Bagaimana jika seandainya aku mencintaimu?
- Zara Imelda -
.
.Zein menghela napas setelah turun dari mobilnya, setelah mendapat izin untuk masuk ke sekolah meski harus mendapat banyak Omelan dari Pak Bambang. Lelaki itu berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya.
Zein sedikit memperlambat langkahnya saat melihat seorang lelaki didepannya bersama Bu Marni, postur tubuh lelaki itu sangat familiar bagi Zein. Tepat saat lelaki itu menoleh kearah samping, jantung Zein serasa berhenti berdetak.
"IPANG," panggil Zein, membuat sang pemilik nama itu langsung menoleh kearahnya. Begitu juga dengan Bu Marni yang langsung menatap Zein dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Zein." Ipan langsung mendekat kearah Zein dan memeluknya erat. Melepas kerinduan mereka setelah satu tahun berlalu.
"Pang, kok lo bisa-"
"ZEIN ALASKA! Kamu telat lagi ya? Sudah berapa kali ibu bilang untuk nggak telat datang ke sekolah! Ngeyel banget kamu ini," kesal Bu Marni sembari membenarkan kacamatanya.
"Kamu nggak bosen ya dihukum terus sama saya? Saya aja bosen hukum kamu terus tiap minggu."
Zein tersenyum kemudian merapikan rambutnya, "Makanya Bu, jangan hukum saya. Siapa yang bosen? Ibu sendiri kan?"
"Kamu ini bener-bener suka bikin saya naik darah, tapi saya lagi males ribut sama kamu. Ini anterin temen baru kamu ke kelas," ujar Bu Marni kemudian segera meninggalkan mereka berdua karena harus mengajar di kelas lain.
Sepeninggal Bu Marni, Ipang langsung merangkul pundak Zein dan menepuknya.
"Apa kabar lo?"
"Gue baik Pang, lo gimana?"
"Seperti yang lo lihat bro, fisik gue selalu kuat dan lo pun tau itu. Tapi kalo hati gue, udah hancur lama," ujar Ipang sembari menatap Zein memberikan arti sesuatu dan Zein mengerti akan hal itu.
Keheningan tercipta sebentar diantara mereka sampai Ipang merangkul Zein dan tertawa, akhirnya Zein pun ikut tertawa dan mengajak Ipang ke kelasnya.
"IPANG!"
Victor dan Reno berantusias saat melihat teman lamanya kini ada dihadapannya, sudah lama tidak bertemu semenjak kejadian itu. Ipang langsung tersenyum kearah mereka dan bergaya dengan menepuk dadanya.
"Zein kamu telat lagi ya, apa kamu itu-"
"Tadi saya udah disuruh ke kelas sama Bu Marni, sekalian ngajak anak baru ini ke kelas Bu," ujar Zein menjelaskan dengan malas.
Bu Endang memutar bola matanya malas dan akhirnya mempersilahkan Zein untuk duduk ditempatnya.
"Perkenalkan nama saya Ivan Devantara, saya dari tadi pagi sudah disini. Saya berharap semua teman-teman bisa menerima kehadiran saya. Kalau nggak terima, pintu keluar ada disebelah sana."
Perkataan Ipang langsung mendapat sorakan dari seisi kelas, namun ketiga sahabatnya hanya menggelengkan kepala mereka karena sudah terbiasa dengan kerandoman Ipang.
"Sabar ya semua, tanda tangannya bisa nanti aja ya," ujar Ipang sembari memberikan mereka kecupan jauh.
Sementara itu Reno sedikit membungkukkan badannya dan mendekat kearah Zein dan Victor yang duduk didepannya, "Gue kira Ipang udah berubah."
"Makin gila," bisik Zein pelan.
"Sudah diam semua, Ipang ada yang mau kamu sampaikan lagi? Atau ada yang mau bertanya?"
"Ipang, lo udah punya cewek belum?" tanya Rere yang merupakan cewek centil di kelas itu.
"Belum, aman. Ntar wa ya cantik," ujar Ipang sembari mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeinara
Любовные романы[FOLLOW SEBELUM BACA] -Kalau yupimu hilang, mungkin Zara pelakunya :') - _Dua rasa dihalaman yang berbeda, memaksa bersama justru menghancurkan semuanya_ Tentang manusia dengan kebahagiaan yang tertunda.. . Tentang Zein Alaska dengan segala rahasian...