18 - Tentang perasaan

139 99 135
                                    

Haiiii hai haiii
Selamat datang
dan
Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan
Vote dan komennya sahabat
Happy Reading!
.
.
.

Zara masih tetap diam dan enggan membuka chat atau menjawab telepon dari Zein sedari tadi, meski lelaki itu sudah berkali-kali menghubunginya. Gadis itu merasa sangat kecewa tentang kejadian hari ini, ia mengambil hp itu lagi kemudian kembali meletakkannya.

"Kalau nggak bisa nepatin, nggak usah janji. Cih, harapan kosong"

Setelah mengambil yupi didalam tasnya, Zara beranjak dan berdiri didekat balkon kamarnya sambil memakan satu persatu permen yupinya.

"Zein nyebelin!, awas aja. Gue nggak bakal kena janji manisnya dia lagi. Gue bakal marah" ujar Zara geram.

Gadis itu menetralkan napasnya yang mulai tak beraturan, ia mencoba mengatur emosinya. Zara menunduk, ia mengerutkan kedua alisnya saat melihat sebuah mobil ada didepan rumahnya.

"Hah? Itu Zein" gumam Zara. Ia langsung mengalihkan pandangannya saat Zein menatap kearahnya dengan membawa bucket yupi. Gadis itu langsung masuk dan menutup pintu balkonnya.

 Gadis itu langsung masuk dan menutup pintu balkonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lihat aja, gue nggak bakal luluh. Gue masih punya yupi" gumam Zara sembari naik keatas ranjangnya.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu di kamar Zara, ia sudah sangat yakin bahwa itu adalah Renata. Pasti Renata akan memaksanya untuk turun dan menemui calon menantu kesayangannya.

Zara beranjak dan segera membuka pintu, "Apa Ma?"

"Itu ada Zein dibawah, sana temuin dulu" ujar Renata.

"Nggak mau, Zara lagi marah"

Renata menggelengkan kepalanya pelan. "Makanya diselesaiin masalahnya. Itu Zein udah mau ngalah loh"

"Bagus, sadar diri" gumam Zara pelan. Karena terus mendapat tatapan dari Renata, akhirnya gadis itu segera turun dan menemui Zein yang sedang duduk di ruang tamu.

Zein menatap Zara sedari tadi, namun gadis itu masih tidak mau menatapnya meski sekarang mereka duduk sebelahan. Renata kembali menonton tv acara kesayangannya, membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya.

"Maaf" ujar Zein membuka suara, namun lagi-lagi Zara masih tetap pada pendiriannya.

"Ra?, Gue minta maaf. Tadi tiba-tiba Mama ngechat, sepupu gue sakit Ra. Jadi gue harus cepet-cepet kesana" ujar Zein mencoba menjelaskan.

"Gue tau lo pasti kecewa banget sama gue, maaf gue nggak bisa nepatin janji tadi. Tapi sekarang gue udah disini Ra, buat tepatin janji itu"

Zara tertegun dengan perkataan Zein, ia menoleh menatap dalam lelaki itu. Raut wajah Zein memang terlihat lelah, ada ketulusan disorot matanya. Lagi pula sekarang Zein sudah ada disini, bersamanya.

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang