17 - Luka

179 129 126
                                    

Haii haii haiii
Selamat datang
Dan
Happy Reading ya❤️
.
.
.

Zara tersenyum kala melihat Zein menatap senang kearahnya karena ia berhasil memenangkan lomba dengan kelas gadis itu hari ini. Gadis itu yakin, Zein sangat senang karena bisa mengalahkan tim Alden.

Sesuai janji Zein, jika ia menang maka Zara harus merelakan waktunya seharian ini bersamanya.

Semua bersorak riuh, terutama para fans berat lelaki itu. Awalnya Zara memang kesal tetapi lama-lama juga terbiasa, asalkan tidak ada Shelin disini.

"Gila, ayang gue ganteng banget" ujar Salsa heboh saat melihat Victor mengusap peluh keringat diwajahnya.

"Huh masih nggak mau nyerah ni anak" gumam Eca.

"Namanya juga cinta, sesakit dan secapek apapun juga bakal tetep diperjuangin"

"Iya deh iya" ujar Eca, percuma berdebat dengan Salsa.

Zara terkekeh melihat tingkah mereka berdua, ia kembali menatap lapangan. Namun kali ini pandangannya tidak mengarah pada Zein, tetapi pada lelaki yang sedang duduk sembari minum air disamping Zein.

'Gue harap lo bisa nerima sifat sikapnya Salsa Vic'

"Eh, gue mau ke toilet bentar ya" ujar Zara. Gadis itu segera beranjak dan meninggalkan lapangan. Koridor terlihat sepi karena memang semua orang menyaksikan lomba.

"Shelin" panggil Zara, ia melihat gadis itu sedang duduk sendirian di depan kelas sembari memainkan ponselnya.

"Tumben lo nggak agresif sama Zein, apalagi dia lagi main basket" ujar Zara.

"Gue capek, Ra" jawab Shelin tanpa mau menatapnya. Zara menaikkan sebelah alisnya kemudian duduk disamping Shelin. Jika ada orang yang melihatnya pasti sudah merasa heran karena mereka bisa duduk sebelahan, melihat dari kebiasaan mereka yang sering bertengkar.

Shelin menoleh, ia tersenyum kemudian menunduk lagi. Zara tersentak, sepertinya ini pertama kalinya Shelin tersenyum padanya. Karena selama 2 tahun ini hubungan mereka memang tidak pernah baik-baik saja.

"Gue udah nggak mau merjuangin Zein lagi. Gue nggak akan ganggu Lo lagi Ra" ujar Shelin. Sementara Zara, ia masih terdiam menatap gadis itu.

"Bener kata seseorang. Sejauh apapun gue berusaha buat rebut Zein dari lo, itu malah jatuhin harga diri gue sendiri" imbuhnya.

"Gue juga pengen bahagia Ra, gue pengen ngerasain gimana sih rasanya diperhatiin. Gue juga mau ngerasain gimana rasanya diperjuangin dan dilindungi"

Zara mengangguk, memang Shelin terlihat berbeda hari ini. Tapi bagaimana dia bisa berubah secepat itu?. Selama dua tahun ini Shelin sama sekali tidak memperdulikan apapun yang membuatnya jauh dari Zein.

"Bagus kalau lo sadar" ujar Zara.

"Tenang aja, gue nggak akan ganggu lo lagi Ra."

'Hm, sulit untuk dipercaya'

Shelin beranjak, ia tersenyum kepada Zara kemudian melangkah meninggalkan gadis itu.

"Shelin, siapa yang lo maksud tadi?" tanya Zara.

"Seseorang yang ingetin gue tentang harga diri dan kehormatan" jawab Shelin.

"Siapa?"

"Lo akan tau nanti" ujar Shelin kemudian kembali melangkah meninggalkan tempat itu.

Eca dan Salsa langsung bergegas mendekati Zara yang sedang duduk disana, mereka khawatir karena berpapasan dengan Shelin tadi.

"Ra, lo kenapa?" tanya Eca.

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang