24 - Rasa dan Rahasia

111 56 113
                                    

Aku memang tidak pernah membicarakannya, tapi akulah yang paling merasakan sakitnya
-Zein Alaska-


Entah mengapa kejadian tadi pagi masih mengusik pikiran Salsa, ia tak henti memikirkan bagaimana perasaan Reno saat ini. Salsa sadar bahwa seharusnya ia tak lagi memikirkannya, tapi entahlah. Terkadang berbeda jika hati yang sudah berbicara. Malam ini Salsa memutuskan untuk menginap di rumah Zara, setidaknya ia bisa mengalihkan perhatiannya untuk saat ini.

"Ish Zara gue bosen" keluh Salsa yang sedari tadi hanya menonton tayangan si kembar di televisi, ia menopang kan dagunya di bantal kemudian menoleh kearah Zara yang sedang membaca buku diatas kasurnya. Tentu dengan memakan yupi yang selalu menjadi kewajiban dalam hidupnya.

"Zara ih, gue dicuekin mulu" kesal Salsa.

"Apa Sal? Lo juga disuruh curhat dari tadi nggak mau, terus gue harus gimana?" tanya Zara lembut.

'Iya sih, sebenernya gue mau cerita. Tapi malu'

Salsa beranjak dari duduknya kemudian menyusul Zara yang sedang rebahan diatas kasur, tanpa permisi gadis itu langsung mengambil yupi Zara satu dan memakannya.

"Ih yupi gue"

"Yaelah minta satu doang neng" ujar Salsa kemudian tidur disamping Zara dan menatap langit-langit kamar itu. Sesekali menoleh kearah Zara yang masih sibuk dengan dunia fiksinya.

"Ra gue nggak tenang rasanya," keluh Salsa.

"Makanya sholat, perbanyak tuh ibadah lo"

"Enak aja, gue gini-gini juga sholat ya," jawab Salsa tak terima.

"Iya-iya," ujar Zara kemudian terkekeh pelan, kembali pada dunia fiksinya.

"Oh iya, kok lo nggak ngajak Eca sekalian kesini?" tanya Zara.

Salsa menghela napas pelan, "Lo lupa ya kalo Eca itu udah kayak Rapunzel, dia mana boleh keluar rumah malem-malem gini"

"Iya juga ya, susah sih. Kita aja jarang bertiga. Eh gue telpon ya si Eca," ujar Zara kemudian mengambil hp nya di nakas.

Zara termenung sebentar, tidak ada notifikasi satu pun dari Zein. Tidak seperti biasanya. Tapi Zein baru saja online, tapi tidak ada satu pun pesan masuk dari Zein untuknya.

'Zein lagi apa ya? Apa sesibuk itu sampai nggak sempet bales chat gue?'

"Kenapa Ra?"

"Hm? Enggak kok. Nggak apa-apa" jawab Zara kemudian langsung mencari kontak Eca dan menelponnya.

"Video call aja Ra" ujar Salsa yang mendapat anggukan dari Zara. Tak perlu menunggu waktu lama, mereka sudah terhubung dengan Eca.

"Masya Allah ukhti, lagi ngapain?" tanya Salsa karena melihat Eca yang mengenakan mukenanya.

"Apa sih anjir, diem ya lo" ujar Eca pelan. Gadis itu tampak berdiri kemudian menutup pintu kamarnya pelan.

"Harusnya lo ikut kesini juga Ca, biar gue nggak pusing ngadepin Salsa sendirian" ujar Zara dan mendapat pukulan pelan dari Salsa.

"Ngeselin lo"

Eca tertawa pelan, menutup mulutnya agar tidak terdengar dari luar "Aa gue juga mau nginep disana. Tapi kalian tau kan orang tua gue tuh gimana?"

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang