Sebelas

1.2K 103 0
                                        

"Halo twin! Mau pergi jalan-jalan tidak?"

Lucas masuk begitu saja ke ruangan Yuta. Beberapa menit yang lalu ia sempat berpapasan dengan Yuta di lobby kantor. Lucas meminta izin kepada Yuta untuk mengajak si kembar untuk bermain di luar sembari mencari makan siang, tentu saja diizinkan oleh sang ayah.

Lucas menempatkan dirinya di sebelah Renjun, tangannya dibawa untuk mengusak pelan rambut Renjun.

"Uncle diam! Gambar Injun jadi jelek nanti."

Lucas tertawa mendengar suara Renjun yang menurutnya sangat lucu. Matanya mengedar untuk mencari sosok mungil yang lain, sejak tadi ia tak melihat Jaemin. Pandangannya terhenti di sudut ruangan yang terdapat meja kecil dengan laptop di atasnya.

Itu bukan laptop Yuta.

Suara pintu terbuka membuat Lucas mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Winwin masuk ke dalam dengan Jaemin di gendongannya.

Ah sekarang Lucas tau siapa pemilik laptop berwarna silver itu.

"Lucas?"

"Iya. Lo kok nggak ikut rapat sama Bang Yuta?"

Winwin mengangkat bahunya acuh, ia berjalan mendekati Lucas dan Renjun yang sedang duduk di bawah sofa.

Oke, Lucas paham.

Kakak tingkatnya itu menjadi aneh saat Winwin mulai bekerja dengannya. Yang dulunya selalu mengeluh dengan Lucas karena tidak ada sekretaris yang membantu mengurus pekerjaan, justru sekarang menolak jika sekretarisnya menawarkan bantuan. Lucas tau jika Yuta selalu menolak bantuan Winwin, Winwin yang memberi tahunya.

"Besok Bang Yuta ada jadwal ke Bandung kan? Lo ikut?"

Winwin menggeleng, ia masih sibuk bermain dengan si kembar.

"Gue mau ajak ini upin ipin keluar, tadi udah dapet izin dari ayah mereka."

"Iya, jangan jauh-jauh."

Mendengat jawaban Winwin, Lucas segera menggendong kedua bocah itu, Renjun di kiri dan Jaemin di kanan. Ketiganya keluar dari ruangan luas itu dengan si kembar yang tidak berhenti tertawa sebab Lucas yang terus menerus mencium pipi gembul mereka.

Winwin menatap punggung lebar Lucas yang mulai menghilang dari pandangannya. Sekarang ia sendirian di ruangan seluas ini. Winwin bosan, Yuta hanya memberinya beberapa berkas yang harus diperbaiki dan ia sudah menyelesaikannya.

Apa yang harus dirinya lakukan sekarang?

Winwin menatap sekelilingnya. Ia sadar akan sesuatu, ruangan ini terlihat sedikit berantakan. Mainan di mana-mana, tumpukan kertas tidak hanya ada di meja Yuta, serta kaleng kopi instan yang tersusun layaknya piramida di tempat sampah. Padahal cleaning service rajin membersihkan ruangan Yuta, tapi tumpukan kaleng itu seperti tidak ada habisnya.

Winwin penasaran, berapa kaleng kopi yang atasannya ini habiskan setiap harinya?

Kemarin Winwin hanya melihat tiga kaleng kopi di tempat sampah, tapi sekarang sudah bertambah menjadi delapan. Entah kapan atasannya itu minum kopi.

Winwin kembali ke ruangannya. Ia menekan nomor pada telepon kantor yang menghubungkan ke tempat di mana semua cleaning service berada. Meminta salah satu dari mereka untuk membuang kaleng-kaleng kopi bekas itu.

Selang beberapa menit setelah sambunga telepon itu terputus, Winwin mendengar suara pintu terbuka. Ia keluar dari ruangannya dan melihat seorang cleaning service membawa tempat sampah dari ruangan Yuta. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih sebelum pegawai itu meninggalkannya seorang diri.

Daddy's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang