Masa orientasi selesai, tapi upaya pendekatan Rino belum selesai. Dia tidak berhenti mendekati Jivan. Bahkan berulang kali mengatakan perasaannya pada si manis. Sementara Jivan belum juga memberinya jawaban.
Jivan bukan tidak peka, dia tahu Rino menyukainya dengan tulus. Hanya saja, dia masih belum tahu apa yang dirasakannya itu benar cinta atau bukan. Jivan itu belum pernah pacaran. Dia tidak mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan seorang kekasih. Padahal teman-temannya sudah sangat gemas, mereka ingin cepat melihat Rino dan Jivan meresmikan hubungannya. Bahkan Karina sudah sering bilang, "Kalau kamu kelamaan gak kasih jawaban, nanti kak Rino pindah ke lain hati loh.", tapi Jivan masih saja galau dengan keputusannya.
Hingga suatu kejadian membuat Jivan akhirnya memberikan jawaban pada Rino. Ya walaupun tidak sepenuhnya jawaban, karena Jivan justru memberikan syarat.
Hari itu adalah hari Senin, yang setiap paginya akan diadakan upacara bendera. Setiap murid diwajibkan memakai topi dan atribut seragam lengkap setiap mengikuti upacara. Namun hari itu, Jivanka lupa.
Sebenarnya sifat pelupa Jivan itu sudah ada sejak dirinya masih di masa sekolah. Tapi dia selalu menganggap itu adalah hal sepele. Jivan kadang lupa mengerjakan tugas, atau tugas yang sudah dia kerjakan tertinggal di rumah, atau kadang dia salah memakai seragam. Hal-hal konyol yang membuat dia menjadi bahan olokan teman-teman sekelasnya waktu itu.
Dia berlari menuju kelas Rino yang berada di lantai tiga. Beruntung ada Jefri yang sedang berdiri di ambang pintu kelas, seperti biasa, dia akan tebar pesona pada gadis-gadis yang lewat.
"Eh, Jivanka. Mau cari Rino ya?"
Jivan hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Dia masih mengontrol deru napasnya.
"No! Pacar lo nih nyariin!"
Sial, masih sempat-sempatnya Jivan merona hebat saat Jefri menyebut dirinya sebagai pacar Rino.
Tak lama, Rino keluar dari kelas. Menatap Jivan kebingungan karena tidak biasanya Jivan datang ke kelasnya.
"Hey, ada apa? Kamu kesini lari ya? Ya ampun sampai keringetan gini."
Jivan diam saja saat Rino mengelap keringat di sekitar dahinya, bahkan Rino sama sekali tidak merasa jijik dengan keringat yang bercucuran di dahi Jivan.
"Kak... aku... aku lupa bawa topi..."
"Astaga. Kamu lupa? Sekarang kan hari Senin."
"Aku... harus... gimana kak?"
"Tunggu sebentar."
Rino kembali ke kelasnya, kemudian tak lama dia keluar lagi sambil membawa topi dan sebotol air minum.
"Ini, minum dulu."
Jivan menerima botol itu dan meminumnya, sebenarnya dia kebingungan, botol minumnya warna pink, tidak mungkin kan ini punya Rino.
"Rino! Jangan sampe ilang tupperware gue! Jangan lupa balikin!"
Jivan hampir tersedak air minum saat Mira keluar kelas sambil mengomel pada Rino. Mira menatap Jivan yang menatapnya tidak enak.
"Gak apa-apa, dek. Abisin aja airnya. Tapi botolnya jangan lupa balikin ya."
Kemudian Mira pergi bersama kedua temannya. Jivan menatap Rino, Rino hanya tersenyum cengengesan.
"Iya, itu punya Mira. Kakak tadi asal ngambil aja hehe..."
Jivan memberikan kembali botol minum itu pada Rino. Takut jika dia merusaknya atau menghilangkannya, bisa kena amuk Mira nanti. Rino menerimanya, lalu topi yang dipegangnya dia pakaikan pada kepala Jivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMBO
FanfictionPada akhirnya, Adrino hanya akan menjadi orang yang terlupakan. Stray Kids. Lee Minho. Han Jisung. MinSung. Minho as Adrino Jisung as Jivanka BxB Warning ⚠️ LOCAL NAME. DRAMA. ANGST. MPREG.