleh pada Felix di sampingnya, Felix menggeleng ribut, dia seakan mau bilang kalau dia tidak mengatakan apapun pada Jivan.

"Bilang sama kak Ben dulu, kalau kata kak Ben boleh, kakak izinin kamu."

Tanpa mengucapkan apapun, sambungan video itu dimatikan oleh Jivan. Wajahnya ditekuk, Rino sangat yakin kalau Jivan sedang marah saat ini.

"Kita coba hubungi Ben sekarang ya."

Saat itu, Ben sedang berkutat dengan berkas-berkas kantornya. Dia sendirian di ruang kerjanya. Dari wajahnya terlihat sekali kalau Ben sedang pusing dengan pekerjaannya, tapi dia berusaha tetap tersenyum pada sang adik.

"Jadi, ada apa gerangan princess telepon kakak malam-malam begini?"

"Aku mau ke wisuda Jeje besok. Kakak harus izinin aku."

LIMBOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang