11 - Permen Yupi

170 149 27
                                    

   Zein menggandeng tangan Zara menyusuri koridor sekolah menuju parkiran, tatapan Zein begitu tajam dengan postur tubuh yang tegap. Wajar jika banyak orang yang mengaguminya.
Jika dimata orang Zein adalah sosok yang dingin dan menyebalkan, namuun tidak dimata Zara, menurutnya, lelaki itu sosok yang baik dan menyenangkan.

'Kau mampu menerbitkan senyumku, tapi apakah kau juga yang akan menenggelamkan bahagiaku?'

Lelaki itu menolah dan tersenyum kearah gadisnya, membuat pikirang yang terbesit dikepala Zara tadi lenyap begitu saja.

'Gue yakin Zein sama lo. Lo nggak mungkin tega ngecewain gue'

Sesampainya di parkiran ternyata sudah ada kedua sahabat Zara dan Zein, sepertinya karena hubungan mereka dekat maka semua sahabat mereka juga saling menerima.

"Udah dapet yupinya Ra?". Tanya Eca

"Udah dong". Jawab Zara girang sambil menunjukkan kantong plastik yang ia pegang.

"Zein, nanti malem jadi kan?". Tanya Reno.

Zein mengangguk, lalu berjalan menuju mobilnya dan diekori oleh Zara.

"Emang mau kemana?". Tanya Zara.

"Biasa, kumpul doang".

Zara mengangguk kemudian masuk ke mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Zein. "Gue duluan ya". Ujar Zara kepada sahabatnya.

"Iya hati-hati Ra". Jawab mereka serempak.

Setelah mobil Zein keluar dari parkiran, keheningan sempat tercipta diantara mereka berempat. Namun Salsa mengode Eca dengan menyenggol lengannya untuk melakukan rencana yang mereka susun sebelum ke parkiran

"Serius nih?". Bisik Eca

"Serius lah, cepetan keburu pergi". Bisik Salsa.

'Aduhh kenapa tiba-tiba perut gue mules gini, pasti kalo deg-deg an kek gini gue. Tahan Sa, tahan'

"Eh gue duluan ya, soalnya gue ada urusan mendadak. Gue jadi bawa mobil lo ya Sal". Ujar Eca.

"Iya bawa aja, kuncinya kan udah lo bawa juga". Jawab Salsa.

Eca mengangguk lalu melangkah menuju mobil Salsa. "Eh iya, lo pulangnya gimana dong?"

"Gue nanti gampang lah. Ngga usah dipikirin". Ujar Salsa sambil sesekali melirik kearah Victor.

"Vic, lo bisa ngga anter Salsa pulang?. Kasihan kan kalau dia pulang naik angkutan". Ujar Eca.

Victor menegakkan tubuhnya, tangannya masiih tetap disaku celananya. "Sorry bukannya gue ngga mau, tapi gue nggak bisa. Gue ada urusan juga".

Reno yang mendengar itu terkekeh pelan. "Pasti dia nggak mau kehabisan novel seriesnya itu". Gumamnya. Lelaki itu melihat kekecewaan diraut wajah gadisnya.

Eh, salah. Salsa maksudnya. :)

"Yaudah, lo bareng gue aja". Ajak Reno. Eca dan Salsa langsung bertatapan, ini diluar rencana mereka. Sepertinya usaha untuk mendekati Victor gagal lagi kali ini. Saat Salsa menoleh kearah Victor, lelaki itu mengangguk dan langsung berjalan ke mobilnya.

"Gue duluan". Ujar Victor

"Jangan lupa nanti malem". Ujar Reno yang dijawab anggukan oleh Victor.

Eca yang langsung mendapat tatapan dari Salsa dan Reno langsung berpamitan dan bergegas pergi, daripada dia harus mengikuti rencana dari Salsa lagi. Sebenarnya Salsa malas harus pulang bersama Reno, tapi ya sudahlah.

'Nggapapa deh gue pulang bareng Reno, masih ada banyak waktu buat gue deketin Victor. Gue ngga akan nyerah'

                Disepanjang jalan hanya keheningan yang tercipta diantara mereka berdua, meski mereka sesekali melirik satu sama lain. Ketika pandangan mereka bertemu, Salsa langsung mengalihkan pandangannya.

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang