Maaf, Ra
- Zein Alaska -
Mentari sudah sedari tadi menampakkan sinarnya, bersamaan dengan semua orang yang memulai aktivitas mereka di pagi yang cerah ini. Sedari tadi hanya terdengar deringan sendok di ruang makan rumah Zein, semua diam sembari menikmati makanan mereka.
"Dimana Raya?" tanya Papa Zein setelah menelan makanannya.
Mama Zein menoleh kearah pintu kamar Raya yang masih tertutup sedari tadi, "Kamu nggak ajak Raya turun Zein?"
"Zein bukan pelayannya dia Mah, lagi pula di udah gede kan? Jangan terlalu dimanja," jawab Zein kesal.
"ZEIN! Pelankan omong kosong kamu itu, dia itu tunangan kamu Zein," ujar Papa Zein geram. Zein menoleh kearah Mamanya, tentu saja Mamanya itu akan selalu ada dipihak sang Papa. Zein mendengus kesal kemudian menyudahi sarapannya dan menyusul Raya ke kamarnya.
'Klek'
'Hueekk'
Zein langsung pergi ke kamar mandi setelah mendengar suara itu, terlihat Raya sedang berada didepan wastafel dengan muka sembabnya. Gadis itu menoleh menunjukkan kerapuhannya, wajah pucat dengan manik mata yang terlihat sendu.
"Ray, Mual lagi?"
Raya mengangguk kemudian berkumur sebentar dan berjalan melalui Zein. Gadis itu pergi ke ranjangnya dan duduk disana sembari meneguk minuman yang tersedia dinakasnya.
Zein terduduk didepan Raya, meraih kedua jemari itu dan menggenggamnya. Mendongak kearah Raya yang selalu menerbitkan senyum diwajah pucatnya.
"Aku nggak kenapa-kenapa Zein, aku kuat kok," ujar Raya sembari membelai lembut punggung tangan Zein. Perkataan Raya membuat Zein tersenyum samar dan beranjak untuk merengkuh gadis rapuh itu.
"Aku akan sembuh Zein, kan ada kamu disisi aku. Aku nggak takut." Raya mengeratkan pelukannya, rasanya sangat nyaman ada diposisi seperti ini.
"Zein."
"Soal waktu itu aku mau kita nikah secepatnya itu nggak main-main," ujar Raya pelan. Gadis itu merasa Zein menegang dan hendak melepas pelukannya, namun dengan cepat Raya menahan hal itu.
"Aku bercanda sayang, aku bakal nunggu kamu siap" ujar Raya sembari menepuk punggung Zein pelan.
Zein langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum canggung, ia menoleh kearah sarapan yang sepertinya tidak disentuh oleh Raya sama sekali.
"Lo sarapan dulu ya, habis itu minum obat terus istirahat," ujar Zein sembari mengambil makanan itu dan memberikan kepada Raya.
Gadis itu menggeleng kuat dan mengerucutkan bibirnya, "Mau makan, tapi disuapin sama kamu."
"Gue mau sekolah Ray," ujar Zein setelah menghela napasnya panjang. Namun Raya masih bersikukuh dengan pendiriannya, gadis itu masih menggelengkan kepalanya.
Zein menatap jam tangan yang melingkar manis ditangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB dan seharusnya dia sudah berangkat ke rumah Zara sekarang.
"Gue nggak bisa, gue harus berangkat sekarang." Baru ingin beranjak, Raya menunjukkan wajah kekecewaannya. Matanya yang sembab dan banyak mual membuat gadis itu terlihat menyedihkan. Zein tidak mungkin tega melihatnya.
"Gue suapin, tapi lo habis itu istirahat ya," ujar Zein dan langsung dijawab dengan anggukan bahagia oleh Raya. Zein menghela napas kemudian mengambil hpnya di tas, mencari kontak Zara di aplikasi warna hijau itu.
______________________________________
Zaraa
Online
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeinara
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] -Kalau yupimu hilang, mungkin Zara pelakunya :') - _Dua rasa dihalaman yang berbeda, memaksa bersama justru menghancurkan semuanya_ Tentang manusia dengan kebahagiaan yang tertunda.. . Tentang Zein Alaska dengan segala rahasian...