19 - Sekolah

135 91 117
                                    

Warning (!)
Kalau baca ini, jangan bawa yupi. Ntar diambil Zara loh :')

Apa yang telah kau lakukan?
Kau membuatku mencintaimu dengan begitu mudahnya.

-Zara Imelda-
.

-Mobil Zein-

Seperti biasa Zein dan Zara kini perjalanan pergi ke sekolah, jemari Zein yang sebelumnya tertaut dengan jemari Zara kini terlepas. Gadis itu sibuk menggeledah tasnya seperti sedang mencari sesuatu.

Namun setelah beberapa menit kemudian, Zara masih terus mengecek isi dalam tasnya sembari sesekali berdecak kesal.

"Nyari apa?" tanya Zein.

"Mana sih" gumam Zara tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu. Ia mengerucutkan bibirnya sebal kemudian melirik kearah Zein yang kembali fokus ke jalanan.

"Zein" panggil Zara.

"Hm, kenapa?".

"Ada yang ketinggalan" ujar Zara pelan. Mendengar hal itu Zein langsung menepikan mobilnya dan berhenti, ia tidak mau jika tugas Zara ketinggalan pagi ini terlebih karena ada pelajaran Bu Endang di jam pertama.

"Tugas apa yang ketinggalan?" tanya Zein.

"Bukan tugas Zein" jawab Zara kesal.

"Terus?"

"Yupi aku" jawab Zara. Mendengar hal itu membuat Zein memijat pelipisnya, ia sudah cukup panik karena takut akan tugas yang tertinggal.

Tetapi ini adalah Zara, yupi termasuk bagian yang penting dalam hidupnya.
Pembaca ini pun tahu itu.

:)

"Terus gimana? mau balik?" tanya Zein.

Zara menggeleng, "Nggak usah deh, nanti aku beli aja di kantin"

Zein tersenyum kemudian mengacak rambut Zara gemas.

"Zein, ih berantakan nanti" ujar Zara kesal tapi Zein malah tertawa. Tiba-tiba Zein terdiam saat sadar akan sesuatu.

"Zara" panggil Zein.

"Kenapa Zein?" tanya Zara, tatapan Zein mulai tak menyenangkan. Lelaki itu segera mengambil tisu dan memberikannya pada Zara.

"Buat ap-"

"Hapus lipstiknya, tebel banget. Itu mau sekolah apa mau godain cowok" cibir Zein.

Zara segera mengambil tisu itu dan mencari kaca didalam tasnya, sebelum membersihkan ia menoleh kearah Zein sebentar.

"Apa? mau gue yang bersihin?" tanya Zein.

Zara menerjapkan matanya, ia menggeleng cepat kemudian mengalihkan pandangannya ke kaca. Zein mendekat ke telinga Zara kemudian berbisik.

"Tinggal pilih, mau pake tisu atau pake bibir" bisik Zein.

"Zein!! Aku tabok nih"

Zein terkekeh pelan lalu membenarkan posisi duduknya, ia mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan yang padat.

• • •

-Kelas Zein-

Seisi kelas malas jika sudah seperti ini. Bu Marni sudah menuliskan banyak catatan di papan tulis tetapi tidak ada yang bisa membacanya. Hanya beberapa orang yang mengerti tulisannya, itu pun yang duduknya bagian paling depan.

Sementara Zein dan yang lainnya hanya diam sembari menatap tulisan itu. Apalagi Reno yang duduk dibelakangnya, semakin jauh dari papan tulis

"Itu tulisan apa gambaran rumput gue waktu kecil dulu. Bentuknya sama" gumam Reno.

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang