Menyakitkan memang,
Saat justru dilemahkan oleh orang yang seharusnya menguatkan-Zein Alaska-
Saat ini Zein dan Zara sedang di toko buku mencari novel yang diincar oleh Zara, gadis itu terlihat serius mencari buku yang dia inginkan. Sementara Zein berjalan menyusuri rak buku yang tertata rapi disana, ia tersenyum simpul saat melihat salah satu buku di rak atas itu.
Zein langsung mengambil buku dan berjalan menghampiri Zara yang sedang tersenyum karena menemukan novel yang ia cari.
"Udah ketemu?" tanya Zein.
"Udah, nih" jawab Zara senang sembari memperlihatkan bukunya. Zein menarik satu sudut bibirnya lalu memberi buku yang ia bawa tadi, ia berjalan mendahului Zara yang terpaku disana.
"Ayo bayar" ajak Zein.
Bukannya langsung membuntuti Zein, gadis itu justru masih diam dan menatap buku yang diberikan Zein tadi. Zara menggigit bibir bawahnya menahan senyum, seorang Zein yang dulu sangat dingin dan seenak jidat mengklaim dirinya sekarang bisa semanis ini.
"Istri Yang Baik" ujar Zara membaca judul buku itu. Setelah mengatur nafas dan menetralkan kegugupannya, Zara berjalan menyusul Zein dan segera membayar buku yang ia beli.
Gadis itu tak henti tersenyum sepanjang jalan mereka menyusuri trotoar menuju mobil. Apalagi Zein yang terkadang melirik gadis itu sekilas membuat ribuan kupu-kupu menggelitik perut Zara.
"Zein" panggil Zara.
"Kenapa, hm?"
"Jangan ngeliatin gitu ih, biasa aja" akhirnya perkataan itu keluar juga dari bibir Zara, ia sangat tak tahan dengan tatapan Zein saat ini. Namun bukanlah Zein jika tidak mengambil kesempatan ini untuk mengganggu gadisnya.
Zein semakin menatap Zara intens, membuat gadis itu terpaku dengan tatapannya dan semakin melangkah mundur. Zara tersentak saat ia ternyata sudah bersandar di mobil Zein, ia sudah tidak bisa menghindar. Apalagi Zein yang mengunci pergerakan dengan kedua tangannya.
"Z-Zein, a-aku.." tenggorokan Zara terasa tercekat saat Zein menatapnya dalam, terlebih saat jemari lelaki itu menyingkirkan anak rambut Zara dan mengaitkan ketelinganya.
Dengan perlahan Zein memejamkan matanya dan tersenyum, hal itu membuat jantung Zara bekerja dua kali lebih cepat.
'Kenapa Zein merem sih?! Jangan-jangan gue'
Ketika Zein masih tetap memejamkan matanya dan sedikit memajukan wajahnya, Zara justru melototkan matanya dengan tangan yang sudah bersedia mengantisipasi.
"Z-Zein, kamu mau-"
"Lo cantik" ujar Zein masih setia memejamkan matanya.
'Hah?'
Zein terkekeh pelan saat membuka matanya, melihat Zara yang sedang menatapnya bingung. Bahkan bibir gadis itu sedikit terbuka membuat Zein mengangkat sedikit dagu Zara agar tertutup.
"Ish, apa sih"
"Serius, lo cantik" jawab Zein sembari tersenyum.
"Tapi kalau gue merem" lanjut lelaki itu diakhiri dengan tawanya. Sebenarnya Zara saat ingin melihat tawa Zein yang jarang terlihat, namun gadis itu lebih memilih mengalihkan pandangannya karena kesal.
"Nyebelin. Iya-iya gue nggak cantik. Yang paling cantik kan si onoh" ujar Zara kesal.
Zein menaikkan sebelah alisnya, "Gue?"
"A-aku maksudnya, aku nggak cantik. Yang cantik kan si Shelin itu" jawab Zara tanpa berniat menatap Zein sedikitpun.
Zein tersenyum, melihat Zara yang sedang mengerucutkan bibirnya sebal terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeinara
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] -Kalau yupimu hilang, mungkin Zara pelakunya :') - _Dua rasa dihalaman yang berbeda, memaksa bersama justru menghancurkan semuanya_ Tentang manusia dengan kebahagiaan yang tertunda.. . Tentang Zein Alaska dengan segala rahasian...