-Mobil-Dari tadi Zein masih tidak bersuara, membuat Zara juga merasa canggung. Terlihat kemarahan yang tercetak jelas dari raut wajah Zein saat ini. Bahkan lelaki itu sama sekali tidak menoleh kearah gadisnya sedikitpun.
'Kok Zein ngga bentak atau marahin gue ya?. Lebih serem kalo dia cuma diem gini'
Zara memainkan jarinya di seatbelt dan sesekali menoleh kearah Zein yang masih tetap menatap lurus kedepan. Jujur, meski Zara takut kalau Zein meluapkan amarahnya tapi ia lebih takut kalau Zein diam seperti ini.
Tak terasa mobil Zein sudah berhenti didepan rumah Zara, namun mereka masih diam. Sangat canggung dalam keadaan seperti itu.'Ayo Zara, lo pasti bisa'
"Ehm.. Zein. Kamu marah ya? Aku minta maaf".
"..."
"Zein, jangan diem doang dong!. Mending kamu marah-marah kayak biasanya". Ujar Zara tak sabar.
Ia menatap Zein lekat, namun Zein masih tetap pada pendiriannya. Tidak menoleh kearah Zara sedikitpun.
"Zein". Panggil Zara, gadis itu menggoyang-goyangkan lengan Zein dan menarik pelan jaketnya.
Zein mendengus pelan, kemudian ia baru memulai membuka suara.
"Lo lebih suka liat gue marah dan nggak bisa kontrol emosi?". Tanya Zein tajam.
'Yaampun jantung gue kenceng banget, pliss gue takut beneran'.
"Ayo jawab?!". Ulang Zein dengan suara yang naik satu oktaf.
Zara menggeleng cepat, rasanya kelu untuk menjawab perkataan Zein dalam keadaan seperti ini. Gadis itu memejamkan matanya erat.
"Maaf". Cicit Zara pelan.
"Aku nggak akan ngulangin lagi".
Zein menghela napas kasar, ia memijit pelipisnya pelan. Memejamkan matanya sejenak, berusaha menahan kuat emosinya agar tidak keluar.
"Lo selalu ngomong gitu, tapi ngga pernah bisa lo lakuin". Ujar Zein.
Zara semakin menunduk, lebih baik ia diam. Karena menjelaskan hanya akan memperumit keadaan, dan Zein tidak akan mau mendengarkan penjelasannya.
"Maaf". Ujar Zara lirih.
"Turun, udah malem". Jawab Zein tanpa menoleh kearah gadis itu.
"Maafin duluu".
"Turun".
"Maafin"
"Turun Zara, sekarang!".
"Nggak mau sebelum kamu maafin".
"..."
"Aku minta maaf, ya?. Dimaafin kan??"
"Hm". Jawab Zein.
Zara tersenyum senang mendengar jawaban Zein. Meski hanya deheman tapi setidaknya Zein mau mendengarkannya.
" Nah gitu dong, kan makin ganteng". Ujar Zara sambil mencubit pipi Zein gemas. Zein membuang muka kearah luar jendela, mengulum senyum.
Gadis itu segera turun dari mobil dan berjalan kearah gerbang rumahnya.
"Aku masuk ya, kamu hati-hati". Zara segera masuk setelah Zein mengangguk. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Zein yang mulai jauh.
• • •
-Rumah Reno-
Reno dan Salsa sudah tiba didepan rumah lelaki itu sekitar 2 menit yang lalu. Tapi mereka masih tak beranjak dari dalam mobil. Melihat Salsa yang tertidur pulas membuat Reno tadi tak tega membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeinara
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] -Kalau yupimu hilang, mungkin Zara pelakunya :') - _Dua rasa dihalaman yang berbeda, memaksa bersama justru menghancurkan semuanya_ Tentang manusia dengan kebahagiaan yang tertunda.. . Tentang Zein Alaska dengan segala rahasian...